Purwokerto (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan pengecekan terhadap kemungkinan adanya kerusakan lahan sawah akibat banjir luapan Sungai Serayu.

"Terkait banjir yang terjadi kemarin (3/12), memang ada beberapa yang menimpa lahan persawahan sekitar (aliran Sungai Serayu), tapi informasinya cepat surut," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinpertan KP Kabupaten Banyumas Widarso di Purwokerto, Banyumas, Jumat.

Kendati demikian pihaknya melalui petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) saat ini tengah melakukan pengecekan terhadap lahan pertanian, khususnya sawah yang dilaporkan terdampak banjir tersebut.

Menurut dia, pengecekan tersebut untuk memastikan apakah tanaman padi di lahan sawah yang terdampak banjir luapan Sungai Serayu itu masih bisa bertahan atau tidak bisa diselamatkan.

"Logikanya kalau terendam banjir sehari terus surut, masih bisa selamat. Tapi banjir ini karena luapan Sungai Serayu dikhawatirkan terjadi kerusakan," katanya.

Lebih lanjut, Widarso mengatakan berdasarkan laporan sementara, banjir yang terjadi pada hari Kamis (3/12) berdampak pada sekitar 10 hektare lahan sawah di Kecamatan Patikraja.

Pihaknya belum menerima laporan terkait dengan data sawah terdampak banjir luapan Sungai Serayu di kecamatan lainnya, seperti Somagede, Banyumas, Rawalo, dan Kalibagor.

"Rata-rata sawah yang terdampak banjir itu baru ditanami padi. Namun sebagian sudah diikutsertakan dalam program Asuransi Usaha Tani Padi," katanya.

Pada Kamis (3/12) sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas terendam banjir akibat luapan Sungai Serayu dan beberapa anak sungainya setelah wilayah itu diguyur hujan sangat lebat hingga ekstrem pada Rabu (2/12) malam.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024