Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto Kavadya Syska mengatakan petani harus diberi pelatihan dan pendampingan agar melek teknologi pangan dalam rangka mengoptimalkan hasil panen yang melimpah.

"Petani harus melek teknologi pangan sehingga jika terdapat hasil panen yang melimpah dapat diolah menjadi produk yang dapat meningkatkan daya jual tanaman," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu.

Kavadya Syska yang merupakan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto tersebut mencontohkan hasil panen tomat atau cabai yang melimpah jika tidak cepat terserap dapat berpotensi busuk dan akhirnya terbuang percuma.

"Dengan teknologi pangan maka bahan baku tomat dan cabai bisa diolah menjadi saus tomat dan saus cabai, bisa lebih awet dan sekaligus dapat meningkatkan nilai jual tanaman," katanya.

Dengan demikian, kata dia, hasil panen yang melimpah bisa dimanfaatkan dengan lebih optimal dan mengurangi kerugian sisa bahan pangan.

"Ketimbang busuk maka lebih baik dimanfaatkan menggunakan teknologi menjadi produk pangan yang memiliki nilai jual dan menghasilkan sehingga akan berdampak positif bagi kesejahteraan petani," katanya.

Dia mengatakan pemerintah daerah perlu membuat program pelatihan, pendampingan dan pembinaan kepada petani yang ada di wilayahnya masing-masing.

"Tujuannya agar teknologi pangan menjadi topik yang familiar di kalangan petani dan dapat memberikan pengetahuan baru mengenai teknik mengolah hasil panen menjadi produk yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi," katanya.

"Pemerintah daerah juga dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi yang ada di wilayahnya masing-masing terkait program pelatihan dan pembinaannya," katanya.

Menurutnya program tersebut perlu diintensifkan karena selain dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga dapat mendukung program ketahanan pangan secara nasional.

Dia mengatakan kekuatan suatu bangsa pada saat ini tidak hanya diukur dari keberhasilan swasembada produk pangan, namun juga dari upaya mengintensifkan teknologi pangan.

"Bahan pangan berbasis teknologi pangan akan dapat menghasilkan inovasi-inovasi produk pangan yang kreatif, sehat, halal, dan futuristik. Hal ini selaras dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu tanpa kelaparan. Karena itu sosialisasi mengenai teknologi pangan harus terus diintensifkan," katanya.
 


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024