Semarang (ANTARA) -
"Ayo sabar sedikit, jangan sampai terjadi gelombang kedua karena lengah, dan mudik ini bagian dari pergerakan massa yang paling gede dalam sejarah sehingga potensi itu mesti dimitigasi sejak awal," kata Gubernur Jateng usai mengikuti Rapat Koordinasi Ramadhan dan Idulfitri 1442 Hijriah bersama sejumlah pejabat negara dan gubernur se-Indonesia secara daring di Semarang, Senin.
Menurut Ganjar, keputusan pelarangan mudik dari pemerintah pusat sudah tepat sebab dari pengalaman sebelumnya selalu terjadi lonjakan jumlah kasus COVID-19 usai liburan dalam waktu yang lama.
Baca juga: Larangan mudik 2021 harus disosialisasikan secara masif
Terkait dengan larangan mudik Lebaran 2021, jajaran Pemprov Jateng bersama Polda Jateng telah menyiapkan berbagai antisipasi masyarakat yang nekat mudik.
Beberapa hal yang disiapkan, lanjut Ganjar, antara lain pengawasan yang diperketat di beberapa titik perbatasan dan Polda Jateng menyiapkan anggotanya untuk siaga di seluruh rest area yang ada.
"Mulai besok polisi akan menunggui di seluruh rest area, di-tungguin semuanya sehingga warning itu diberikan sekarang agar masyarakat tahu ini serius kami jaga," ujarnya.
Kemudian, pada masa pelarangan mudik yakni 6-17 Mei 2021 juga akan ada pos penyekatan di wilayah perbatasan Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta, Jateng-Jatim, dan Jateng-Jabar.
"Akan ada pos terpadu, jadi penyekatan secara detail dan teman-teman dari polda sudah menyiapkan itu, kami dukung dari kabupaten/kota, termasuk titik perbatasan wilayah yang ada," katanya.
Baca juga: Kemenhub umumkan larangan operasional transportasi pada 6-17 Mei 2021
Baca juga: 14 titik perbatasan Jateng bakal disekat untuk cegah pemudik
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan masyarakat agar tidak mudik saat Lebaran 2021 guna mengantisipasi bertambahnya kasus COVID-19.
"Ayo sabar sedikit, jangan sampai terjadi gelombang kedua karena lengah, dan mudik ini bagian dari pergerakan massa yang paling gede dalam sejarah sehingga potensi itu mesti dimitigasi sejak awal," kata Gubernur Jateng usai mengikuti Rapat Koordinasi Ramadhan dan Idulfitri 1442 Hijriah bersama sejumlah pejabat negara dan gubernur se-Indonesia secara daring di Semarang, Senin.
Menurut Ganjar, keputusan pelarangan mudik dari pemerintah pusat sudah tepat sebab dari pengalaman sebelumnya selalu terjadi lonjakan jumlah kasus COVID-19 usai liburan dalam waktu yang lama.
Baca juga: Larangan mudik 2021 harus disosialisasikan secara masif
Terkait dengan larangan mudik Lebaran 2021, jajaran Pemprov Jateng bersama Polda Jateng telah menyiapkan berbagai antisipasi masyarakat yang nekat mudik.
Beberapa hal yang disiapkan, lanjut Ganjar, antara lain pengawasan yang diperketat di beberapa titik perbatasan dan Polda Jateng menyiapkan anggotanya untuk siaga di seluruh rest area yang ada.
"Mulai besok polisi akan menunggui di seluruh rest area, di-tungguin semuanya sehingga warning itu diberikan sekarang agar masyarakat tahu ini serius kami jaga," ujarnya.
Kemudian, pada masa pelarangan mudik yakni 6-17 Mei 2021 juga akan ada pos penyekatan di wilayah perbatasan Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta, Jateng-Jatim, dan Jateng-Jabar.
"Akan ada pos terpadu, jadi penyekatan secara detail dan teman-teman dari polda sudah menyiapkan itu, kami dukung dari kabupaten/kota, termasuk titik perbatasan wilayah yang ada," katanya.
Baca juga: Kemenhub umumkan larangan operasional transportasi pada 6-17 Mei 2021
Baca juga: 14 titik perbatasan Jateng bakal disekat untuk cegah pemudik