Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melalui operasi Cipta Kondisi yang digelar sejak awal Maret 2021 hingga pertengahan Maret 2021 menjaring sebanyak 66 pengemis, gelandang, dan orang telantar (PGOT).
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekalongan Sri Budi Santosa di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa operasi Cipta Kondisi sebagai rangkaian untuk menciptakan situasi yang kondusif dan ketertiban masyarakat menjelang bulan puasa.
"Mulai awal Maret 2021, operasi Cipta Kondisi kami intensifkan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan masyarakat, apalagi menjelang Ramadan," katanya.
Menurut dia, sebanyak 40 PGOT yang terjaring tersebut terdiri atas 35 orang berasal dari daerah setempat 31orang berasal dari luar daerah.
Sri Budi menyebutkan masing-masing PGOT, yakni sebanyak 17 orang berusia di bawah 15 tahun, 16 orang (16—18 tahun), dan 33 orang di atas 19 tahun.
Puluhan PGOT yang terjaring dalam operasi itu, kata dia, selanjutnya dibawa ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk dilakukan tes cepat antigen.
"Sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19, PGOT yang terjaring harus melakukan tes cepat. Ini kami lakukan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19," katanya.
Ia menyampikan terima kasih kepada Polri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dinas kesehatan, dan dinas sosial, serta masyarakat yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan cipta kondisi.
"Jika (warga) menemukan gangguan ketenteraman, kami minta bisa menghubungi nomor cepat (0285) 421815 yang siaga selama 24 jam," katanya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekalongan Sri Budi Santosa di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa operasi Cipta Kondisi sebagai rangkaian untuk menciptakan situasi yang kondusif dan ketertiban masyarakat menjelang bulan puasa.
"Mulai awal Maret 2021, operasi Cipta Kondisi kami intensifkan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan masyarakat, apalagi menjelang Ramadan," katanya.
Menurut dia, sebanyak 40 PGOT yang terjaring tersebut terdiri atas 35 orang berasal dari daerah setempat 31orang berasal dari luar daerah.
Sri Budi menyebutkan masing-masing PGOT, yakni sebanyak 17 orang berusia di bawah 15 tahun, 16 orang (16—18 tahun), dan 33 orang di atas 19 tahun.
Puluhan PGOT yang terjaring dalam operasi itu, kata dia, selanjutnya dibawa ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk dilakukan tes cepat antigen.
"Sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19, PGOT yang terjaring harus melakukan tes cepat. Ini kami lakukan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19," katanya.
Ia menyampikan terima kasih kepada Polri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dinas kesehatan, dan dinas sosial, serta masyarakat yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan cipta kondisi.
"Jika (warga) menemukan gangguan ketenteraman, kami minta bisa menghubungi nomor cepat (0285) 421815 yang siaga selama 24 jam," katanya.