Magelang (ANTARA) - Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) merintis sekolah petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengembangkan usaha.
Ketua MTCC Unimma Dra. Retno Rusdjijati, M.Kes, di Magelang, Jumat, mengatakan dalam merintis sekolah petani dengan mengadakan diskusi kelompok terpumpun bersama Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Dalam kegiatan ini dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah H. Tafsir, MPM PP, MPM PW, PDM dan MPM dari lima kabupaten, yakni Magelang, Temanggung, Klaten, Boyolali, dan Purworejo serta perwakilan petani anggota Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI).
Retno menyampaikan kesejahteraan petani menjadi persoalan menahun yang seolah tanpa ujung. Masih banyak tantangan di sektor pertanian yang harus dihadapi, di antaranya memastikan ketersediaan pangan nasional masyarakat, terutama di tengan pandemi dan memperkuat cadangan pangan nasional.
Selain itu, bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani dan regenerasi pelaku usaha sektor pertanian.
Berdasarkan hal tersebut, katanya, dalam rangka membantu para petani, terutama di Jawa Tengah untuk pengembangan usaha, MTCC Unimma merintis sekolah petani dengan mengadakan diskusi itu.
Baca juga: Rektor Unimma: Sektor pertanian kurang menarik bagi generasi muda
Ia mengatakan MTCC Unimma sebagai organisasi yang memperhatikan kesejahteraan petani berupaya untuk menyuarakan aspirasi petani.
"Kegiatan FGD (Focus Group Discussion) ini merupakan wujud kontribusi MTCC Unimma sebagai bagian Muhammadiyah yang harus berperan pada jihad kedaulatan pangan dan implementasi sistem pertanian terpadu. Oleh karena itu, sinergi MTCC dengan MPM PP Muhammadiyah maupun jejaring Muhammadiyah lainnya menjadi hal yang sangat penting," katanya.
Dia mengatakan tujuan diskusi untuk merumuskan kurikulum yang akan digunakan sekolah petani dan ajang mengumpulkan permasalahan di lapangan.
Rektor Unimma, Dr. Suliswiyadi, M.Ag. menyampaikan bahwa jejaring Muhammadiyah potensial dan perkembangannya akan semakin masif ke depannya.
"Dengan merintis sekolah tani ini, petani dapat berdaya dengan kompetensi dan kualifikasi dalam menghadapi perubahan teknologi. Pada prinsipnya, Unimma ingin bersama jejaring Muhammmadiyah demi kesejahteraan petani," katanya.
Ketua MPM PP Muhammadiyah Dr. M. Nurul Yamin, M.Si memberikan apresiasi luar biasa untuk gerakan yang dilakukan MTCC Unimma.
"Unimma walaupun belum ada Fakultas Pertanian, telah melakukan sebuah langkah terobosan yang sangat bagus. Di Jawa Tengah, jaringan ini bisa kita kembangkan di sektor pertanian maupun pasar secara simultan. Dengan begitu, pemberdayaan di sektor pertanian ini bisa terus berkembang. Dengan adanya sekolah petani ini, integrasi bisa berjalan secara sinergis antara Unimma dan petani untuk menuju warna yang hijau dan membahagiakan," katanya.
Diskusi diakhiri dengan penandatanganan nota kesepahaman antara MTCC Unimma dengan MPM Pusat, Wilayah dan PDM dalam lingkup peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani untuk pengembangan usaha serta pendampingan dan pemberdayaan untuk kesejahteraan petani.
Baca juga: Dana cukai tembakau diminta lebih fokus untuk petani dan buruh
Baca juga: MTCC: Produksi tembakau belum seimbang dengan kesejahteraan petani
Ketua MTCC Unimma Dra. Retno Rusdjijati, M.Kes, di Magelang, Jumat, mengatakan dalam merintis sekolah petani dengan mengadakan diskusi kelompok terpumpun bersama Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Dalam kegiatan ini dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah H. Tafsir, MPM PP, MPM PW, PDM dan MPM dari lima kabupaten, yakni Magelang, Temanggung, Klaten, Boyolali, dan Purworejo serta perwakilan petani anggota Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI).
Retno menyampaikan kesejahteraan petani menjadi persoalan menahun yang seolah tanpa ujung. Masih banyak tantangan di sektor pertanian yang harus dihadapi, di antaranya memastikan ketersediaan pangan nasional masyarakat, terutama di tengan pandemi dan memperkuat cadangan pangan nasional.
Selain itu, bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani dan regenerasi pelaku usaha sektor pertanian.
Berdasarkan hal tersebut, katanya, dalam rangka membantu para petani, terutama di Jawa Tengah untuk pengembangan usaha, MTCC Unimma merintis sekolah petani dengan mengadakan diskusi itu.
Baca juga: Rektor Unimma: Sektor pertanian kurang menarik bagi generasi muda
Ia mengatakan MTCC Unimma sebagai organisasi yang memperhatikan kesejahteraan petani berupaya untuk menyuarakan aspirasi petani.
"Kegiatan FGD (Focus Group Discussion) ini merupakan wujud kontribusi MTCC Unimma sebagai bagian Muhammadiyah yang harus berperan pada jihad kedaulatan pangan dan implementasi sistem pertanian terpadu. Oleh karena itu, sinergi MTCC dengan MPM PP Muhammadiyah maupun jejaring Muhammadiyah lainnya menjadi hal yang sangat penting," katanya.
Dia mengatakan tujuan diskusi untuk merumuskan kurikulum yang akan digunakan sekolah petani dan ajang mengumpulkan permasalahan di lapangan.
Rektor Unimma, Dr. Suliswiyadi, M.Ag. menyampaikan bahwa jejaring Muhammadiyah potensial dan perkembangannya akan semakin masif ke depannya.
"Dengan merintis sekolah tani ini, petani dapat berdaya dengan kompetensi dan kualifikasi dalam menghadapi perubahan teknologi. Pada prinsipnya, Unimma ingin bersama jejaring Muhammmadiyah demi kesejahteraan petani," katanya.
Ketua MPM PP Muhammadiyah Dr. M. Nurul Yamin, M.Si memberikan apresiasi luar biasa untuk gerakan yang dilakukan MTCC Unimma.
"Unimma walaupun belum ada Fakultas Pertanian, telah melakukan sebuah langkah terobosan yang sangat bagus. Di Jawa Tengah, jaringan ini bisa kita kembangkan di sektor pertanian maupun pasar secara simultan. Dengan begitu, pemberdayaan di sektor pertanian ini bisa terus berkembang. Dengan adanya sekolah petani ini, integrasi bisa berjalan secara sinergis antara Unimma dan petani untuk menuju warna yang hijau dan membahagiakan," katanya.
Diskusi diakhiri dengan penandatanganan nota kesepahaman antara MTCC Unimma dengan MPM Pusat, Wilayah dan PDM dalam lingkup peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani untuk pengembangan usaha serta pendampingan dan pemberdayaan untuk kesejahteraan petani.
Baca juga: Dana cukai tembakau diminta lebih fokus untuk petani dan buruh
Baca juga: MTCC: Produksi tembakau belum seimbang dengan kesejahteraan petani