Jakarta (ANTARA) - Presiden Paris Saint-Germain Nasser Al-Khelaifi terpilih menjadi Ketua Asosiasi Klub Eropa (ECA) yang baru, demikian diumumkan organisasi klub-klub sepak bola Eropa tersebut pada Kamis dini hari WIB.
Kursi ketua ECA kosong sejak Minggu (18/4), semenjak sosok yang mendudukinya Andrea Agnelli --yang juga presiden Juventus-- mundur selepas mengumumkan pembentukan Liga Super Eropa, kompetisi tengah pekan tandingan Liga Champions.
Juventus bersama 11 klub lainnya yang berstatus pendiri Liga Super Eropa juga langsung menyatakan pengunduran diri dari keanggotaan ECA selepas pengumuman proyek tersebut.
Seturut pengumuman yang disiarkan di laman resmi ECA, dewan eksekutif organisasi itu juga menyepakati penunjukan Direktur Urusan Hukum, SDM dan Hubungan Institusional Bayern Muenchen Michael Gerlinger sebagai Wakil Ketua Satu ECA.
Baca juga: Gabung Liga Super Eropa, MU dan Arsenal tinggalkan Asosiasi Klub Eropa
Baca juga: UEFA ingin "bangun kembali persatuan" setelah kisruh Liga Super Eropa
Gerlinger berbagi kursi wakil ketua dengan tiga pejabat lainnya yakni Edwin van der Sar (Ajax), Dariusz Mioduski (Legia Warsawa) dan Aki Riihilahti (HJK Helsinki).
"Saya merasa terhormat ditunjuk rekan-rekan Dewan Eksekutif ECA sebagai ketua," kata Al-Khelaifi mengomentari penunjukannya.
"Kepemimpinan, integritas dan kebersamaan dari organisasi ini sangat dibutuhkan dalam momen penting sepak bola Eropa ini," ujarnya menambahkan.
Dalam pernyataan yang sama, ECA juga menyambut baik kabar rencana batalnya kelanjutan pembentukan Liga Super Eropa, menyusul mundurnya enam klub Inggris yakni Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United dan Tottenham Hotspur kemarin.
Lantas pada Rabu dua tim asal kota Milan, AC Milan dan Inter Milan, serta klub Spanyol Atletico Madrid juga mengumumkan penarikan diri mereka, yang belakangan memantik pernyataan keraguan dari Agnelli proyek itu bisa berlanjut.
"ECA menyambut baik keputusan mantan-mantan anggota kami untuk tidak melanjutkan proyek 'Liga Super', menyusul gelombang kritik keras dari masyarakat sepak bola dan publik pada umumnya," demikian tulis pernyataan ECA.
Baca juga: Presiden Juventus pesimistis Liga Super Eropa bisa lanjut
Baca juga: UEFA marah besar, sebut ada ular di balik Liga Super Eropa
Baca juga: Seluruh klub Inggris mundur dari Liga Super Eropa
Kursi ketua ECA kosong sejak Minggu (18/4), semenjak sosok yang mendudukinya Andrea Agnelli --yang juga presiden Juventus-- mundur selepas mengumumkan pembentukan Liga Super Eropa, kompetisi tengah pekan tandingan Liga Champions.
Juventus bersama 11 klub lainnya yang berstatus pendiri Liga Super Eropa juga langsung menyatakan pengunduran diri dari keanggotaan ECA selepas pengumuman proyek tersebut.
Seturut pengumuman yang disiarkan di laman resmi ECA, dewan eksekutif organisasi itu juga menyepakati penunjukan Direktur Urusan Hukum, SDM dan Hubungan Institusional Bayern Muenchen Michael Gerlinger sebagai Wakil Ketua Satu ECA.
Baca juga: Gabung Liga Super Eropa, MU dan Arsenal tinggalkan Asosiasi Klub Eropa
Baca juga: UEFA ingin "bangun kembali persatuan" setelah kisruh Liga Super Eropa
Gerlinger berbagi kursi wakil ketua dengan tiga pejabat lainnya yakni Edwin van der Sar (Ajax), Dariusz Mioduski (Legia Warsawa) dan Aki Riihilahti (HJK Helsinki).
"Saya merasa terhormat ditunjuk rekan-rekan Dewan Eksekutif ECA sebagai ketua," kata Al-Khelaifi mengomentari penunjukannya.
"Kepemimpinan, integritas dan kebersamaan dari organisasi ini sangat dibutuhkan dalam momen penting sepak bola Eropa ini," ujarnya menambahkan.
Dalam pernyataan yang sama, ECA juga menyambut baik kabar rencana batalnya kelanjutan pembentukan Liga Super Eropa, menyusul mundurnya enam klub Inggris yakni Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United dan Tottenham Hotspur kemarin.
Lantas pada Rabu dua tim asal kota Milan, AC Milan dan Inter Milan, serta klub Spanyol Atletico Madrid juga mengumumkan penarikan diri mereka, yang belakangan memantik pernyataan keraguan dari Agnelli proyek itu bisa berlanjut.
"ECA menyambut baik keputusan mantan-mantan anggota kami untuk tidak melanjutkan proyek 'Liga Super', menyusul gelombang kritik keras dari masyarakat sepak bola dan publik pada umumnya," demikian tulis pernyataan ECA.
Baca juga: Presiden Juventus pesimistis Liga Super Eropa bisa lanjut
Baca juga: UEFA marah besar, sebut ada ular di balik Liga Super Eropa
Baca juga: Seluruh klub Inggris mundur dari Liga Super Eropa