Magelang (ANTARA) - Sebanyak 544 pekerja di Kota Magelang, Jawa Tengah yang terdampak pandemi COVID-19 terserap dalam program padat karya untuk menekan angka pengangguran dan memulihkan kondisi perekonomian.
"Pekerja yang mengikuti padat karya ini adalah warga setempat yang telah ditentukan berdasarkan hasil musyawarah dengan pihak kelurahan serta delapan titik lokasi padat karya program pemulihan ekonomi yang telah disurvei oleh DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang Gunadi dalam keterangan tertulis di Magelang, Senin.
Pemerintah Kota Magelang membuka program padat karya secara serentak di 17 kelurahan. Tahun ini, ada dua program yang dikolaborasikan, yakni Padat Karya Non-Bahan yang diinisiasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Padat Karya Program Pemulihan Ekonomi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR).
Pelaksanaan padat karya dibuka secara simbolis oleh Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Aula Kampung Tulung, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah yang dihadiri sejumlah pejabat terkait dan perwakilan tenaga kerja dalam program tersebut.
Ia menjelaskan tujuan padat karya, antara lain menyediakan lapangan kerja sementara dan mendayagunakan tenaga kerja penganggur atau setengah penganggur, berasal dari keluarga yang terdampak COVID-19 di Kota Magelang.
Program itu, katanya, menjadi tambahan pendapatan bagi tenaga kerja melalui upah pekerja, mendukung pemulihan ekonomi bagi masyarakat Kota Magelang dan mendukung program Pemkot Magelang dalam mengurangi kemiskinan serta tingkat pengangguran terbuka.
Ia mengatakan padat karya dilaksanakan serentak di 17 kelurahan dengan delapan titik lokasi yang sudah ditentukan. Pelaksanaan padat karya nonbahan, antara lain pembersihan sarang walet/lumpur, gorong-gorong, sungai, termasuk lokasi tangan longsor.
Kegiatan padat karya dalam program pemulihan ekonomi, di antaranya membangun saluran Kalikota Segmen 1 di Pintu Air Kedungasari sisi utara Masjid Agung, Segmen 2 di sisi selatan Bank Jateng di Jalan Pajajaran, Segmen 3 di Jalan Pajajaran sisi selatan Aspol Jagoan.
Ia menjelaskan kegiatan padat karya nonbahan yang dilaksanakan Disnaker menyerap 544 orang tenaga kerja dengan total upah Rp451.350.000, dengan rincian mandor dua orang per kelurahan, masing-masing Rp60.000 dan pekerja 30 orang per kelurahan, masing-masing Rp55.000.
Belanja material seluruhnya Rp154.635.000 dan belanja perlengkapan serta peralatan Rp119.706.000 untuk 17 lokasi kegiatan padat karya.
Kegiatan padat yang dilaksanakan DPUPR menyerap tenaga kerja 220 orang dengan total upah Rp179.304.000.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengemukakan di tengah pandemi saat ini program padat karya semakin dirasa penting, sebab banyak di antara warga kehilangan pekerjaan atau terhenti usahanya karena perekonomian yang secara global melambat.
"Oleh karena itu, saya berharap dengan kegiatan ini selama 15 hari serentak di 17 kelurahan dengan melibatkan lebih dari 500 pekerja, dapat membantu pemulihan ekonomi masyarakat, khususnya bagi yang terdampak pandemi COVID-19 dan mempercepat gerak roda perekonomian daerah," katanya.
Ia menjelaskan padat karya sejatinya bukan sekadar memberikan pekerjaan sementara, namun juga kesempatan mengasah dan melatih keterampilan warga yang belum berkesempatan memiliki pekerjaan tetap.
"Di lain pihak, kegiatan ini adalah upaya memelihara sarana dan prasarana infrastruktur serta lingkungan untuk menunjang kegiatan masyarakat," katanya.
Tahun ini, katanya, pekerjaan difokuskan untuk membersihkan saluran air, sungai, dan gorong-gorong, sedangkan hasil pekerjaan tentunya bermanfaat bagi seluruh masyarakat, terutama mengantisipasi bencana saat musim hujan.
"Pekerja yang mengikuti padat karya ini adalah warga setempat yang telah ditentukan berdasarkan hasil musyawarah dengan pihak kelurahan serta delapan titik lokasi padat karya program pemulihan ekonomi yang telah disurvei oleh DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang Gunadi dalam keterangan tertulis di Magelang, Senin.
Pemerintah Kota Magelang membuka program padat karya secara serentak di 17 kelurahan. Tahun ini, ada dua program yang dikolaborasikan, yakni Padat Karya Non-Bahan yang diinisiasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Padat Karya Program Pemulihan Ekonomi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR).
Pelaksanaan padat karya dibuka secara simbolis oleh Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Aula Kampung Tulung, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah yang dihadiri sejumlah pejabat terkait dan perwakilan tenaga kerja dalam program tersebut.
Ia menjelaskan tujuan padat karya, antara lain menyediakan lapangan kerja sementara dan mendayagunakan tenaga kerja penganggur atau setengah penganggur, berasal dari keluarga yang terdampak COVID-19 di Kota Magelang.
Program itu, katanya, menjadi tambahan pendapatan bagi tenaga kerja melalui upah pekerja, mendukung pemulihan ekonomi bagi masyarakat Kota Magelang dan mendukung program Pemkot Magelang dalam mengurangi kemiskinan serta tingkat pengangguran terbuka.
Ia mengatakan padat karya dilaksanakan serentak di 17 kelurahan dengan delapan titik lokasi yang sudah ditentukan. Pelaksanaan padat karya nonbahan, antara lain pembersihan sarang walet/lumpur, gorong-gorong, sungai, termasuk lokasi tangan longsor.
Kegiatan padat karya dalam program pemulihan ekonomi, di antaranya membangun saluran Kalikota Segmen 1 di Pintu Air Kedungasari sisi utara Masjid Agung, Segmen 2 di sisi selatan Bank Jateng di Jalan Pajajaran, Segmen 3 di Jalan Pajajaran sisi selatan Aspol Jagoan.
Ia menjelaskan kegiatan padat karya nonbahan yang dilaksanakan Disnaker menyerap 544 orang tenaga kerja dengan total upah Rp451.350.000, dengan rincian mandor dua orang per kelurahan, masing-masing Rp60.000 dan pekerja 30 orang per kelurahan, masing-masing Rp55.000.
Belanja material seluruhnya Rp154.635.000 dan belanja perlengkapan serta peralatan Rp119.706.000 untuk 17 lokasi kegiatan padat karya.
Kegiatan padat yang dilaksanakan DPUPR menyerap tenaga kerja 220 orang dengan total upah Rp179.304.000.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengemukakan di tengah pandemi saat ini program padat karya semakin dirasa penting, sebab banyak di antara warga kehilangan pekerjaan atau terhenti usahanya karena perekonomian yang secara global melambat.
"Oleh karena itu, saya berharap dengan kegiatan ini selama 15 hari serentak di 17 kelurahan dengan melibatkan lebih dari 500 pekerja, dapat membantu pemulihan ekonomi masyarakat, khususnya bagi yang terdampak pandemi COVID-19 dan mempercepat gerak roda perekonomian daerah," katanya.
Ia menjelaskan padat karya sejatinya bukan sekadar memberikan pekerjaan sementara, namun juga kesempatan mengasah dan melatih keterampilan warga yang belum berkesempatan memiliki pekerjaan tetap.
"Di lain pihak, kegiatan ini adalah upaya memelihara sarana dan prasarana infrastruktur serta lingkungan untuk menunjang kegiatan masyarakat," katanya.
Tahun ini, katanya, pekerjaan difokuskan untuk membersihkan saluran air, sungai, dan gorong-gorong, sedangkan hasil pekerjaan tentunya bermanfaat bagi seluruh masyarakat, terutama mengantisipasi bencana saat musim hujan.