Riset: Vaksin Pfizer/BioNTech terlihat ampuh lawan varian baru corona

Jumat, 8 Januari 2021 14:53 WIB

New York (ANTARA) - Vaksin COVID-19 Pfizer dan BioNTech terlihat ampuh melawan mutasi utama varian baru virus corona sangat menular yang muncul di Inggris Raya dan Afrika Selatan, demikian menurut riset laboratorium yang dilakukan produsen obat AS tersebut.

Riset, yang belum ditinjau rekan sejawat, oleh Pfizer dan ilmuwan dari University of Texas Medical Branch mengindikasikan vaksin tersebut efektif dalam menetralisir virus, yang disebut mutasi peningkatan protein N501Y.

Mutasi dapat bertanggung jawab atas penularan yang lebih besar dan terdapat kekhawatiran bahwa mutasi juga dapat membuat virus lolos dari netralisasi antibodi yang berasal dari vaksin, kata salah satu ilmuwan vaksin virus senior Pfizer, Phil Dormitzer.

Riset tersebut menggunakan sampel darah yang diambil dari penerima vaksin. Temuannya terbatas, sebab riset tidak melihat secara penuh rangkaian mutasi yang ditemukan di salah satu varian baru virus yang cepat menyebar.

Kabar baik, kata Dormitzer, bahwa vaksin terlihat ampuh melawan mutasi tersebut, serta 15 mutasi lainnya yang sebelumnya dilakukan ujicoba oleh perusahaan.

"Jadi, kini kami telah menguji 16 mutasi berbeda, dan tidak ada satu pun dari mereka yang mempunyai dampak signifikan. Itu kabar baik," katanya. "Tidak berati bahwa mutasi ke-17 tidak akan mempunyai dampak."

Dormitzer mencatat mutasi lainnya yang ditemukan pada varian baru COVID-19 Afrika Selatan, yang disebut mutasi E484K, yang juga merisaukan.

Para peneliti berencana melakukan riset serupa untuk melihat apakah vaksin tersebut efektif melawan mutasi lain yang ditemukan pada varian COVID-19 Inggris Raya dan Afrika Selatan dan berharap menghimpun data lebih banyak dalam beberapa pekan ke depan.

Para ilmuwan mengaku prihatin bahwa vaksin yang baru-baru ini diluncurkan mungkin tidak mampu melindungi dari varian baru virus corona, terutama yang muncul di Afrika Selatan.

Simon Clarke, profesor mikrobiologi di University of Reading, pekan ini menuturkan bahwa meski kedua varian memiliki beberapa karakter baru yang sama, varian yang ditemukan di Afrika Selatan "mempunyai sejumlah mutasi tambahan", yang meliputi perubahan lebih luas pada peningkatan protein.

Vaksin Pfizer/BioNTech dan vaksin buatan Moderna, yang menggunakan teknologi yang disebut synthetic messenger RNA (mRNA), langsung dapat disesuaikan untuk menangani mutasi baru virus apabila diperlukan.

Para ilmuwan menerangkan bahwa perubahan dapat dilakukan dalam kurun waktu enam pekan.

Sumber: Reuters
Baca juga: Kolombia setujui vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan darurat
Baca juga: WHO cantumkan vaksin Pfizer / BioNTech untuk penggunaan darurat
Baca juga: WHO: Peluncuran terbatas vaksin COVID Pfizer-BioNTech akhir Januari

 


Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Vaksin 'booster' Pfizer/BioNTech diklaim bisa melawan Omicron

09 December 2021 7:31 Wib, 2021

Riset: Vaksin Pfizer/BioNTech sangat protektif untuk usia 12-18

20 October 2021 8:25 Wib, 2021

Riset: Efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech turun setelah 6 bulan

05 October 2021 14:52 Wib, 2021

Vaksin BioNTech punya tingkat antibodi lebih kuat dari Sinovac

19 June 2021 17:22 Wib, 2021

WHO cantumkan vaksin Pfizer dan BioNTech untuk penggunaan darurat

01 January 2021 12:42 Wib, 2021
Terpopuler

RTMM-SPSI ajak pekerja informal ikut jaminan sosial ketenagakerjaan

PERISTIWA - 04 May 2024 6:23 Wib

Dadang Somantri berharap pekerja kompeten dan terampil

PERISTIWA - 02 May 2024 8:39 Wib

Kemenag Surakarta: Lansia jadi prioritas petugas haji

PERISTIWA - 30 April 2024 8:24 Wib

ANTARA Biro Jateng lepas mahasiswa magang Polines

PERISTIWA - 04 May 2024 6:37 Wib

BPJS Kesehatan Purwokerto dan mitra RS pastikan prosedur pelayanan

PERISTIWA - 02 May 2024 9:05 Wib