Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan menyebutkan Pemerintah Kabupaten Boyolali kegiatan vaksinasi tahap kedua mendapatkan tambahan sebanyak 10.000 dosis untuk 5.000 sasaran baru pelayan publik, sehingga totalnya menjadi 20.000 dosis.
Dinkes Boyolali mendapatkan droping tambahan vaksin tahap kedua episode kedua sebanyak 10.000 dosis bisa untuk 5.000 sasaran baru, sehingga totalnya menjadi 20.000 dosis, kata Kepala Dinkes Boyolali Ratri S Survivalina, disela kegiatan vaksinasi di Kantor Dinkes Boyolali, Kamis.
"Karena, Boyolali tahap kedua episode pertama untuk sasaran pelayan publik sudah menerima 10.000 dosis, sehingga tahap ini, totalnya menjadi 20.000 dosis untuk 10.000 sasaran," kata Ratri.
Baca juga: Dinkes: Pasien COVID-19 di Boyolali tersisa 44 kasus
Ratri menjelaskan untuk vaksinasi tahap kedua episode kedua sebanyak 10.000 dosis ini, dilaksanakan mulai Kamis ini hingga Sabtu (6/3), dengan sasaran untuk pelayanan publik antara lain penyelesaian semua pegawai satuan kerja (Saker), organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Boyolali, BUMD, perbankan, dan sebagian besar melanjutkan untuk para guru.
Pelaksanaan vaksinasi dibagi yang sasaran untuk guru dan pelayan publik di Kecamatan dilakukan di Puskesmas masing-masing kecamatan dengan disediakan total 2.200 sasaran. Jadi Setiap kecamatan menerima 100 sasaran. Sedangkan, lainnya dilaksanakan secara massal di empat lokasi, yakni Kantor Dinkes, di komplek perkantoran Alun- Alun Lor, Pendopo Ageng Pemkab Boyolali, dan Kantor Disnakertran.
Untuk vaksinasi pedagang di Boyolali, masih menunggu episode berikutnya, karena perlu perlakukan khusus bagaimana nanti pencapaian vaksinasi bisa 100 persen. Jumlah pedagang datanya yang suah masuk cukup banyak yakni 14.000 sasaran, sehingga akan dilakukan agenda khusus untuk melayani para pedagang pasar.
"Sambil menunggu ketersediaan vaksin. Jika sudah ada langsung divaksinkan dapat menyeluruh," kata Rantri.
Vaksinasi khusus lansia di Boyolali, kata Ratri, nanti setelah selesai untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pelayan publik dilanjutkan ke lansia. Lansia juga perlu perlakukan khusus karena skrining untuk mereka lebih mendalam dibanding warga yang usianya kurang dari 50 tahun. Sehingga memerlukan waktu yang lebih panjang dan lama dengan metode juga berbeda dibanding model vaksinasi massal.
Ratri menjelaskan vaksinasi untuk guru tahap kedua ini, ditargetkan kurang lebih kurang lebih antara 1.500 sasaran hingga 2.000 sasaran, sedangkan jumlah guru keseluruhan di Boyolali ada 8.000 sasaran, sehingga nanti bisa diselesaikan hingga akhir Maret.
"Target untuk guru vaksinasi paling tidak sebelum bulan puasa sudah selesai seluruhnya. Sehingga, usai Lebaran jika ada kegiatan belajar mengajar tatap muka sudah merasa aman," katanya.
Ratri berharap dengan berjalan kegiatan vaksinasi masyarakat berkesadaran tinggi untuk melaksanakan vaksin, sehingga muncul kekebalan kelompok. Hal ini, kasus COVID-19 dengan perlahan-lahan akan menghilang dengan sendirinya, karena calon yang terinfeksi sudah bisa mengenyahkan sendiri melalui kekebalan sudah ditimbulkan.
"Masyarakat imunnya akan meningkat dengan vaksinasi, maka lama kelamaan penyakitnya akan kalah sendiri, sehingga akan hilang dengan sendirinya," katanya.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Boyolali yang di rawat di RS menurun
Dinkes Boyolali mendapatkan droping tambahan vaksin tahap kedua episode kedua sebanyak 10.000 dosis bisa untuk 5.000 sasaran baru, sehingga totalnya menjadi 20.000 dosis, kata Kepala Dinkes Boyolali Ratri S Survivalina, disela kegiatan vaksinasi di Kantor Dinkes Boyolali, Kamis.
"Karena, Boyolali tahap kedua episode pertama untuk sasaran pelayan publik sudah menerima 10.000 dosis, sehingga tahap ini, totalnya menjadi 20.000 dosis untuk 10.000 sasaran," kata Ratri.
Baca juga: Dinkes: Pasien COVID-19 di Boyolali tersisa 44 kasus
Ratri menjelaskan untuk vaksinasi tahap kedua episode kedua sebanyak 10.000 dosis ini, dilaksanakan mulai Kamis ini hingga Sabtu (6/3), dengan sasaran untuk pelayanan publik antara lain penyelesaian semua pegawai satuan kerja (Saker), organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Boyolali, BUMD, perbankan, dan sebagian besar melanjutkan untuk para guru.
Pelaksanaan vaksinasi dibagi yang sasaran untuk guru dan pelayan publik di Kecamatan dilakukan di Puskesmas masing-masing kecamatan dengan disediakan total 2.200 sasaran. Jadi Setiap kecamatan menerima 100 sasaran. Sedangkan, lainnya dilaksanakan secara massal di empat lokasi, yakni Kantor Dinkes, di komplek perkantoran Alun- Alun Lor, Pendopo Ageng Pemkab Boyolali, dan Kantor Disnakertran.
Untuk vaksinasi pedagang di Boyolali, masih menunggu episode berikutnya, karena perlu perlakukan khusus bagaimana nanti pencapaian vaksinasi bisa 100 persen. Jumlah pedagang datanya yang suah masuk cukup banyak yakni 14.000 sasaran, sehingga akan dilakukan agenda khusus untuk melayani para pedagang pasar.
"Sambil menunggu ketersediaan vaksin. Jika sudah ada langsung divaksinkan dapat menyeluruh," kata Rantri.
Vaksinasi khusus lansia di Boyolali, kata Ratri, nanti setelah selesai untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pelayan publik dilanjutkan ke lansia. Lansia juga perlu perlakukan khusus karena skrining untuk mereka lebih mendalam dibanding warga yang usianya kurang dari 50 tahun. Sehingga memerlukan waktu yang lebih panjang dan lama dengan metode juga berbeda dibanding model vaksinasi massal.
Ratri menjelaskan vaksinasi untuk guru tahap kedua ini, ditargetkan kurang lebih kurang lebih antara 1.500 sasaran hingga 2.000 sasaran, sedangkan jumlah guru keseluruhan di Boyolali ada 8.000 sasaran, sehingga nanti bisa diselesaikan hingga akhir Maret.
"Target untuk guru vaksinasi paling tidak sebelum bulan puasa sudah selesai seluruhnya. Sehingga, usai Lebaran jika ada kegiatan belajar mengajar tatap muka sudah merasa aman," katanya.
Ratri berharap dengan berjalan kegiatan vaksinasi masyarakat berkesadaran tinggi untuk melaksanakan vaksin, sehingga muncul kekebalan kelompok. Hal ini, kasus COVID-19 dengan perlahan-lahan akan menghilang dengan sendirinya, karena calon yang terinfeksi sudah bisa mengenyahkan sendiri melalui kekebalan sudah ditimbulkan.
"Masyarakat imunnya akan meningkat dengan vaksinasi, maka lama kelamaan penyakitnya akan kalah sendiri, sehingga akan hilang dengan sendirinya," katanya.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Boyolali yang di rawat di RS menurun