Temanggung (ANTARA) - Sekitar 3.750 hektare lahan di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, siap untuk budi daya bawang putih.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, M Aziz Wijaya di Wonosobo, Kamis, mengatakan sejumlah lahan tersebut tersebar di Kecamatan Kalikajar, Kejajar, Garung, Kertek, Sapuran, dan Kepil.
Ia menyampaikan hal tersebut usai mengikuti tanam bawang putih perdana di Dusun Cengklok, Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar.
Aziz menargetkan hingga 2021 seluas 700 hektare lahan di Kecamatan Kalikajar dan sekitarnya bisa ditanami bawang putih. Modal awal itu diharapkan dapat merambah ke wilayah lain untuk mencapai target yang telah ditentukan.
"Kami harap bawang putih lokal ini bisa berkembang pesat sehingga tidak impor lagi, seperti yang pernah terjadi di Wonosobo sebagai primadona bawang putih. Nantinya Kabupaten Wonosobo bisa menjadi daerah penyangga kebutuhan bawang putih nasional," katanya.
Importir bawang PT Andalan Alam Pertiwi, Muslim, menjelaskan pada masa tanam serentak bawang putih 2020 kali ini pihaknya menyediakan 6 ton bibit yang bisa ditanamkan di lahan seluas 30 hektare. Varietas bawang putih yang di tanam lumbu kuning dan hijau.
Kemudian pada awal 2021 pihaknya akan menyediakan sejumlah bibit yang bisa ditanam di lahan seluas 100 hektare. Dengan perkiraan panen mencapai 7-10 ton per hektare.
"Produktivitas bawang putih di Wonosobo ini bisa mencapai 10 ton per hektare dengan membutuhkan waktu tanam 3 bulan," katanya.
Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina yang hadir dalam penanaman bawang putih tersebut menyampaikan dengan ketekunan para petani Wonosobo dalam merawat bawang putih diharapkan dapat memproduksi hasil panen yang melimpah.
Ia berharap nantinya Indonesia tidak lagi impor bawang putih dari negara-negara lain.
"Kami berharap bawang putih lokal dengan berbagai varietas dapat bersaing dengan bawang putih impor seperti dari negara China dan beberapa negara lain," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, M Aziz Wijaya di Wonosobo, Kamis, mengatakan sejumlah lahan tersebut tersebar di Kecamatan Kalikajar, Kejajar, Garung, Kertek, Sapuran, dan Kepil.
Ia menyampaikan hal tersebut usai mengikuti tanam bawang putih perdana di Dusun Cengklok, Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar.
Aziz menargetkan hingga 2021 seluas 700 hektare lahan di Kecamatan Kalikajar dan sekitarnya bisa ditanami bawang putih. Modal awal itu diharapkan dapat merambah ke wilayah lain untuk mencapai target yang telah ditentukan.
"Kami harap bawang putih lokal ini bisa berkembang pesat sehingga tidak impor lagi, seperti yang pernah terjadi di Wonosobo sebagai primadona bawang putih. Nantinya Kabupaten Wonosobo bisa menjadi daerah penyangga kebutuhan bawang putih nasional," katanya.
Importir bawang PT Andalan Alam Pertiwi, Muslim, menjelaskan pada masa tanam serentak bawang putih 2020 kali ini pihaknya menyediakan 6 ton bibit yang bisa ditanamkan di lahan seluas 30 hektare. Varietas bawang putih yang di tanam lumbu kuning dan hijau.
Kemudian pada awal 2021 pihaknya akan menyediakan sejumlah bibit yang bisa ditanam di lahan seluas 100 hektare. Dengan perkiraan panen mencapai 7-10 ton per hektare.
"Produktivitas bawang putih di Wonosobo ini bisa mencapai 10 ton per hektare dengan membutuhkan waktu tanam 3 bulan," katanya.
Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina yang hadir dalam penanaman bawang putih tersebut menyampaikan dengan ketekunan para petani Wonosobo dalam merawat bawang putih diharapkan dapat memproduksi hasil panen yang melimpah.
Ia berharap nantinya Indonesia tidak lagi impor bawang putih dari negara-negara lain.
"Kami berharap bawang putih lokal dengan berbagai varietas dapat bersaing dengan bawang putih impor seperti dari negara China dan beberapa negara lain," katanya.