Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menyiapkan tenaga kesehatan di berbagai puskesmas dan rumah sakit, sebagai pelaksana program vaksinasi COVID-19 dari pemerintah pusat di wilayah itu.

"Kami sudah melakukan pelatihan untuk nakes (tenaga kesehatan) di setiap puskesmas di Boyolali secara daring, dan pekan depan sudah selesai pelatihannya. Pelatihan dilakukan secara maraton sejak akhir Oktober 2020 hingga pekan depan bulan ini," kata Kepala Dinkes Boyolali dokter Ratri S. Survivalina, di Boyolali, Jumat.

Menyinggung soal logistik, Dinkes setempat juga sudah menyiapkan tempat penyimpanan vaksin.

Ia mengharapkan vaksin COVID-19 diberikan secara bertahap sehingga tempat penyimpanan logistik bisa mencukupi.

Ratri menjelaskan masyarakat yang menjadi prioritas vaksinasi COVID-19, mereka yang berusia antara 18-49 tahun, dengan kondisi sehat, tidak mempunyai penyakit bawaan (komorbid).

Pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat soal program vaksinasi COVID-19, tetapi pihaknya masih menunggu kepastian kapan dan seberapa banyak Kabupaten Boyolali mendapatkan droping vaksin itu.

"Kami akan memberikan vaksin prioritas pertama yakni jajaran nakes terlebih dahulu. Karena jajaran nakes mempunyai risiko tinggi, nanti jika terjadi pada nakes, maka pelayanan kesehatan bisa lumpuh semuanya," kata Ratri.

Tentang jatah jumlah vaksin yang ideal untuk Boyolali jika setengah dari total penduduk setempat usai produktif antara 18- 49 tahun, katanya, maka sekitar 500.000 dosis.

Ia berharap, masyarakat yang sudah divaksin menjadi kebal terhadap penularan COVID-19, sehingga penyakit tersebut tidak sampai menimbulkan keparahan atau komplikasi yang bisa menyebabkan kematian.

"Jadi COVID-19, jika muncul di masyarakat itu, hanya menimbulkan gejala yang ringan saja seperti batuk dan pilek, flu seperti biasa," kata Ratri.

Ia mengharapkan masyarakat setempat bisa menerima program vaksinasi itu untuk melindungi mereka dari penularan penyakit COVID-19.

"Jika tidak didukung masyarakat, program yang dibiayai pemerintah tersebut akan sia-sia. COVID-19 akan semakin merajalela di Boyolali, dan masih ada ancaman bagi masyarakat yang memiliki penyakit bawaan," katanya.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024