Jakarta (ANTARA) - Tokoh terkemuka Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang mengatakan pembatalan Olimpiade Tokyo bisa menjadi opsi jika situasi COVID-19 memburuk.
"Kalau tidak memungkinkan, maka harus dibatalkan," kata Sekretaris Jenderal LDP, Toshihiro Nikai, orang nomor 2 di partai itu, dikutip dari Kyodo, Kamis.
"Apa gunanya Olimpiade jika bertanggung jawab atas penyebaran infeksi? Kami harus membuat keputusan mengenai hal itu."
Baca juga: Kasus COVID-19 naik, kirab obor Olimpiade di Ehime Jepang dibatalkan
Namun, Nikai juga mengatakan bahwa menjadi tuan rumah Olimpiade adalah "peluang besar" bagi Jepang dan upaya itu harus terus dilakukan untuk memastikan keberhasilannya.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, telah berjanji untuk menggelar Olimpiade dan Paralimpiade yang "aman dan terjamin," dengan mengatakan bahwa Olimpiade akan menjadi simbol kemenangan umat manusia atas pandemi.
Baca juga: Survei: 70 persen orang Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda
Namun, kasus COVID-19 di Jepang kembali meningkat, yang disebut oleh para ahli kesehatan sebagai "gelombang keempat," dengan pembatasan sosial yang lebih ketat termasuk jam operasi yang lebih singkat untuk restoran dan bar di Tokyo dan beberapa prefektur lainnya.
Publik Jepang sangat menentang penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade. Survei yang dilakukan Kyodo baru-baru ini menunjukkan 39,2 persen berpendapat bahwa Olimpiade dan Paralimpiade harus dibatalkan, dan sebanyak 32,8 persen mengatakan perhelatan olahraga itu harus dijadwal ulang.
Baca juga: 100 hari menuju Olimpiade, Tokyo janji serius tangani COVID-19
Baca juga: Penasihat Olimpiade Jepang desak sedia vaksin untuk atlet
Baca juga: Atlet Prancis dipastikan dapat suntikan vaksin jelang Olimpiade
"Kalau tidak memungkinkan, maka harus dibatalkan," kata Sekretaris Jenderal LDP, Toshihiro Nikai, orang nomor 2 di partai itu, dikutip dari Kyodo, Kamis.
"Apa gunanya Olimpiade jika bertanggung jawab atas penyebaran infeksi? Kami harus membuat keputusan mengenai hal itu."
Baca juga: Kasus COVID-19 naik, kirab obor Olimpiade di Ehime Jepang dibatalkan
Namun, Nikai juga mengatakan bahwa menjadi tuan rumah Olimpiade adalah "peluang besar" bagi Jepang dan upaya itu harus terus dilakukan untuk memastikan keberhasilannya.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, telah berjanji untuk menggelar Olimpiade dan Paralimpiade yang "aman dan terjamin," dengan mengatakan bahwa Olimpiade akan menjadi simbol kemenangan umat manusia atas pandemi.
Baca juga: Survei: 70 persen orang Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda
Namun, kasus COVID-19 di Jepang kembali meningkat, yang disebut oleh para ahli kesehatan sebagai "gelombang keempat," dengan pembatasan sosial yang lebih ketat termasuk jam operasi yang lebih singkat untuk restoran dan bar di Tokyo dan beberapa prefektur lainnya.
Publik Jepang sangat menentang penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade. Survei yang dilakukan Kyodo baru-baru ini menunjukkan 39,2 persen berpendapat bahwa Olimpiade dan Paralimpiade harus dibatalkan, dan sebanyak 32,8 persen mengatakan perhelatan olahraga itu harus dijadwal ulang.
Baca juga: 100 hari menuju Olimpiade, Tokyo janji serius tangani COVID-19
Baca juga: Penasihat Olimpiade Jepang desak sedia vaksin untuk atlet
Baca juga: Atlet Prancis dipastikan dapat suntikan vaksin jelang Olimpiade