Purwokerto (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJamsostek Kantor Cabang Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang membawahi Cabang Purbalingga dan Cabang Banjarnegara dalam periode Januari hingga Desember 2020 telah merealisasikan klaim jaminan sebesar Rp268,49 miliar.

"Pembayaran klaim jaminan itu dilakukan melalui protokol Layanan Tanpa Kontak Fisik (Lapak Asik) dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19," kata Kepala BPJamsostek Kantor Cabang Purwokerto Agus Widiyanto dalam keterangan pers di Purwokerto, Jumat.

Ia mengakui 2020 menjadi tahun yang sangat berat karena efek dari pandemi COVID-19 memberi dampak pada banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para pekerja.

Baca juga: Realisasi klaim BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan Rp176,3 miliar

Oleh karena itu, kata dia, pada tahun 2020 terjadi peningkatan pembayaran klaim jaminan di BPJamsostek.

"BPJamsostek Purwokerto telah membayarkan 35.310 kasus klaim jaminan sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang ada," katanya.

Agus mengatakan pembayaran klaim itu untuk program Jaminan Hari Tua (JHT) sebanyak 29.992 kasus dengan nilai sebesar Rp245,73 miliar, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebanyak 1.316 kasus dengan nilai sebesar Rp7,8 miliar, Jaminan Kematian (JKM) sebanyak 296 kasus dengan nilai sebesar Rp11,67 miliar, dan Klaim Jaminan Pensiun (JP) sebanyak 3.706 kasus sebesar Rp3,49 miliar.

Selain meningkatnya jumlah klaim yang dibayarkan, kata dia, di tengah masa pandemi yang sedang berlangsung, BPJamsostek juga membawa kabar baik dengan mencatatkan hasil positif di bidang investasi.

"Seperti diketahui bahwa BPJamsostek menjalankan pengelolaan dana yang mengacu pada instrumen dan batasan investasi yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015, serta beberapa Peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," katanya.

Menurut dia, BPJamsostek juga menggunakan strategi investasi yang mengutamakan aspek kepatuhan, kehati-hatian, dan tata kelola yang baik atau good governance untuk mendapatkan hasil yang optimal sepenuhnya untuk peserta dengan dengan risiko yang terukur.

Ia mengatakan berdasarkan data per 31 Desember 2020, dana yang dikelola oleh BPJamsostek mencapai Rp486,38 triliun dan menghasilkan investasi sebesar Rp32,30 triliun, serta Yield on Investment (YOI) hingga 7,38 persen.

Dalam hal ini, kata dia, alokasi investasi tersebut terbagi menjadi surat utang sebanyak 64 persen, saham 17 persen, deposito 10 persen, reksadana 8 persen, dan investasi langsung sebesar 1 persen.

"Untuk portofolio saham, BPJamsostek menempatkannya pada saham LQ45. Penempatan instrumen reksadana juga berdasarkan pada underlying asset yang memiliki fundamental yang kuat dan likuiditas yang baik, sehingga kualitas aset investasi BPJamsostek sangat baik dan tidak pernah mengalami kendala likuiditas serta selalu mampu memenuhi kewajiban klaim kepada peserta," kata Agus.

Baca juga: Sepanjang 2020, BPJAMSOSTEK Ungaran bayar klaim pekerja Rp198 miliar

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024