Semarang (ANTARA) - Rasa deg-degan dan bayang-bayang sakitnya hidung disogrok menggelayut dipikiran Wakil Ketua III Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Dwi Sunarti, saat namanya dipanggil untuk mengikuti rapid test Antigen, di Halaman Kantor PKK Jawa Tengah, Jumat (18/12/2020).

Namun, demi membangkitkan semangat dan sekaligus menjadi contoh jajarannya, Dwi Sunarti memberanikan diri untuk dites dan hanya hitungan detik, cairan di hidungnya berhasil diusap.

"Takutnya sejak kemarin. Tadi malam saja mau tidur, kethap-kethip membayangkan rapid test Antigen ini. Tapi, tidak bisa tidak, saya selaku wakil ketua harus ikut agar semua pada semangat. Ini hidungku rasanya masih ketinggalan," kata Dwi Sunarti begitu ditanya seuisai test antigen.

Perasaan was-was juga menyelimuti Tri Hartiningsih, pengurus Dharma Wanita Persatuan Setda Provinsi Jawa Tengah, meskipun dirinya sudah tiga kali menjalani rapid test, namun dengan pemeriksaan antibodi melalui darah.

"Agak deg-degan karena baru sekali ini di-rapid test Antigen. Semoga hasilnya baik," harap Tri Hartiningsih

Jika sebagian besar peserta merasa ketakutan, tidak halnya dengan Eti Nurhayati, pengurus BKOW Jawa Tengah yang terlihat mantap mengikuti tes cepat dengan metode pengambilan sampel usap karena menurutnya dengan tes, dirinya akan tahu kondisi kesehatannya.

"Saya sudah sering dirapid. Apalagi, saudara saya ada yang kena COVID-19 dan saya langsung melakukan tes swab mandiri. Alhamdulillah negatif. Semoga yang ini hasilnya juga nonreaktif," kata Eti.

Wakil Ketua IV TP PKK Jawa Tengah Tjodrorini menyampaikan tes cepat tersebut dilakukan untuk memenuhi Instruksi Presiden dan arahan dari Ketua Umum TP PKK sekaligus sebagai apresiasi kepada perempuan dalam rangka Peringatan Hari Ibu 2020.

Melalui tes cepat tersebut diharapkan dapat mendeteksi dini kemungkinan infeksi virus Corona (COVID-19) terutama di kalangan perempuan.

Rapid test Antigen yang diselenggarakan atas bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tersebut diikuti lebih dari 80 peserta yang terdiri atas pengurus TP PKK, BKOW, dan Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah.

Pemeriksaan antigen dipilih karena menurut teori efektivitasnya lebih baik dibandingkan dengan sampel darah, sekaligus sesuai kebijakan Gubernur Ganjar Pranowo.

"Gerakan ini juga dikembangkan di kabupaten/ kota se-Jawa Tengah. Masing-masing ditargetkan 100 orang. Tetapi jumlahnya masih bisa berkembang sesuai dengan kondisi daerah," katanya.

Kepala Seksi Pelayanan Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Wilayah Semarang dr Irma Makiyah menambahkan tes cepat tersebut merupakan salah satu upaya untuk skrining COVID-19 pada perempuan terutama yang berusia lebih dari 50 tahun yang lebih berisiko.

Bagi mereka yang nonreaktif dengan kontak erat atau bergejala, lanjut Irma, akan langsung ditindaklanjuti dengan tes PCR.

"Rapid Antigen ini hanya skrining, karena hanya mendeteksi protein yang dihasilkan virus. Penegakan diagnosis tetap dilakukan melalui tes PCR untuk melihat material virusnya," kata Irma.

Setelah rapid test Antigen tersebut, para peserta pun bersyukur karena hasilnya seluruhnya dinyatakan nonreaktif.(Kom)

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024