Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat telah menyiapkan anggaran operasional kegiatan vaksinasi untuk mencegah kasus COVID-19 di wilayahnya mencapai Rp7 miliar.
"Dinkes telah menyediakan anggaran melalui APBD Boyolali tahun ini sebanyak Rp6 miliar hingga Rp7 miliar untuk dana operasional vaksinasi COVID-19," kata Kepala Dinkes Boyolali Ratri S Survivalina di sela acara pencanangan vaksinasi COVID-19 untuk tenaga kesehatan (Nakes) dan 10 tokoh masyarakat. di Kantor Dinkes Boyolali, Senin.
Ratri mengatakan anggaran vaksinasi COVID-19 di Boyolali pertama didukung dari APBN. Artinya, dari Pemerintah Pusat untuk membeli vaksin, alat suntiknya, dan beberapa penunjangnya, sekaligus transportasinya ke daerah. Dari Provinsi Jateng, mempunyai dukungan anggaran untuk kegiatan penyimpanan vaksin dan transportasi ke daerah.
Baca juga: Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat di Banyumas divaksin COVID-19
Selain itu, APBD Pemkab Boyolali juga memberikan dukungan pengajuan untuk sarana penunjangnya, misalnya untuk sarana Information Technology (IT), pelaksanaannya harus berbasis IT, sehingga dianggarkan dari pemda setempat, termasuk sampah medisnya, dan bahan-bahan lain yang belum disediakan dari anggaran besar.
Pada acara pencanangan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Boyolali, kata Ratri, merupakan moment yang penting. Karena, cara itu, untuk menyelesaikan pandemi COVID-19 dengan imunisasi sudah bisa dilaksanakan di Boyolali.
Ratri mengatakan Boyolali tahap pertama vaksinasi menerima vaksin jenis sinovac dari Provinsi Jateng sebanyak 7.600 dosis yang diperuntukan bagi nakes dan 10 tokoh masyarakat yang menjadi pelopor imunisasi.
Sebanyak 10 tokoh masyarakat antara lain Bupati Boyolali Seno Samodro bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Boyolali menjadi pelopor vaksin COVID-19 dengan harapan seluruh masyarakat tergerak sesuai jadwal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah secara umum membagi vaksinasi menjadi empat tahap, di Boyolali yang pertama untuk nakes bersama 10 tokoh masyarakat, kedua pelayanan publik, ketiga anggota masyarakat dan pelaku ekonomi, serta terakhir anggota masyarakat lainnya kelompok rentan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Boyolali, Masruri ,mengatakan pihaknya bersyukur Boyolali sudah menerima vaksin COVID-19. Pihaknya meminta masyarakat jangan khawatir soal vaksin sudah halal, karena dirinya selain Sekda juga Ketua NU di Boyolali.
"Vaksin COVID-19 sudah melalui kajian dan tidak perlu khawatir soal halalnya. Kami minta masyarakat kalau sudah waktunya divaksin untuk mengikuti program itu. Karena, hal ini upaya untuk kesehatan kita bersama, dan kesehatan masyarakat," kata Masruri.
Pihaknya yang terdepan siap untuk vaksin pertama, sehingga masyarakat harus juga yakin vaksin ini, untuk kesehatannya dari COVID-19.
Selain itu, Masruri juga meminta nakes jangan khawatir soal biaya operasional pelaksanaan vaksinasi dari APBD sudah disiapkan. Tidak perlu khawatir, meski di Dinkes belum dianggarkan, tetapi menggunakan dana tidak terduga (DTT) Pemkab Boyolali.
Oleh karena itu, pihaknya memberikan semangat bagi nakes karena tugasnya sangat berat, jumlah yang akan divaksinasi ada ribuan orang di Boyolali.
Baca juga: Pemkab Purbalingga terima 5.000 dosis vaksin COVID-19 untuk nakes
Baca juga: Vaksinasi tenaga kesehatan di Jateng sudah 54,6 persen
"Dinkes telah menyediakan anggaran melalui APBD Boyolali tahun ini sebanyak Rp6 miliar hingga Rp7 miliar untuk dana operasional vaksinasi COVID-19," kata Kepala Dinkes Boyolali Ratri S Survivalina di sela acara pencanangan vaksinasi COVID-19 untuk tenaga kesehatan (Nakes) dan 10 tokoh masyarakat. di Kantor Dinkes Boyolali, Senin.
Ratri mengatakan anggaran vaksinasi COVID-19 di Boyolali pertama didukung dari APBN. Artinya, dari Pemerintah Pusat untuk membeli vaksin, alat suntiknya, dan beberapa penunjangnya, sekaligus transportasinya ke daerah. Dari Provinsi Jateng, mempunyai dukungan anggaran untuk kegiatan penyimpanan vaksin dan transportasi ke daerah.
Baca juga: Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat di Banyumas divaksin COVID-19
Selain itu, APBD Pemkab Boyolali juga memberikan dukungan pengajuan untuk sarana penunjangnya, misalnya untuk sarana Information Technology (IT), pelaksanaannya harus berbasis IT, sehingga dianggarkan dari pemda setempat, termasuk sampah medisnya, dan bahan-bahan lain yang belum disediakan dari anggaran besar.
Pada acara pencanangan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Boyolali, kata Ratri, merupakan moment yang penting. Karena, cara itu, untuk menyelesaikan pandemi COVID-19 dengan imunisasi sudah bisa dilaksanakan di Boyolali.
Ratri mengatakan Boyolali tahap pertama vaksinasi menerima vaksin jenis sinovac dari Provinsi Jateng sebanyak 7.600 dosis yang diperuntukan bagi nakes dan 10 tokoh masyarakat yang menjadi pelopor imunisasi.
Sebanyak 10 tokoh masyarakat antara lain Bupati Boyolali Seno Samodro bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Boyolali menjadi pelopor vaksin COVID-19 dengan harapan seluruh masyarakat tergerak sesuai jadwal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah secara umum membagi vaksinasi menjadi empat tahap, di Boyolali yang pertama untuk nakes bersama 10 tokoh masyarakat, kedua pelayanan publik, ketiga anggota masyarakat dan pelaku ekonomi, serta terakhir anggota masyarakat lainnya kelompok rentan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Boyolali, Masruri ,mengatakan pihaknya bersyukur Boyolali sudah menerima vaksin COVID-19. Pihaknya meminta masyarakat jangan khawatir soal vaksin sudah halal, karena dirinya selain Sekda juga Ketua NU di Boyolali.
"Vaksin COVID-19 sudah melalui kajian dan tidak perlu khawatir soal halalnya. Kami minta masyarakat kalau sudah waktunya divaksin untuk mengikuti program itu. Karena, hal ini upaya untuk kesehatan kita bersama, dan kesehatan masyarakat," kata Masruri.
Pihaknya yang terdepan siap untuk vaksin pertama, sehingga masyarakat harus juga yakin vaksin ini, untuk kesehatannya dari COVID-19.
Selain itu, Masruri juga meminta nakes jangan khawatir soal biaya operasional pelaksanaan vaksinasi dari APBD sudah disiapkan. Tidak perlu khawatir, meski di Dinkes belum dianggarkan, tetapi menggunakan dana tidak terduga (DTT) Pemkab Boyolali.
Oleh karena itu, pihaknya memberikan semangat bagi nakes karena tugasnya sangat berat, jumlah yang akan divaksinasi ada ribuan orang di Boyolali.
Baca juga: Pemkab Purbalingga terima 5.000 dosis vaksin COVID-19 untuk nakes
Baca juga: Vaksinasi tenaga kesehatan di Jateng sudah 54,6 persen