Semarang (ANTARA) -
Saat tiba di bandara, Ganjar langsung menuju Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan menanyakan kronologi penumpang yang positif COVID-19 kepada tiga petugas jaga.
"Itu kemarin yang kasus positif bagaimana, proses validasinya seperti apa. Kenapa sampai gak ketahuan kalau dia positif COVID padahal kalau mau naik itu kan harus menunjukkan surat itu," tanya Ganjar.
Salah satu petugas KKP bernama Hevny menjawab bahwa proses validasi sebenarnya sudah diketahui bahwa penumpang itu positif COVID-19 dan dari pihak KKP sudah memberikan tanda dengan cara melingkari kartu positifnya itu.
Ganjar nampak tidak puas dengan jawaban itu dan kemudian menanyakan mengapa penumpang tidak ditahan di tempat itu untuk dilakukan penanganan selanjutnya setelah diketahui positif COVID-19.
Oleh petugas KKP, penumpang tersebut disarankan untuk isolasi mandiri dan tetap diizinkan melakukan penerbangan.
Baca juga: Penumpang positif COVID-19 lolos naik pesawat, Bandara Semarang perketat pemeriksaan
Menanggapi jawaban itu, Ganjar menyebut prosedur operasi standar yang dilakukan KKP salah karena seharusnya saat ada penumpang ketahuan positif COVID-19, maka penumpang itu harus ditahan di tempat itu serta tidak boleh ke mana-mana.
"Ini kan berarti dibiarkan, ada SOP yang menurut saya keliru dan saya minta diperbaiki. Jangan sampai terulang lagi, begitu ada penumpang yang positif, secara prosedur mesti 'auto-cancel' untuk proses berikutnya, ternyata ini tidak," katanya.
Proses yang terjadi, lanjut dia, masih manual sehingga meski orang tersebut telah direkomendasikan oleh KKP untuk pulang, namun tidak diikuti dengan tindakan berikutnya.
"Sehingga dia dilepas dan nekat melanjutkan perjalanan. Ternyata mungkin petugas berikutnya tidak teliti, maka saya minta ini diperbaiki, petugas harus diberi penjelasan lebih detail agar ini tidak terulang," ujarnya.
Baca juga: Bandara Semarang gunakan GeNose mulai akhir April 2021
Menurut Ganjar, pihak Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan KKP harus segera melakukan evaluasi dan kejadian serupa tidak boleh terulang karena membahayakan.
"KKP harus berada di garda terdepan untuk melakukan checking kesehatan. Kalau negatif silakan ke tahap selanjutnya, kalau positif pastikan tidak bisa ke mana-mana," tegasnya.
General Manager PT Angkasa Pura 1 Hardi Ariyanto mengatakan pihaknya saat ini sedang menggelar rapat terkait kejadian itu.
"Kami hari ini rapat untuk mengevaluasi kejadian itu. Kami siap memperbaiki SOP agar kasus serupa tidak kembali terjadi," katanya.
Seorang penumpang maskapai Citilink yang terbang dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang dengan tujuan Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Rabu (5/5) dinyatakan positif COVID-19.(LHP)
Baca juga: Kementerian PUPR bangun akses jalan dukung operasi Bandara Ahmad Yani
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan inspeksi mendadak ke Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Kota Semarang, Kamis, terkait dengan adanya seorang penumpang positif COVID-19 yang lolos terbang ke Bandara Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Saat tiba di bandara, Ganjar langsung menuju Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan menanyakan kronologi penumpang yang positif COVID-19 kepada tiga petugas jaga.
"Itu kemarin yang kasus positif bagaimana, proses validasinya seperti apa. Kenapa sampai gak ketahuan kalau dia positif COVID padahal kalau mau naik itu kan harus menunjukkan surat itu," tanya Ganjar.
Salah satu petugas KKP bernama Hevny menjawab bahwa proses validasi sebenarnya sudah diketahui bahwa penumpang itu positif COVID-19 dan dari pihak KKP sudah memberikan tanda dengan cara melingkari kartu positifnya itu.
Ganjar nampak tidak puas dengan jawaban itu dan kemudian menanyakan mengapa penumpang tidak ditahan di tempat itu untuk dilakukan penanganan selanjutnya setelah diketahui positif COVID-19.
Oleh petugas KKP, penumpang tersebut disarankan untuk isolasi mandiri dan tetap diizinkan melakukan penerbangan.
Baca juga: Penumpang positif COVID-19 lolos naik pesawat, Bandara Semarang perketat pemeriksaan
Menanggapi jawaban itu, Ganjar menyebut prosedur operasi standar yang dilakukan KKP salah karena seharusnya saat ada penumpang ketahuan positif COVID-19, maka penumpang itu harus ditahan di tempat itu serta tidak boleh ke mana-mana.
"Ini kan berarti dibiarkan, ada SOP yang menurut saya keliru dan saya minta diperbaiki. Jangan sampai terulang lagi, begitu ada penumpang yang positif, secara prosedur mesti 'auto-cancel' untuk proses berikutnya, ternyata ini tidak," katanya.
Proses yang terjadi, lanjut dia, masih manual sehingga meski orang tersebut telah direkomendasikan oleh KKP untuk pulang, namun tidak diikuti dengan tindakan berikutnya.
"Sehingga dia dilepas dan nekat melanjutkan perjalanan. Ternyata mungkin petugas berikutnya tidak teliti, maka saya minta ini diperbaiki, petugas harus diberi penjelasan lebih detail agar ini tidak terulang," ujarnya.
Baca juga: Bandara Semarang gunakan GeNose mulai akhir April 2021
Menurut Ganjar, pihak Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan KKP harus segera melakukan evaluasi dan kejadian serupa tidak boleh terulang karena membahayakan.
"KKP harus berada di garda terdepan untuk melakukan checking kesehatan. Kalau negatif silakan ke tahap selanjutnya, kalau positif pastikan tidak bisa ke mana-mana," tegasnya.
General Manager PT Angkasa Pura 1 Hardi Ariyanto mengatakan pihaknya saat ini sedang menggelar rapat terkait kejadian itu.
"Kami hari ini rapat untuk mengevaluasi kejadian itu. Kami siap memperbaiki SOP agar kasus serupa tidak kembali terjadi," katanya.
Seorang penumpang maskapai Citilink yang terbang dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang dengan tujuan Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Rabu (5/5) dinyatakan positif COVID-19.(LHP)
Baca juga: Kementerian PUPR bangun akses jalan dukung operasi Bandara Ahmad Yani