Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyakini pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dan Industrial Park Sigayung akan membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi di daerah.

Wakil Bupati Batang Suyono di Batang, Selasa, mengatakan sekitar 60 persen dari luas lahan 4.300 hektare di KIT yang akan dibangun pabrik ini akan meningkatkan kegiatan perekonomian di Batang dan berpotensi mengalahkan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jateng.

"Kami optimistis pembangunan kawasan industri di Batang akan membawa impact positif baik warga yang belum memiliki pekerjaan maupun yang memiliki usaha-usaha kecil di daerah," katanya.

Saat ini, kata dia, proses pembangunan KIT masih berjalan dan sudah mulai membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar kawasan industri seiring dengan mulai berdirinya tempat penginapan (kos) dan berjualan.

Pemkab, tambah dia, juga memiliki kewenangan untuk mengelola lahan seluas 20 hektare di KIT yang nantinya dipersiapkan untuk merealisasikan konsep tempat istirahat Transit Oriented Development (TOD).

"Konsep rest area TOD sudah masuk dalam satu paket dengan kawasan industri terpadu yang menempati lahan PT Perkebunan Nusantara IX di Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih," katanya.

Menurut Suyono, pada konsep TOD tersebut nantinya antara lain akan dibangun hotel, paket wisata, dan tempat menampung produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Hal itu sekaligus sebagai upaya menopang pertumbuhan ekonomi didaerah. Nantinya, untuk pembangunan TOD, pemkab akan melakukan kerja sama dengan perusahaan," katanya.

Ia mengharapkan masyarakat agar memberikan dukungan adanya pembangunan KIT karena sesuai komitmen atau aturan disebutkan bahwa 80 persen tenaga kerja harus menggunakan tenaga lokal.

"Pembangunan KIT akan membawa berkah bagi warga dan pemkab. Oleh karena, kami berharap masyarakat memberikan dukungan pembangunan KIT karena nantinya akan memberikan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024