Temanggung (ANTARA) - Balai Besar Disabilitas Kartini Temanggung bekerja sama dengan Surabaya Hotel School memberikan pelatihan pembuatan kue kering kepada para penyandang disabilitas intelektual dan pendamping.
Penyuluh sosial Balai Besar Disabilitas Kartini Nurul Komariah di Temanggung, Jumat, mengatakan pelatihan yang berlangsung pada 8-11 April 2021 juga diikuti pendamping penerima manfaat di sejumlah balai besar di bawah Kementerian Sosial di Jawa Tengah.
Sejumlah pendamping tersebut berasal dari Balai Besar Antasena Salaman Magelang, Balai Besar Margo Laras Pati dan Balai Besar Bina Daksa Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
"Total peserta ada 30 orang, selain penerima manfaat, mereka yang telah lulus dari balai besar serta pendampingnya juga mendapat pelatihan," katanya.
Dia mengatakan tujuan pelatihan agar penerima manfaat dan pendamping mampu atau menambah keterampilan dalam membuat kue kering, yang nantinya ditularkan pada yang lain.
Baca juga: Fakultas Kedokteran UMP dampingi penyandang disabilitas berprestasi
Ke depan diharapkan mereka mempunyai satu keterampilan agar dapat menghasilkan usaha sendiri atau mempunyai pendapatan dari membuat kue.
"Pemasaran dapat dilakukan di Balai Besar Disabilitas Kartini. Kami mempunyai sentra kreasi untuk menampung, promosi, dan menjualkan hasil produk penyandang disabilitas," katanya.
Ia mengatakan dengan terampil membuat kue diharapkan mereka mandiri secara sosial dan ekonomi. Pembuatan kue dapat dilakukan dengan pendampingan keluarga.
"Mendekati Ramadhan dan Lebaran menjadi satu momentum untuk berlatih membuat kue kering. Di bulan itu banyak sekali yang pesan atau membutuhkan kue," katanya.
Eksekutif Direktur Surabaya Hotel School, Agus Supomo mengatakan pelatihan sebagai upaya pemberdayaan penerima manfaat terutama yang berada di balai di bawah Kementerian Sosial.
Ia menuturkan pelibatan instruktur atau mentor dalam pelatihan ini karena mereka yang akan mendapingi penerima manfaat.
"Penerima manfaat ini tidak bisa dilepas begitu saja usai dapat pelatihan membuat kue, mentor ini harus mendampingi," katanya.
Menurut dia pelatihan difokuskan pada pembuatan kue kering karena berdasar pengalaman yang banyak dipesan dan terjual mendekati lebaran adalah kue kering.
Baca juga: Mensos Risma resmikan Sentra Kreasi Atensi disabilitas di Temanggung
Penyuluh sosial Balai Besar Disabilitas Kartini Nurul Komariah di Temanggung, Jumat, mengatakan pelatihan yang berlangsung pada 8-11 April 2021 juga diikuti pendamping penerima manfaat di sejumlah balai besar di bawah Kementerian Sosial di Jawa Tengah.
Sejumlah pendamping tersebut berasal dari Balai Besar Antasena Salaman Magelang, Balai Besar Margo Laras Pati dan Balai Besar Bina Daksa Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
"Total peserta ada 30 orang, selain penerima manfaat, mereka yang telah lulus dari balai besar serta pendampingnya juga mendapat pelatihan," katanya.
Dia mengatakan tujuan pelatihan agar penerima manfaat dan pendamping mampu atau menambah keterampilan dalam membuat kue kering, yang nantinya ditularkan pada yang lain.
Baca juga: Fakultas Kedokteran UMP dampingi penyandang disabilitas berprestasi
Ke depan diharapkan mereka mempunyai satu keterampilan agar dapat menghasilkan usaha sendiri atau mempunyai pendapatan dari membuat kue.
"Pemasaran dapat dilakukan di Balai Besar Disabilitas Kartini. Kami mempunyai sentra kreasi untuk menampung, promosi, dan menjualkan hasil produk penyandang disabilitas," katanya.
Ia mengatakan dengan terampil membuat kue diharapkan mereka mandiri secara sosial dan ekonomi. Pembuatan kue dapat dilakukan dengan pendampingan keluarga.
"Mendekati Ramadhan dan Lebaran menjadi satu momentum untuk berlatih membuat kue kering. Di bulan itu banyak sekali yang pesan atau membutuhkan kue," katanya.
Eksekutif Direktur Surabaya Hotel School, Agus Supomo mengatakan pelatihan sebagai upaya pemberdayaan penerima manfaat terutama yang berada di balai di bawah Kementerian Sosial.
Ia menuturkan pelibatan instruktur atau mentor dalam pelatihan ini karena mereka yang akan mendapingi penerima manfaat.
"Penerima manfaat ini tidak bisa dilepas begitu saja usai dapat pelatihan membuat kue, mentor ini harus mendampingi," katanya.
Menurut dia pelatihan difokuskan pada pembuatan kue kering karena berdasar pengalaman yang banyak dipesan dan terjual mendekati lebaran adalah kue kering.
Baca juga: Mensos Risma resmikan Sentra Kreasi Atensi disabilitas di Temanggung