Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tidak akan menutup pasar saat melaksanakan Gerakan Jateng di Rumah Saja pada 6-7 Februari 2021, kata Bupati Banyumas Achmad Husein.
"Jadi yang pertama adalah kami membuat harus ada kemanfaatan terhadap pemutusan penyebaran COVID-19 ini. Tetapi ekonomi itu jangan sampai menjadi tidak bergerak sama sekali, terutama di level orang-orang kecil," katanya di Pendopo Sipanji Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu, di sela rapat persiapan pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja untuk tingkat Kabupaten Banyumas.
Rapat tersebut juga membahas sejumlah ketentuan yang akan diberlakukan di Banyumas dengan mengacu pada Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 443.5/0001933 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan Pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tahap II di Jawa Tengah, yang di dalamnya mengatur kebijakan Gerakan Jateng di Rumah Saja.
Baca juga: Kendalikan COVID-19, Bupati Banyumas dukung gerakan "Jateng di Rumah Saja"
Baca juga: Pemprov harus pikirkan dampak Jateng di Rumah Saja
Menurut Bupati, dalam surat edaran tersebut banyak ketentuan yang diatur, salah satunya penutupan kegiatan kemasyarakatan di antaranya mewajibkan mal dan pusat-pusat perbelanjaan saat pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja.
"Pasar tidak tutup tetapi dikendalikan. Artinya, kapasitasnya itu, keluar-masuknya orang di dalam pasar jangan sampai 'umpel-umpelan' (berdesakan, red.). Nanti dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang akan mengatur, setiap pasar akan dijaga, kalau perlu masuknya bergantian," katanya.
Ia mengatakan Pemkab Banyumas pada Kamis (4/2) dan Jumat (5/2) akan mengerahkan sekitar 50 mobil untuk menyosialisasikan rencana pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja kepada masyarakat termasuk menginformasikan tentang bahaya COVID-19 beserta upaya pencegahannya.
Kendati demikian, dia mengakui Gerakan Jateng di Rumah Saja tidak bisa menjadikan wilayah Banyumas sepi secara keseluruhan.
"Kita tidak mungkin 100 persen seperti itu (sepi, red.). Seperti pasar, kalau seluruh pasar kami tutup, nanti orang-orang belanjanya ke mana, makanya kami kendalikan saja," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, salah seorang pedagang sayuran di wilayah Purwokerto Utara, Ningsih mengaku khawatir jika pasar ditutup selama pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja.
"Kalau pasar ditutup, nanti saya harus kulakan di mana? Kan tidak mungkin membeli sayuran dalam jumlah banyak pada Jumat untuk dijual selama tiga hari ke depan. Yang ada sayurannya busuk dan tidak laku dijual," katanya.
"Jadi yang pertama adalah kami membuat harus ada kemanfaatan terhadap pemutusan penyebaran COVID-19 ini. Tetapi ekonomi itu jangan sampai menjadi tidak bergerak sama sekali, terutama di level orang-orang kecil," katanya di Pendopo Sipanji Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu, di sela rapat persiapan pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja untuk tingkat Kabupaten Banyumas.
Rapat tersebut juga membahas sejumlah ketentuan yang akan diberlakukan di Banyumas dengan mengacu pada Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 443.5/0001933 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan Pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tahap II di Jawa Tengah, yang di dalamnya mengatur kebijakan Gerakan Jateng di Rumah Saja.
Baca juga: Kendalikan COVID-19, Bupati Banyumas dukung gerakan "Jateng di Rumah Saja"
Baca juga: Pemprov harus pikirkan dampak Jateng di Rumah Saja
Menurut Bupati, dalam surat edaran tersebut banyak ketentuan yang diatur, salah satunya penutupan kegiatan kemasyarakatan di antaranya mewajibkan mal dan pusat-pusat perbelanjaan saat pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja.
"Pasar tidak tutup tetapi dikendalikan. Artinya, kapasitasnya itu, keluar-masuknya orang di dalam pasar jangan sampai 'umpel-umpelan' (berdesakan, red.). Nanti dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang akan mengatur, setiap pasar akan dijaga, kalau perlu masuknya bergantian," katanya.
Ia mengatakan Pemkab Banyumas pada Kamis (4/2) dan Jumat (5/2) akan mengerahkan sekitar 50 mobil untuk menyosialisasikan rencana pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja kepada masyarakat termasuk menginformasikan tentang bahaya COVID-19 beserta upaya pencegahannya.
Kendati demikian, dia mengakui Gerakan Jateng di Rumah Saja tidak bisa menjadikan wilayah Banyumas sepi secara keseluruhan.
"Kita tidak mungkin 100 persen seperti itu (sepi, red.). Seperti pasar, kalau seluruh pasar kami tutup, nanti orang-orang belanjanya ke mana, makanya kami kendalikan saja," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, salah seorang pedagang sayuran di wilayah Purwokerto Utara, Ningsih mengaku khawatir jika pasar ditutup selama pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja.
"Kalau pasar ditutup, nanti saya harus kulakan di mana? Kan tidak mungkin membeli sayuran dalam jumlah banyak pada Jumat untuk dijual selama tiga hari ke depan. Yang ada sayurannya busuk dan tidak laku dijual," katanya.