Semarang (ANTARA) - Pertamina kembali melakukan sosialisasi peluang usaha Pertashop dan kali ini kepada badan usaha milik desa (BUMDes) se-Jawa Tengah, dinas pemberdayaan masyarakat desa (Dispermades) setiap kabupaten di Jawa Tengah dan pemangku kepentingan lainnya.

Sosialisasi dilakukan secara virtual dalam diskusi energi bertajuk Strategi Pemerataan Energi melalui Pertashop yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah di Semarang, Kamis.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kesempatan tersebut menyampaikan dukungannya terhadap kehadiran Pertashop di tengah masyarakat karena sejalan dengan tujuan pemerintah dalam memeratakan energi dengan harga yang sama hingga ke pelosok.

"Salah satu mimpi Pak Presiden di mana seluruh Indonesia punya harga BBM yang sama, tentunya Pertashop bisa menjadi solusi yang legal dan baik untuk mewujudkannya. Melalui Pertashop dapat mendistribusikan kebutuhan bahan bakar yang lebih merata kepada masyarakat di pelosok pedesaan," kata Ganjar.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujarwanto dalam kesempatan tersebut mengatakan masih banyak kawasan di Jawa Tengah yang kekurangan SPBU atau jumlahnya tidak lebih banyak dari kecamatan, seperti Kabupaten Temanggung, ada 20 kecamatan tapi hanya ada 17 SPBU dan di Wonosobo dari 15 Kecamatan baru ada 10 SPBU, sehingga menjadi peluang besar untuk pendirian Pertashop di Jateng.

Sujarwanto mengingatkan kepada para aparat desa dan kecamatan yang ada di daerah atau BUMDes agar berhati-hati dan diminta mengikuti regulasi yang ada seperti dalam hal perizinan.

"Pemerintah desa harus memastikan legalitas badan usaha bahan bakar minyak ketika bekerja sama untuk penyaluran BBM ke desa, di mana wajib memiliki izin usaha niaga umum yang diterbitkan oleh Ditjen Migas,” kata Sujarwanto.

Executive General Manager Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah Sylvia Grace Yuvenna dalam sambutannya mengungkapkan Pertashop merupakan salah satu upaya Pertamina untuk menyalurkan energi hingga pelosok negeri dan telah mendapat dukungan dari pemerintah pusat, salah satunya melalui Kementerian Dalam Negeri.

“Di bulan Februrari tahun 2020, Pertamina telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Dalam Negeri yang ditandatangani Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian,” katanya.

Dari dukungan tersebut, lanjut Sylvia, Pertamina menargetkan setiap kecamatan di seluruh Indonesia dapat memiliki Pertashop dengan Program One Village One Outlet (OVOO).

Selain dari kementerian, katanya, program Pertashop juga mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan perbankan, khususnya dalam penyediaan modal usaha.

“Beberapa perbankan di antaranya Mandiri, BNI, BRI yang sudah bekerja sama dengan Pertamina dalam permodalan pendirian Pertashop dan dalam waktu dekat juga dengan Bank Syariah Indonesia (BSI),” tandas Sylvia.

Sylvia menyebutkan saat ini sudah terbangun sebanyak 213 Pertashop dari target 1.647 Pertashop di wilayah operasi Regional Jawa Bagian Tengah di antaranya, 195 pertashop di Jawa Tengah dan 18 pertashop di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Unit Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho menambahkan Pertashop menyediakan kebutuhan bahan bakar minyak dan produk lainnya yang kualitas dan keamanannya terjamin memenuhi standar dan memenuhi perizinan.

“Selain itu harga produknya juga setara dengan harga yang dijual di SPBU, untuk itu konsumen di pedesaan dapat menikmati bahan bakar yang lebih merata,” kata Brasto.

Brasto mengatakan Pertamina bermaksud untuk mengajak kepada para pelaku BUMDes yang ada di Jawa Tengah untuk ikut berperan dalam pemerataan energi khususnya bagi desa yang belum ada SPBU di lokasinya.

"Dengan demikian kehadiran Pertashop tidak hanya memberi manfaat bagi masyarakat umum, tapi juga memberikan keuntungan usaha bagi desa yang dikelola oleh BUMDes," tutup Brasto.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024