Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengadakan tes cepat antigen massal di 80 desa/kelurahan dengan sasaran warga berusia lebih dari 55 tahun yang memiliki penyakit bawaan (komorbid).
"Kegiatan ini untuk sosialisasi bahwa umur di atas 55 tahun dengan penyakit bawaan harus berhati-hati. Seperti tadi, satu per satu saya datangi, saya katakan kalau bertemu orang, anggaplah orang lain punya virus (COVID-19), sehingga kita harus hati-hati," kata Bupati Banyumas Achmad Husein saat memantau pelaksanaan tes cepat antigen di Pendopo Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Senin.
Menurut dia, warga yang berusia lebih dari 55 tahun dan memiliki penyakit bawaan itu dites cepat antigen untuk mengantisipasi kemungkinan adanya yang positif COVID-19.
Baca juga: Pengemudi bus di Terminal Penggung Boyolali jalani tes usap COVID-19
Ia mengatakan jika berdasarkan hasil tes cepat antigen tersebut ada warga yang positif, segera ditindaklanjuti dengan tes usap (swab).
"Itu karena yang kebanyakan meninggal (akibat COVID-19) adalah yang di atas 55 tahun dan punya komorbid, sehingga itu yang kita sasar. Ada 5.000 orang (warga berusia lebih dari 55 tahun dengan komorbid)," katanya.
Kendati demikian, katanya, kegiatan tes cepat antigen massal yang digelar serentak pada hari Senin (18/1) di 80 desa/kelurahan se-Kabupaten Banyumas itu menyasar 4.000 orang.
"Ini untuk melindungi mereka, karena usia-usia tersebut sangat rentan. Berdasarkan data, kebanyakan yang meninggal dunia adalah mereka yang sudah sepuh dan komorbid," kata Bupati.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dr Setia Rini mengatakan tes cepat antigen tersebut dilaksanakan oleh 40 puskesmas yang ada di Kabupaten Banyumas.
Ia mengatakan setiap puskesmas melaksanakan tes cepat antigen di dua desa/kelurahan dengan sasaran di setiap titik minimal 50 orang.
"Hasilnya bisa ditunggu sekitar 30 menit. Kalau hasilnya positif, akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) yang dilaksanakan di laboratorium pada hari itu juga," katanya.
Baca juga: Cukup 20 menit, hasil tes usap antigen bisa diketahui
Lurah Sumampir Trisni Hayati mengatakan pihaknya mengundang lebih dari 50 warga berusia 55 tahun yang memiliki penyakit bawaan untuk mengikuti tes cepat antigen tersebut.
"Warga yang kami undang sekitar 50 orang, di antaranya merupakan peserta Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis). Selain itu, dari RT juga mengirimkan sekitar 15 warganya yang tidak ikut dalam Prolanis," katanya.
Salah seorang warga Kelurahan Sumampir Sri Yuliantini (66) menyambut baik kegiatan tes cepat antigen tersebut. "Awalnya agak takut, khawatir positif. Namun, alhamdulillah hasilnya negatif," kata Sri yang baru pertama kali mengikuti tes cepat antigen.
Menurut dia, upaya dilakukan Pemkab Banyumas dalam mencegah penyebaran COVID-19 selama ini telah berjalan cukup bagus, namun perlu disertai dengan kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Terkait dengan vaksinasi COVID-19 di sejumlah daerah dan akan segera dilaksanakan di Banyumas, dia mengatakan vaksin tersebut sudah diteliti oleh ahlinya, sehingga tidak sembarangan.
"Kita berdoa saja kepada Allah, mudah-mudahan pandemi COVID-19 ini cepat berlalu dengan adanya vaksin untuk rakyat, untuk semuanya," katanya.
"Kegiatan ini untuk sosialisasi bahwa umur di atas 55 tahun dengan penyakit bawaan harus berhati-hati. Seperti tadi, satu per satu saya datangi, saya katakan kalau bertemu orang, anggaplah orang lain punya virus (COVID-19), sehingga kita harus hati-hati," kata Bupati Banyumas Achmad Husein saat memantau pelaksanaan tes cepat antigen di Pendopo Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Senin.
Menurut dia, warga yang berusia lebih dari 55 tahun dan memiliki penyakit bawaan itu dites cepat antigen untuk mengantisipasi kemungkinan adanya yang positif COVID-19.
Baca juga: Pengemudi bus di Terminal Penggung Boyolali jalani tes usap COVID-19
Ia mengatakan jika berdasarkan hasil tes cepat antigen tersebut ada warga yang positif, segera ditindaklanjuti dengan tes usap (swab).
"Itu karena yang kebanyakan meninggal (akibat COVID-19) adalah yang di atas 55 tahun dan punya komorbid, sehingga itu yang kita sasar. Ada 5.000 orang (warga berusia lebih dari 55 tahun dengan komorbid)," katanya.
Kendati demikian, katanya, kegiatan tes cepat antigen massal yang digelar serentak pada hari Senin (18/1) di 80 desa/kelurahan se-Kabupaten Banyumas itu menyasar 4.000 orang.
"Ini untuk melindungi mereka, karena usia-usia tersebut sangat rentan. Berdasarkan data, kebanyakan yang meninggal dunia adalah mereka yang sudah sepuh dan komorbid," kata Bupati.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dr Setia Rini mengatakan tes cepat antigen tersebut dilaksanakan oleh 40 puskesmas yang ada di Kabupaten Banyumas.
Ia mengatakan setiap puskesmas melaksanakan tes cepat antigen di dua desa/kelurahan dengan sasaran di setiap titik minimal 50 orang.
"Hasilnya bisa ditunggu sekitar 30 menit. Kalau hasilnya positif, akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) yang dilaksanakan di laboratorium pada hari itu juga," katanya.
Baca juga: Cukup 20 menit, hasil tes usap antigen bisa diketahui
Lurah Sumampir Trisni Hayati mengatakan pihaknya mengundang lebih dari 50 warga berusia 55 tahun yang memiliki penyakit bawaan untuk mengikuti tes cepat antigen tersebut.
"Warga yang kami undang sekitar 50 orang, di antaranya merupakan peserta Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis). Selain itu, dari RT juga mengirimkan sekitar 15 warganya yang tidak ikut dalam Prolanis," katanya.
Salah seorang warga Kelurahan Sumampir Sri Yuliantini (66) menyambut baik kegiatan tes cepat antigen tersebut. "Awalnya agak takut, khawatir positif. Namun, alhamdulillah hasilnya negatif," kata Sri yang baru pertama kali mengikuti tes cepat antigen.
Menurut dia, upaya dilakukan Pemkab Banyumas dalam mencegah penyebaran COVID-19 selama ini telah berjalan cukup bagus, namun perlu disertai dengan kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Terkait dengan vaksinasi COVID-19 di sejumlah daerah dan akan segera dilaksanakan di Banyumas, dia mengatakan vaksin tersebut sudah diteliti oleh ahlinya, sehingga tidak sembarangan.
"Kita berdoa saja kepada Allah, mudah-mudahan pandemi COVID-19 ini cepat berlalu dengan adanya vaksin untuk rakyat, untuk semuanya," katanya.