Cilacap (ANTARA) - Pertamina Refinery Unit IV Cilacap menggelar pelatihan pengelolaan bahaya kimia karena kegiatan operasional Kilang Pertamina memiliki potensi bahaya keselamatan dan kesehatan yang bisa menimbulkan risiko dan berdampak pada para pekerja, peralatan, serta lingkungan.
Efek bahaya keselamatan tersebut dapat terlihat secara langsung namun potensi terhadap kesehatan sebagian besar dampaknya akan timbul dalam waktu yang cukup lama.
Bahaya-bahaya yang dimaksud, yaitu bahaya somatik, bahaya lingkungan baik secara fisik, biologi dan kimia, bahaya ergonomi, maupun human error, serta budaya kerja (psychosocial).
Sementara itu, salah satu bahaya yang memiliki potensi cukup tinggi adalah bahaya bahan kimia. Bahaya ini dapat muncul pada setiap proses kegiatan mulai dari produk mentah, saat pengolahan maupun produk jadi. Efek yang timbul pada pajanan kimia ini pun bervariasi mulai dari iritasi hingga dapat menyebabkan kanker.
Manager Health Safety Security and Enviroment (HSSE) Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap Agung Darmawan mengatakan sebagai kilang pengolahan minyak dan gas bumi terbesar milik Pertamina, RU IV Cilacap memiliki komitmen tinggi untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerjanya.
"Termasuk mengenai dampak operasional terhadap lingkungan yang dituangkan dalam kebijakan HSSE," katanya menegaskan.
Salah satu implementasi komitmen tersebut, kata dia, yakni dengan memberikan edukasi mengenai bahaya kimia bagi pekerja dan mitra kerjanya.
Baca juga: Perwira Pertamina Cilacap berbagi di panti lansia dan panti asuhan
Menurut dia, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya kimia beserta efek yang ditimbulkan hingga cara pengendalian di area kerja agar dapat mengurangi dampak kesehatan bagi karyawan.
Terkait dengan hal itu, Agung mengatakan Pertamina RU IV Cilacap bersama Pusat Kajian dan Terapan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKT3 FKM UI) pada hari Selasa (16/2/2021) menyelenggarakan pelatihan tentang bahaya kimia, dengan tujuan agar pekerja semakin memahami jenis bahaya kimia termasuk efek kesehatan, cara pengendalian, mitigasi, pemantauan, hingga teknis pelaporannya.
"Ini adalah bentuk upaya perusahaan untuk meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan sebagai dasar pengembangan program kesehatan untuk meminimalkan risiko penyakit akibat kerja terkait bahaya kimia," katanya.
Menurut dia, sinergi Pertamina bersama UI tersebut dilakukan dalam tiga "batch" dan masing-masing "batch" diikuti oleh 15 orang peserta.
Ia mengatakan kegiatan yang berlangsung di gedung Diklat, area Komplek Perumahan Pertamina (Komperta) Lomanis, menghadirkan narasumber dosen Higiene Industri, Toksikologi UI, Mila Tejamaya PhD, lulusan University of Adelaide, Australia dan Birmingham University UK serta Amelia SKM MK3 sebagai asisten fasilitator.
Baca juga: Pertamina Cilacap borong empat penghargaan kinerja HSSE 2020
Baca juga: Pertamina Cilacap internalisasikan nilai-nilai perusahaan melalui E-IG Dopokan Live
Efek bahaya keselamatan tersebut dapat terlihat secara langsung namun potensi terhadap kesehatan sebagian besar dampaknya akan timbul dalam waktu yang cukup lama.
Bahaya-bahaya yang dimaksud, yaitu bahaya somatik, bahaya lingkungan baik secara fisik, biologi dan kimia, bahaya ergonomi, maupun human error, serta budaya kerja (psychosocial).
Sementara itu, salah satu bahaya yang memiliki potensi cukup tinggi adalah bahaya bahan kimia. Bahaya ini dapat muncul pada setiap proses kegiatan mulai dari produk mentah, saat pengolahan maupun produk jadi. Efek yang timbul pada pajanan kimia ini pun bervariasi mulai dari iritasi hingga dapat menyebabkan kanker.
Manager Health Safety Security and Enviroment (HSSE) Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap Agung Darmawan mengatakan sebagai kilang pengolahan minyak dan gas bumi terbesar milik Pertamina, RU IV Cilacap memiliki komitmen tinggi untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerjanya.
"Termasuk mengenai dampak operasional terhadap lingkungan yang dituangkan dalam kebijakan HSSE," katanya menegaskan.
Salah satu implementasi komitmen tersebut, kata dia, yakni dengan memberikan edukasi mengenai bahaya kimia bagi pekerja dan mitra kerjanya.
Baca juga: Perwira Pertamina Cilacap berbagi di panti lansia dan panti asuhan
Menurut dia, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya kimia beserta efek yang ditimbulkan hingga cara pengendalian di area kerja agar dapat mengurangi dampak kesehatan bagi karyawan.
Terkait dengan hal itu, Agung mengatakan Pertamina RU IV Cilacap bersama Pusat Kajian dan Terapan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKT3 FKM UI) pada hari Selasa (16/2/2021) menyelenggarakan pelatihan tentang bahaya kimia, dengan tujuan agar pekerja semakin memahami jenis bahaya kimia termasuk efek kesehatan, cara pengendalian, mitigasi, pemantauan, hingga teknis pelaporannya.
"Ini adalah bentuk upaya perusahaan untuk meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan sebagai dasar pengembangan program kesehatan untuk meminimalkan risiko penyakit akibat kerja terkait bahaya kimia," katanya.
Menurut dia, sinergi Pertamina bersama UI tersebut dilakukan dalam tiga "batch" dan masing-masing "batch" diikuti oleh 15 orang peserta.
Ia mengatakan kegiatan yang berlangsung di gedung Diklat, area Komplek Perumahan Pertamina (Komperta) Lomanis, menghadirkan narasumber dosen Higiene Industri, Toksikologi UI, Mila Tejamaya PhD, lulusan University of Adelaide, Australia dan Birmingham University UK serta Amelia SKM MK3 sebagai asisten fasilitator.
Baca juga: Pertamina Cilacap borong empat penghargaan kinerja HSSE 2020
Baca juga: Pertamina Cilacap internalisasikan nilai-nilai perusahaan melalui E-IG Dopokan Live