Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta menyatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berdampak cukup signifikan pada penurunan jumlah kasus COVID-19 di Solo.
"Terkait dengan kasus di Solo setelah hampir satu tahun, saat ini kondisinya sudah mulai turun. Asal masyarakat mengikuti prokes dan ini diperkuat PPKM selama empat tahap," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Jateng, Selasa.
Ia mengatakan salah satu tujuan PPKM adalah mengurangi kerumunan manusia dan pemberlakuan aturan tersebut sejauh ini cukup efektif. Bahkan, dikatakannya, sejumlah rumah sakit sudah mengajukan pengalihan tempat tidur untuk pasien lain.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Boyolali yang di rawat di RS menurun
"Mudah-mudahan turun terus, jadi bisa konsentrasi divaksinasi. Kalau kasus tinggi vaksin kan juga sulit," katanya.
Ia mengatakan untuk penurunan kasus COVID-19 di Kota Solo mulai terlihat di akhir Januari. Bahkan, untuk saat ini rata-rata penambahan jumlah kasus COVID-19 setiap harinya di bawah 50 kasus.
"Kasus hari ini ada penambahan 21, kemarin 42 kasus. Sampel rata-rata masih di atas 100 sampel/hari, tetapi tidak seperti dulu. Kalau dulu bisa sampai 400/hari," katanya.
Menurut dia, sejauh ini penambahan jumlah kasus paling tinggi terjadi di kisaran pertengahan bulan Desember hingga pertengahan Januari. Bahkan, pada rentang waktu tersebut penambahan bisa mencapai 300/hari.
Meski penurunan jumlah kasus COVID-19 terus terjadi, pihaknya meminta masyarakat agar tetap patuh pada protokol kesehatan. Ia mengatakan untuk pelaksanaan vaksinasi sendiri bukan berarti bebas 100 persen dari COVID-19.
"Ini (vaksin) hanya salah satu usaha, kalau protokol kesehatan itu harus. Vaksin hanya salah satu upaya memutus mata rantai, COVID-19 sudah satu tahun kan mestinya masyarakat makin pintar. Tidak perlu dikejar-kejar Satpol PP," katanya.
Baca juga: Polda Jateng apresiasi PPKM skala mikro di Batang
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan Pemerintah Kota Surakarta saat ini terus fokus pada vaksinasi termasuk untuk kelompok lanjut usia.
"Fokus vaksinasi dulu, termasuk pemetaan zona merah. Data juga mulai membaik," katanya.
Ia juga memastikan ketersediaan vaksin dan optimistis suplai tidak akan tersendat. Menurut dia, hingga saat ini ketersediaan vaksin untuk Kota Solo masih tersisa sekitar 12.000 dosis.
"Tetapi mungkin belum jumlah masif. Saya yakin Solo prioritas karena termasuk pusat kegiatan di Jawa Tengah," katanya.
Ia mengatakan peruntukan untuk sisa vaksin kali ini diarahkan ke kelompok lansia, guru, tokoh agama, dan pegawai Pemkot Surakarta.***3***
"Terkait dengan kasus di Solo setelah hampir satu tahun, saat ini kondisinya sudah mulai turun. Asal masyarakat mengikuti prokes dan ini diperkuat PPKM selama empat tahap," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Jateng, Selasa.
Ia mengatakan salah satu tujuan PPKM adalah mengurangi kerumunan manusia dan pemberlakuan aturan tersebut sejauh ini cukup efektif. Bahkan, dikatakannya, sejumlah rumah sakit sudah mengajukan pengalihan tempat tidur untuk pasien lain.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Boyolali yang di rawat di RS menurun
"Mudah-mudahan turun terus, jadi bisa konsentrasi divaksinasi. Kalau kasus tinggi vaksin kan juga sulit," katanya.
Ia mengatakan untuk penurunan kasus COVID-19 di Kota Solo mulai terlihat di akhir Januari. Bahkan, untuk saat ini rata-rata penambahan jumlah kasus COVID-19 setiap harinya di bawah 50 kasus.
"Kasus hari ini ada penambahan 21, kemarin 42 kasus. Sampel rata-rata masih di atas 100 sampel/hari, tetapi tidak seperti dulu. Kalau dulu bisa sampai 400/hari," katanya.
Menurut dia, sejauh ini penambahan jumlah kasus paling tinggi terjadi di kisaran pertengahan bulan Desember hingga pertengahan Januari. Bahkan, pada rentang waktu tersebut penambahan bisa mencapai 300/hari.
Meski penurunan jumlah kasus COVID-19 terus terjadi, pihaknya meminta masyarakat agar tetap patuh pada protokol kesehatan. Ia mengatakan untuk pelaksanaan vaksinasi sendiri bukan berarti bebas 100 persen dari COVID-19.
"Ini (vaksin) hanya salah satu usaha, kalau protokol kesehatan itu harus. Vaksin hanya salah satu upaya memutus mata rantai, COVID-19 sudah satu tahun kan mestinya masyarakat makin pintar. Tidak perlu dikejar-kejar Satpol PP," katanya.
Baca juga: Polda Jateng apresiasi PPKM skala mikro di Batang
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan Pemerintah Kota Surakarta saat ini terus fokus pada vaksinasi termasuk untuk kelompok lanjut usia.
"Fokus vaksinasi dulu, termasuk pemetaan zona merah. Data juga mulai membaik," katanya.
Ia juga memastikan ketersediaan vaksin dan optimistis suplai tidak akan tersendat. Menurut dia, hingga saat ini ketersediaan vaksin untuk Kota Solo masih tersisa sekitar 12.000 dosis.
"Tetapi mungkin belum jumlah masif. Saya yakin Solo prioritas karena termasuk pusat kegiatan di Jawa Tengah," katanya.
Ia mengatakan peruntukan untuk sisa vaksin kali ini diarahkan ke kelompok lansia, guru, tokoh agama, dan pegawai Pemkot Surakarta.***3***