Magelang (ANTARA) - Taman Wisata Candi Borobudur mengajukan tambahan kuota pengunjung candi Buddha terbesar di dunia ini dari sebelumnya 4.000 orang per hari menjadi 10.000 orang per hari untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan pada Lebaran 2021.
"Kami sudah mengajukan tambahan kuota pengunjung ke Satgas COVID-19 tingkat provinsi maupun kabupaten," kata General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana di Magelang, Minggu.
Menurut dia lonjakan pengunjung perlu diantisipasi, jangan sampai nanti dengan kuota 4.000 orang per hari masih kurang karena masyarakat antusias sekali datang ke Candi Borobudur karena tahun lalu tidak bisa ke sini.
"Kami perkirakan pengunjung akan membludak nantinya, karena sebelum pandemi waktu haril ibur itu sekitar 15.000 sampai 20.000 orang per hari. Jadi jumlah pengunjung itu hanya 50 persen dari masa ramai sebelum pandemi biar bisa disesuaikan, karena 10.000 orang itu juga dari hitungan luasan zona II," katanya.
Oleh karena itu pihaknya mengusulkan kuota pengunjung untuk dinaikkan menjadi 10.000/hari menjelang Lebaran, mudah-mudahan sudah disetujui pada awal bulan Mei 2021.
Ia menyampaikan para pengunjung nantinya akan datang ke Candi Borobudur karena sudah kangen, sudah satu tahun tidak melihat candi.
"Pada saat penetapan pemerintah bahwa dilarang mudik tanggal 6-17 Mei 2021 kami prediksi akan terjadi lonjakan pengunjung, bahkan sebelum tanggal ditetapkannya larangan mudik oleh pemerintah sudah meningkat. Kami sudah antisipasi, kami akan berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI terkait pengamanan di wilayah Candi Borobudur," katanya.
Menurut dia kuota 4.000 pengunjung saat ini kadang tercapai kadang tidak. Melihat tren pengunjung pada saat libur nasional bertepatan libur panjang akhir pekan pengunjung tembus di angka 4.000, kemudian pada hari-hari biasa sudah ada peningkatan menjadi 1.500 orang, hari Sabtu dan Minggu sudah di atas 2.000 orang.
"Menghadapi libur Lebaran tahun ini persiapan kami seperti sebelum pandemi, kami siapkan sarana prasarana untuk yang dilalui pengunjung, karena ini di masa pandemi jadi kami tekankan protokol kesehatan betul-betul ketat sekali," katanya.
Baca juga: Antisipasi abu erupsi Merapi, BKB pertahankan sementara penutup stupa Candi Borobudur
Baca juga: Perlu gerakan masyarakat untuk tingkatkan kepedulian terhadap warisan budaya
"Kami sudah mengajukan tambahan kuota pengunjung ke Satgas COVID-19 tingkat provinsi maupun kabupaten," kata General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana di Magelang, Minggu.
Menurut dia lonjakan pengunjung perlu diantisipasi, jangan sampai nanti dengan kuota 4.000 orang per hari masih kurang karena masyarakat antusias sekali datang ke Candi Borobudur karena tahun lalu tidak bisa ke sini.
"Kami perkirakan pengunjung akan membludak nantinya, karena sebelum pandemi waktu haril ibur itu sekitar 15.000 sampai 20.000 orang per hari. Jadi jumlah pengunjung itu hanya 50 persen dari masa ramai sebelum pandemi biar bisa disesuaikan, karena 10.000 orang itu juga dari hitungan luasan zona II," katanya.
Oleh karena itu pihaknya mengusulkan kuota pengunjung untuk dinaikkan menjadi 10.000/hari menjelang Lebaran, mudah-mudahan sudah disetujui pada awal bulan Mei 2021.
Ia menyampaikan para pengunjung nantinya akan datang ke Candi Borobudur karena sudah kangen, sudah satu tahun tidak melihat candi.
"Pada saat penetapan pemerintah bahwa dilarang mudik tanggal 6-17 Mei 2021 kami prediksi akan terjadi lonjakan pengunjung, bahkan sebelum tanggal ditetapkannya larangan mudik oleh pemerintah sudah meningkat. Kami sudah antisipasi, kami akan berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI terkait pengamanan di wilayah Candi Borobudur," katanya.
Menurut dia kuota 4.000 pengunjung saat ini kadang tercapai kadang tidak. Melihat tren pengunjung pada saat libur nasional bertepatan libur panjang akhir pekan pengunjung tembus di angka 4.000, kemudian pada hari-hari biasa sudah ada peningkatan menjadi 1.500 orang, hari Sabtu dan Minggu sudah di atas 2.000 orang.
"Menghadapi libur Lebaran tahun ini persiapan kami seperti sebelum pandemi, kami siapkan sarana prasarana untuk yang dilalui pengunjung, karena ini di masa pandemi jadi kami tekankan protokol kesehatan betul-betul ketat sekali," katanya.
Baca juga: Antisipasi abu erupsi Merapi, BKB pertahankan sementara penutup stupa Candi Borobudur
Baca juga: Perlu gerakan masyarakat untuk tingkatkan kepedulian terhadap warisan budaya