Solo (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Surakarta, Jawa Tengah, mendirikan tenda di halaman gedung sebagai antisipasi membeludaknya pasien usai libur akhir tahun.
"Sudah dua hari ini (tenda didirikan), tujuannya untuk berjaga-jaga saja, mudah-mudahan ya tidak terpakai," kata Direktur RSUD dr Moewardi Surakarta Cahyono Hadi di Solo, Kamis.
Ia mengatakan sejauh ini dua tenda tersebut belum terpakai. Meski demikian, nantinya bisa dipakai, baik untuk keluarga pasien maupun pasien umum yang menunggu triase IGD.
"Kalau pasien menunggu pemeriksaan triase, di IGD kan dipilah, sambil menunggu ruangan, kami minta tunggu di tenda. Itu kalau sampai habis liburan, IGD kami buat isolasi (pasien COVID-19), tetapi mudah-mudahan tidak," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini ruangan yang digunakan khusus untuk pasien COVID-19 masih mencukupi. Menurut dia, dari 260 kamar yang disediakan, sejauh ini masih tersisa sekitar 40 kamar.
"Jadi masih cukup, kan tendanya itu juga masih kosong. Untuk pasien umum juga stabil, tidak ada kenaikan," katanya.
Selain itu, dikatakannya, untuk peralatan yang dibutuhkan pasien, termasuk ventilator, juga masih mencukupi.
Sementara itu, mengenai antisipasi lonjakan, Pemerintah Kota Surakarta juga sudah mempersiapkan diri. Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan sudah menyiapkan Solo Technopark (STP) sebagai rumah sakit darurat.
"Kami menyediakan antisipasi untuk lonjakan itu. Setelah STP selesai karantina mudik, baru kami persiapkan untuk rumah sakit darurat. Sementara ini bagian selatan dulu yang digunakan, tetapi kalau butuh banyak ya sampai utara," katanya.
"Sudah dua hari ini (tenda didirikan), tujuannya untuk berjaga-jaga saja, mudah-mudahan ya tidak terpakai," kata Direktur RSUD dr Moewardi Surakarta Cahyono Hadi di Solo, Kamis.
Ia mengatakan sejauh ini dua tenda tersebut belum terpakai. Meski demikian, nantinya bisa dipakai, baik untuk keluarga pasien maupun pasien umum yang menunggu triase IGD.
"Kalau pasien menunggu pemeriksaan triase, di IGD kan dipilah, sambil menunggu ruangan, kami minta tunggu di tenda. Itu kalau sampai habis liburan, IGD kami buat isolasi (pasien COVID-19), tetapi mudah-mudahan tidak," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini ruangan yang digunakan khusus untuk pasien COVID-19 masih mencukupi. Menurut dia, dari 260 kamar yang disediakan, sejauh ini masih tersisa sekitar 40 kamar.
"Jadi masih cukup, kan tendanya itu juga masih kosong. Untuk pasien umum juga stabil, tidak ada kenaikan," katanya.
Selain itu, dikatakannya, untuk peralatan yang dibutuhkan pasien, termasuk ventilator, juga masih mencukupi.
Sementara itu, mengenai antisipasi lonjakan, Pemerintah Kota Surakarta juga sudah mempersiapkan diri. Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan sudah menyiapkan Solo Technopark (STP) sebagai rumah sakit darurat.
"Kami menyediakan antisipasi untuk lonjakan itu. Setelah STP selesai karantina mudik, baru kami persiapkan untuk rumah sakit darurat. Sementara ini bagian selatan dulu yang digunakan, tetapi kalau butuh banyak ya sampai utara," katanya.