Purwokerto (ANTARA) - Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dituntut untuk peka terhadap berbagai permasalahan sosial, kata Ketua Umum IMM Kabupaten Banyumas Teguh Eko Prasetyo.
"Agenda kegiatan ini bertujuan untuk mengajak kader-kader IMM untuk peka terhadap berbagai macam permasalahan sosial dan menjadi pemecah di setiap permasalahan yang ada dalam kebangsaan," katanya di Purwokerto, Sabtu malam.
Teguh mengatakan hal itu saat kegiatan Refleksi Hari Buruh Internasional dan Doa Bersama Untuk Korban KRI Nanggala 402 yang digelar di depan kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Menurut dia, kegiatan yang digelar IMM Banyumas tersebut ditujukan untuk merefleksikan nasib buruh hari ini agar ke depannya lebih sejahtera karena banyk sekali praktik di lapangan yang merugikan kaum buruh.
"Kami menggelar kegiatan ini di depan kampus UMP karena lokasinya strategis dan banyak dilalui masyarakat, sehingga mampu menarik perhatian mereka dengan tetap menjalankan protokol kesehatan serta menjaga ketertiban lalu lintas," katanya.
Salah seorang immawan (sebutan bagi kader IMM, red.) yang turut berorasi dalam kegiatan itu, Abdul Syukron mengatakan aksi damai tersebut bukan untuk tuntutan tetapi lebih ke aksi solidaritas kader-kader IMM terhadap nasib buruh.
Baca juga: Ini yang dilakukan Mapala "Satria" UMP dalam memperingati Hari Bumi
Menurut dia, IMM Banyumas memberikan apresiasi terhadap perjuangan kaum buruh yang sampai saat ini mash berjuang dalam menyejahterakan rakyat.
"Semoga kaum buruh sejahtera untuk Indonesia," katanya.
Aksi damai tersebut diisi dengan penyalaan lilin bagai simbol berkabung terhadap kondisi buruh saat ini.
Selain orasi, kegiatan tersebut juga diisi dengan pembacaan puisi oleh immawati serta doa bersama untuk korban tenggelamnya KRI Nanggala 402.
Pada refleksi Malam hari ini ada simbolisasi lilin yang dinyalakan menandakan berkabungnya kondisi buruh saat ini dan dilanjutkan orasi, puisi oleh Immawati Doa Bersama Untuk Korban Kapal Selam KRI Nanggala 402 serta ditutup dengan aksi teatrikal oleh sejumlah kader IMM Banyumas. (IqbalAmin/IMMUmp)
Baca juga: Seorang penyandang disabilitas asal Banjarnegara resmi menjadi mahasiswa UMP
Baca juga: UMP jalin kerja sama dengan perguruan tinggi di Filipina
"Agenda kegiatan ini bertujuan untuk mengajak kader-kader IMM untuk peka terhadap berbagai macam permasalahan sosial dan menjadi pemecah di setiap permasalahan yang ada dalam kebangsaan," katanya di Purwokerto, Sabtu malam.
Teguh mengatakan hal itu saat kegiatan Refleksi Hari Buruh Internasional dan Doa Bersama Untuk Korban KRI Nanggala 402 yang digelar di depan kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Menurut dia, kegiatan yang digelar IMM Banyumas tersebut ditujukan untuk merefleksikan nasib buruh hari ini agar ke depannya lebih sejahtera karena banyk sekali praktik di lapangan yang merugikan kaum buruh.
"Kami menggelar kegiatan ini di depan kampus UMP karena lokasinya strategis dan banyak dilalui masyarakat, sehingga mampu menarik perhatian mereka dengan tetap menjalankan protokol kesehatan serta menjaga ketertiban lalu lintas," katanya.
Salah seorang immawan (sebutan bagi kader IMM, red.) yang turut berorasi dalam kegiatan itu, Abdul Syukron mengatakan aksi damai tersebut bukan untuk tuntutan tetapi lebih ke aksi solidaritas kader-kader IMM terhadap nasib buruh.
Baca juga: Ini yang dilakukan Mapala "Satria" UMP dalam memperingati Hari Bumi
Menurut dia, IMM Banyumas memberikan apresiasi terhadap perjuangan kaum buruh yang sampai saat ini mash berjuang dalam menyejahterakan rakyat.
"Semoga kaum buruh sejahtera untuk Indonesia," katanya.
Aksi damai tersebut diisi dengan penyalaan lilin bagai simbol berkabung terhadap kondisi buruh saat ini.
Selain orasi, kegiatan tersebut juga diisi dengan pembacaan puisi oleh immawati serta doa bersama untuk korban tenggelamnya KRI Nanggala 402.
Pada refleksi Malam hari ini ada simbolisasi lilin yang dinyalakan menandakan berkabungnya kondisi buruh saat ini dan dilanjutkan orasi, puisi oleh Immawati Doa Bersama Untuk Korban Kapal Selam KRI Nanggala 402 serta ditutup dengan aksi teatrikal oleh sejumlah kader IMM Banyumas. (IqbalAmin/IMMUmp)
Baca juga: Seorang penyandang disabilitas asal Banjarnegara resmi menjadi mahasiswa UMP
Baca juga: UMP jalin kerja sama dengan perguruan tinggi di Filipina