Cilacap (ANTARA) - Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah, memberikan kuliah umum tentang pengelolaan limbah industri bagi mahasiswa Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dalam kuliah umum yang digelar secara daring, Jumat (6/11), Pertamina RU IV Cilacap menghadirkan Manajer Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) Agung Darmawan sebagai pembicara.

Saat menyampaikan materi, Agung mengatakan Pertamina RU IV Cilacap memiliki standar khusus pengelolaan limbah yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.

Menurut dia, limbah tersebut di antaranya limbah cair, emisi, serta limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

"Pengeloalan limbah industri ini dilakukan dengan inventarisasi pengelolaan, pemantauan, dan pelaporan kepada stakeholder terkait secara rutin," katanya. 

Ia mengatakan pihaknya melakukan pemantauan kualitas air limbah dengan laboratorium terakreditasi.

Dalam hal ini, kata dia, pemantauan kualitas air limbah secara kontinu berupa Sistem Pemantauan Kualitas Air Limbah secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan (Sparing) yang dipantau secara real time oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).  

Baca juga: Pertamina Cilacap raih penghargaan Patra Nirbhaya Adinugraha V

"Pemantauan kualitas air limbah secara kontinu melalui implementasi Sparing, dan RU IV Cilacap merupakan pilot project dari KLHK sebagai pemenuhan regulasi," katanya menambahkan  

Selanjutnya dalam pengelolaan emisi, kata dia, RU IV memiliki berbagai sumber seperti seperti 10 unit boiler, 20 unit furnace, 4 unit diesel, 1 unit perekahan katalitik air, 1 unit oksidasi thermal sulfur, 6 unit suar bakar dan fugitive emission.

Menurut dia, pihaknya melakukan pengendalian seperti pengaturan bahan bakar, optimalisasi flare gas recovery, sulfur recovery unit, dan optimalisasi boiler dengan advance process control. 

"Pengelolaan emisi juga rutin dipantau oleh laboratorium terakreditasi setiap 6 bulan, pemantauan emisi secara kontinu dengan metode CEMS (Continuous Emission Monitoring System) dan perhitungan emisi gas rumah kaca. Sebagai informasi, tidak semua industri memasang alat pantau CEMS ini," katanya.

Terkait dengan prosedur pengelolaan limbah B3, kata dia, tahapan yang dilakukan di antaranya identifikasi limbah B3, penerimaan limbah B3 dari operasional kilang, dan penyimpanan limbah di tempat penampungan sementara limbah B3. 

"Selain itu, kami juga rutin melakukan pemantauan lingkungan periode bulanan, triwulan, dan semester yang diakhiri pelaporan ke pemerintah tingkat kabupaten hingga pusat serta Pertamina pusat," katanya.

Kuliah umum yang dilakukan secara daring diikuti oleh sekitar 100 civitas academica IPB dan dikemas secara interaktif dengan memberikan banyak ruang dialog kepada peserta. 

Baca juga: Kilang Pertamina Cilacap kembangkan Green Avtur
Baca juga: Fasilitas desalinasi air dari Pertamina ringankan warga dusun terpencil di Cilacap

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024