Jepara (ANTARA) - Volume ekspor nonmigas di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, selama 2020 mencapai 82,14 juta kilogram, atau mengalami kenaikan sebesar 2,52 persen dari data tahun sebelumnya sebanyak 80,13 juta kilogram.
Kendati demikian, kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara Iskandar Zulkarnain di Jepara, Sabtu, nilai ekspor nonmigas dalam kurun waktu yang sama mengalami penurunan 14,6 persen atau mencapai 331,59 juta dolar AS, sedangkan pada tahun 2019 sebesar 388,3 juta dolar AS.
"Penurunan nilai ekspor nonmigas ini kemungkinan karena dampak pandemi COVID-19 yang terjadi hampir di semua negara di dunia," kata Iskandar Zulkarnain.
Baca juga: Meningkat, ekspor mebel Soloraya tak terpengaruh perang dagang
Baca juga: Volume Ekspor Kopi Indonesia Menurun
Menyinggung jumlah eksportir, menurut dia, mengalami penurunan, yakni semula pada tahun 2019 sebanyak 427 pengekspor, pada tahun 2020 turun menjadi 413 eksportir.
Ia menjebutkan jumlah negara tujuan ekspor juga turun, yaitu pada tahun 2019 sebanyak 113 negara tujuan ekspor, pada tahun 2020 hanya 95 negara.
Dari komoditas ekspor, lanjut dia, tercatat mebel dari kayu yang paling mendominasi yang nilai ekspornya mencapai 177,03 juta dolar AS dengan volume ekspor mencapai 53,65 juta kg.
Posisi kedua, produk garmen dan sepatu yang nilai ekspornya mencapai 131,67 juta dolar AS dengan volume ekspor sebanyak 9,76 juta kg.
Berikutnya, kayu olahan dengan nilai ekspor mencapai 11,32 juta dolar AS, kemudian kerajinan kayu dan cendera mata dengan nilai ekspor sebesar 3,6 juta dolar AS.
Komoditas lainnya meliputi produk nabati, kemasan dari plastik, kerajinan batu, semen dan marmer, barang dari logam, serta komoditas lainnya.
Kendati demikian, kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara Iskandar Zulkarnain di Jepara, Sabtu, nilai ekspor nonmigas dalam kurun waktu yang sama mengalami penurunan 14,6 persen atau mencapai 331,59 juta dolar AS, sedangkan pada tahun 2019 sebesar 388,3 juta dolar AS.
"Penurunan nilai ekspor nonmigas ini kemungkinan karena dampak pandemi COVID-19 yang terjadi hampir di semua negara di dunia," kata Iskandar Zulkarnain.
Baca juga: Meningkat, ekspor mebel Soloraya tak terpengaruh perang dagang
Baca juga: Volume Ekspor Kopi Indonesia Menurun
Menyinggung jumlah eksportir, menurut dia, mengalami penurunan, yakni semula pada tahun 2019 sebanyak 427 pengekspor, pada tahun 2020 turun menjadi 413 eksportir.
Ia menjebutkan jumlah negara tujuan ekspor juga turun, yaitu pada tahun 2019 sebanyak 113 negara tujuan ekspor, pada tahun 2020 hanya 95 negara.
Dari komoditas ekspor, lanjut dia, tercatat mebel dari kayu yang paling mendominasi yang nilai ekspornya mencapai 177,03 juta dolar AS dengan volume ekspor mencapai 53,65 juta kg.
Posisi kedua, produk garmen dan sepatu yang nilai ekspornya mencapai 131,67 juta dolar AS dengan volume ekspor sebanyak 9,76 juta kg.
Berikutnya, kayu olahan dengan nilai ekspor mencapai 11,32 juta dolar AS, kemudian kerajinan kayu dan cendera mata dengan nilai ekspor sebesar 3,6 juta dolar AS.
Komoditas lainnya meliputi produk nabati, kemasan dari plastik, kerajinan batu, semen dan marmer, barang dari logam, serta komoditas lainnya.