Solo (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah meluncurkan 36 produk hasil riset dan inovasi dosen yang merupakan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-45 UNS.

"Inovasi merupakan energi untuk menciptakan perubahan dan memenangkan persaingan. Terlebih UNS saat ini menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) sehingga harus bergegas membuat inovasi dan hilirisasi," kata Rektor UNS Jamal Wiwoho di Solo, Jumat.

Meski demikian, ia berharap jangan sampai riset dan inovasi pengabdian masyarakat hanya untuk memenuhi kewajiban sebagai dosen dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Kami mendorong agar riset-riset para dosen menjadi sebuah inovasi, hilirisasi, dan komersialisasi. Upaya untuk melakukan lompatan strategis untuk hilirisasi patut diapresiasi bersama karena menjadi salah satu langkah sebagai PTNBH," katanya.

Ia juga terus mendorong seluruh sivitas akademika untuk melakukan riset dan inovasi dengan semangat kolaborasi. Salah satu peserta pameran produk dari Fakultas Pertanian (FP) UNS berupa wedang jahe merah Jatiyoso yang diinventori oleh Supriyono dari Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS.

"Produk jahe merah ini ditanam oleh petani di Jatiyoso, Karanganyar melalui pendampingan yang dilakukan oleh Prodi Agroteknologi. Lalu dalam produksinya, kami menggandeng CV Agro Herbalindo sebagai mitra. Jahe merah ini diolah menjadi dua produk yaitu wedang jahe sachet dan jahe kering yang memiliki masa simpan sampai enam bulan," katanya.

Ia berharap produk yang siap dikomersialkan ini dapat memancing para investor untuk bekerja sama dengan UNS melalui Badan Pengelola Usaha (BPU).

Sementara itu, Wakil Rektor Riset dan Inovasi UNS Kuncoro Diharjo mengatakan tujuan peluncuran produk-produk inovasi dari dosen tersebut untuk memudahkan partisipasi produk hasil riset dan inovasi dari UNS untuk berpartisipasi di pameran nasional.

"Iklim riset dan inovasi masih dominan bergerak pada tahapan riset terapan yang maksimal capaiannya hanya berupa prototype produk pada level 'Technology Redinnes Level' (TRL) 6 atau 'Innovation Rediness Level' (IRL) 3. Semestinya, prototype produk tersebut dilanjutkan risetnya hingga TRL 9 atau IRL 6 sehingga produk layak komersial. Indikator ini ditandai oleh masih terbatasnya para peneliti yang mengajukan skema riset pengembangan atau riset fokus pada produk," katanya.

Ia berharap melalui kegiatan tersebut para dosen makin termotivasi untuk mengembangkan produk hasil riset dan inovasi sehingga ke depan siap untuk dikomersialisasikan.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024