Demak (ANTARA) - Sejumlah petani udang maupun ikan di Desa Kembangan, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terpaksa memanen dini menyusul tambaknya tergenang banjir akibat tingginya curah hujan di daerah setempat.
"Kami mencatat ada sekitar 200-an hektare lahan tambak udang maupun ikan serta sejumlah areal persawahan yang terendam banjir, akibat curah hujan tinggi," kata Kepala Desa Kembangan, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Suhardi di Demak, Selasa.
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, kata dia, petambak udang maupun ikan air tawar, seperti nila dan tambra, terpaksa memanen dini karena air di areal tambaknya meluap sehingga potensi kehilangan ikan cukup besar.
Sementara usia ideal untuk panen minimal 4 bulan, sedangkan saat ini usianya baru tiga bulan.
Padahal, ketika sudah memasuki usia panen proyeksi hasil panen udangnya bisa mencapai 2,5 ton, sedangkan saat ini hanya 1,5 ton.
Akibatnya, lanjut dia, petambak masih menanggung kerugian antara Rp20 juta hingga Rp25 juta per hektare.
Untuk menghindari kejadian serupa, pemerintah desa sudah mengajukan permohonan kepada Pemerintah Kabupaten Demak agar segera memperbaiki drainase dan irigasi di lahan persawahan, tambak udang dan ikan.
"Ketika saluran drainase dan irigasinya bagus, tentunya saat curah hujan tinggi air tidak sampai menggenangi tambak maupun persawahan," ujarnya.
Ikhwan Syaefulloh, Koordinator Sahabat Lestari, komunitas relawan anggota DPR RI Dapil II Jateng, Lestari Moerdijat, menegaskan pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama warga di Kabupaten Demak.
Untuk itu, kata dia, Sahabat Lestari juga memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsinta), bibit serta pembinaan terhadap petani di Kabupaten Demak, Kudus dan Jepara.
Ia mendorong Pemkab Demak segera memperbaiki fasilitas irigasi yang merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan di bidang pertanian maupun perikanan.
"Kami mencatat ada sekitar 200-an hektare lahan tambak udang maupun ikan serta sejumlah areal persawahan yang terendam banjir, akibat curah hujan tinggi," kata Kepala Desa Kembangan, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Suhardi di Demak, Selasa.
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, kata dia, petambak udang maupun ikan air tawar, seperti nila dan tambra, terpaksa memanen dini karena air di areal tambaknya meluap sehingga potensi kehilangan ikan cukup besar.
Sementara usia ideal untuk panen minimal 4 bulan, sedangkan saat ini usianya baru tiga bulan.
Padahal, ketika sudah memasuki usia panen proyeksi hasil panen udangnya bisa mencapai 2,5 ton, sedangkan saat ini hanya 1,5 ton.
Akibatnya, lanjut dia, petambak masih menanggung kerugian antara Rp20 juta hingga Rp25 juta per hektare.
Untuk menghindari kejadian serupa, pemerintah desa sudah mengajukan permohonan kepada Pemerintah Kabupaten Demak agar segera memperbaiki drainase dan irigasi di lahan persawahan, tambak udang dan ikan.
"Ketika saluran drainase dan irigasinya bagus, tentunya saat curah hujan tinggi air tidak sampai menggenangi tambak maupun persawahan," ujarnya.
Ikhwan Syaefulloh, Koordinator Sahabat Lestari, komunitas relawan anggota DPR RI Dapil II Jateng, Lestari Moerdijat, menegaskan pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama warga di Kabupaten Demak.
Untuk itu, kata dia, Sahabat Lestari juga memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsinta), bibit serta pembinaan terhadap petani di Kabupaten Demak, Kudus dan Jepara.
Ia mendorong Pemkab Demak segera memperbaiki fasilitas irigasi yang merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan di bidang pertanian maupun perikanan.