Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, meminta masyarakat tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan meski kasus COVID-19 di daerah ini pertambahannya mulai melandai.
"Kami meminta prokes ketat tetap dijalankan dan jangan lengah meski kasus COVID-19 di daerah ini mulai melandai," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, di Boyolali, Senin.
Menurut Ratri, kasus COVID-19 di Kabupaten Boyolali hingga Minggu (2/5) malam, hanya bertambah empat kasus sehingga secara akumulasi menjadi 6.719 kasus. Tambahan empat kasus COVID-19 itu, semuanya kejadian baru.
Pasien COVID-19 yang masih dirawat di rumah sakit di Boyolali, ada 52 kasus dan yang menjalani isolasi mandiri ada 64 kasus atau sekitar 1,7 persen.
Jumlah pasien COVID-19 di Kabupaten Boyolali yang sudah dinyatakan sembuh hingga saat ini, cukup tinggi yakni 6.337 kasus atau sekitar 94.3 persen, dan meninggal dunia karena terkofirmasi positif ada 266 kasus atau sekitas empat persen.
Oleh karena itu, skoring Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) COVID-19 di Kabupaten Boyolali saat ini, 2,46 atau masuk zona risiko rendah atau warga kuning.
Ratri menjelaskan pasien COVID-19 asal Kabupaten Boyolali yang masih dirawat di rumah sakit terbanyak asal Kecamatan Sambi tujuh orang, Ampel dan Mojosongo masing-masing enam orang. Kecamatan Nogosari ada lima orang pasien dan Andong ada empat orang.
Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit asal Kecamatan Boyolali, Juwangi, Ngemplak, dan Simo masing-masing ada tiga orang. Banyudono, Gladagsari, Musuk, dan Sawit masing-masing ada dua orang pasien. Cepogo, Kemusu, Klego, dan Tamansari masing-masing satu pasien.
Namun, lima kecamatan lainnya yakni Teras, Wonosamodro, Wonosegoro, Selo dan Karanggede masing-masing zero atau tidak ada pasien yang dirawat karena COVID-19.
Kendati demikian, pihaknya meminta warga menerapkan protokol kesehatan, apalagi mendekati masa libur Lebaran. Warga diminta tetap memakai masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas. Sehingga, kasus COVID-19 di Boyolali dapat ditekan dan ekonomi mulai bergerak dan meningkat.
"Kami meminta prokes ketat tetap dijalankan dan jangan lengah meski kasus COVID-19 di daerah ini mulai melandai," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, di Boyolali, Senin.
Menurut Ratri, kasus COVID-19 di Kabupaten Boyolali hingga Minggu (2/5) malam, hanya bertambah empat kasus sehingga secara akumulasi menjadi 6.719 kasus. Tambahan empat kasus COVID-19 itu, semuanya kejadian baru.
Pasien COVID-19 yang masih dirawat di rumah sakit di Boyolali, ada 52 kasus dan yang menjalani isolasi mandiri ada 64 kasus atau sekitar 1,7 persen.
Jumlah pasien COVID-19 di Kabupaten Boyolali yang sudah dinyatakan sembuh hingga saat ini, cukup tinggi yakni 6.337 kasus atau sekitar 94.3 persen, dan meninggal dunia karena terkofirmasi positif ada 266 kasus atau sekitas empat persen.
Oleh karena itu, skoring Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) COVID-19 di Kabupaten Boyolali saat ini, 2,46 atau masuk zona risiko rendah atau warga kuning.
Ratri menjelaskan pasien COVID-19 asal Kabupaten Boyolali yang masih dirawat di rumah sakit terbanyak asal Kecamatan Sambi tujuh orang, Ampel dan Mojosongo masing-masing enam orang. Kecamatan Nogosari ada lima orang pasien dan Andong ada empat orang.
Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit asal Kecamatan Boyolali, Juwangi, Ngemplak, dan Simo masing-masing ada tiga orang. Banyudono, Gladagsari, Musuk, dan Sawit masing-masing ada dua orang pasien. Cepogo, Kemusu, Klego, dan Tamansari masing-masing satu pasien.
Namun, lima kecamatan lainnya yakni Teras, Wonosamodro, Wonosegoro, Selo dan Karanggede masing-masing zero atau tidak ada pasien yang dirawat karena COVID-19.
Kendati demikian, pihaknya meminta warga menerapkan protokol kesehatan, apalagi mendekati masa libur Lebaran. Warga diminta tetap memakai masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas. Sehingga, kasus COVID-19 di Boyolali dapat ditekan dan ekonomi mulai bergerak dan meningkat.