Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang terus mendorong pelaku ekonomi tetap bersemangat dan berjuang menghidupkan dan mengembangkan perekonomian daerah setempat di tengah pandemi COVID-19.

"Kota Magelang terkenal sebagai kota jasa, jadi perekonomian di sini tergantung dari banyaknya orang yang datang ke Magelang. Tapi, menjelang Lebaran ini, kita harus mengikuti keputusan pemerintah pusat bahwa tidak ada mudik dengan harapan tidak ada klaster (COVID-19, red.) baru," kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz dalam keterangan tertulis di Magelang, Sabtu.

Sebelum pandemi, kata dia, pertumbuhan ekonomi Kota Magelang rata-rata lima persen, namun sekarang minus 2,4 persen. 

Kelemahan Kota Magelang, kata dia dalam bicang wicara "Ketahanan Ekonomi Kota Magelang selama Pandemi" digelar Harian Jogja bekerja sama dengan JNE di Ruang Wali Kota Magelang, Jumat (30/4), minim lahan pertanian dan tidak adanya sektor kelautan. 

Di bidang pertanian, katanya dalam acara dengan narasumber lainnya Kepala Cabang JNE Magelang Bambang Kristiady dan Ketua Apindo Kota Magelang Eddy Sutrisno, pemkot mengembangkan sistem pertanian di perkotaan menggunakan pupuk organik.
 
Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan tentang prospek investasi di daerah setempat, termasuk di lahan bekas Magelang Theater dan rencana pembangunan "Rumah Kreatif".

Bambang Kristiady mengatakan sektor logistik menjadi salah satu yang diperbolehkan beroperasi di tengah pandemi. Jasa pengiriman barang sempat menurun di awal pandemi, namun saat ini sudah stabil.

"Pada Ramadhan dan mendekati Lebaran saat ini, ada larangan mudik, tentunya berimbas pada peningkatan kiriman 30 persen atau satu juta kiriman per hari secara nasional," katanya.

Edy Sutrisno mengungkapkan kehidupan pengusaha selalu menghadapi tantangan, di antaranya krisis ekonomi pada 1998, 2009, hingga pandemi pada 2020. 

Namun, katanya, insting berusaha dan mengembangkan usaha kalangan para pengusaha mengalami penguatan karena adanya tantangan.

"Pengusaha melihat tantangan sebagai peluang untuk inovasi. Adaptasi pengusaha di Kota Magelang ini sangat hebat, terutama UMKM yang menjadi penopang ekonomi sebesar 60 persen. Kita melihat UMKM memiliki 'struggle of life', kalau kepepet jadi pinter. Jadi, sektor UMKM Kota Magelang tidak terlalu berdampak," katanya.

Ia menyebutkan Kota Magelang unik karena memiliki sektor jasa, kuliner, dan "passing city" yang terlewati arus besar dari Semarang. Oleh karena itu, peluang di dunia bisnis di kota itu selalu terbuka. 

"Selain itu, karakter masyarakat Kota Magelang sangat luwes dan memiliki solidaritas tinggi. Dengan adanya solidaritas, kompetisi tidak mematikan usaha lain, tetapi berkolaborasi. Misal pendanaan, di Kota Magelang tersedia bagi orang-orang yang kreatif. Ada banyak bank, mereka lebih banyak membantu UMKM terutama retail, bukan ke perusahaan besar," katanya.

 

Pewarta : Hari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024