Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah kembali meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) untuk ketiga kalinya secara berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Bupati Magelang Zaenal Arifin di Magelang, Jumat, mengungkapkan bangga atas diraihnya penghargaan Proklim dalam kurun waktu tiga tahun secara berturut-turut.
Ia menyampaikan hal tersebut usai penyerahan penghargaan tersebut oleh Sekjen KLHK Bambang Hendroyono secara virtual.
Baca juga: Udinus kenalkan konten digital berbasis SEO ke Proklim Purwokeling
Zaenal mengharapkan melalui penghargaan Proklim tersebut bisa menjadi momentum serta memotivasi masyarakat atau desa dalam upaya pencegahan pemanasan global dan emisi gas rumah kaca.
"Kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya atas penghargaan Proklim ini. Saya berharap, penghargaan ini bisa terus ditingkatkan untuk mencegah terjadinya pemanasan secara global dan emisi gas rumah kaca," katanya.
Dia mengatakan saat ini perubahan iklim sudah terjadi secara luar biasa serta diikuti dengan berbagai prediksi yang kurang mengenakan, maka harus segera dilakukan upaya mitigasi.
Ia menyebutkan ada tiga negara yang memiliki kontribusi besar dalam menyumbang peningkatan emisi gas rumah kaca, antara lain Amerika, China, dan Indonesia.
Dari situ, katanya, munculah beberapa prediksi yang tidak mengenakkan, di antaranya wilayah Asia Tenggara akan mengalami kesulitan air bersih pada 2050.
Selain itu, di Eropa akan terjadi gelombang panas yang akan memunculkan berbagai dampak negatif seperti kekeringan dan kesulitan pangan, bahkan hingga merebaknya wabah dan penyakit.
"Harapan kita hal ini jangan sampai terjadi, maka kita harus bergotong-royong untuk melakukan mitigasi, seperti melakukan gerakan penghijauan yang bertujuan untuk penyerapan cadangan air," katanya.
Sekretaris DLH Kabupaten Magelang Joko Sudibyo mengatakan Kabupaten Magelang mendapatkan penghargaan Proklim Utama yang diraih oleh Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman. Selain itu, mendapatkan tiga sertifikat Proklim Madya yang diraih oleh Desa Krincing, Kecamatan Secang, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, dan Desa Ketangi, Kecamatan Kaliangkrik.
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono menjelaskan penghargaan Proklim diberikan bagi daerah yang memiliki inisiatif, dedikasi, dan diwujudkan dalam upaya secara nyata dalam pengendalian perubahan iklim.
"Contohnya seperti menanam, menghijaukan, memilah sampah, menghemat listrik dan air, tidak membakar sampah, tidak membakar hutan ataupun lahan serta meningkatkan ketahanan pangan dan bencana," katanya.
Ia menyampaikan dibandingkan dengan permasalahan perubahan iklim secara global apa yang dilakukan ini tidak besar namun spesial, karena kegiatan ini memiliki daya ungkit dan daya angkat yang kuat terkait dengan lingkungan.
"Mau tidak mau kita harus lebih mencintai alam dan Bumi ini, karena kita tinggal di dalamnya dengan berbagai sumber daya alam yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya," katanya.
Baca juga: Mantap! Polbangtan YoMa dapat penghargaan Proklim Provinsi Jateng
Baca juga: Mirna terima penghargaan Proklim dari Kementerian LHK
Bupati Magelang Zaenal Arifin di Magelang, Jumat, mengungkapkan bangga atas diraihnya penghargaan Proklim dalam kurun waktu tiga tahun secara berturut-turut.
Ia menyampaikan hal tersebut usai penyerahan penghargaan tersebut oleh Sekjen KLHK Bambang Hendroyono secara virtual.
Baca juga: Udinus kenalkan konten digital berbasis SEO ke Proklim Purwokeling
Zaenal mengharapkan melalui penghargaan Proklim tersebut bisa menjadi momentum serta memotivasi masyarakat atau desa dalam upaya pencegahan pemanasan global dan emisi gas rumah kaca.
"Kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya atas penghargaan Proklim ini. Saya berharap, penghargaan ini bisa terus ditingkatkan untuk mencegah terjadinya pemanasan secara global dan emisi gas rumah kaca," katanya.
Dia mengatakan saat ini perubahan iklim sudah terjadi secara luar biasa serta diikuti dengan berbagai prediksi yang kurang mengenakan, maka harus segera dilakukan upaya mitigasi.
Ia menyebutkan ada tiga negara yang memiliki kontribusi besar dalam menyumbang peningkatan emisi gas rumah kaca, antara lain Amerika, China, dan Indonesia.
Dari situ, katanya, munculah beberapa prediksi yang tidak mengenakkan, di antaranya wilayah Asia Tenggara akan mengalami kesulitan air bersih pada 2050.
Selain itu, di Eropa akan terjadi gelombang panas yang akan memunculkan berbagai dampak negatif seperti kekeringan dan kesulitan pangan, bahkan hingga merebaknya wabah dan penyakit.
"Harapan kita hal ini jangan sampai terjadi, maka kita harus bergotong-royong untuk melakukan mitigasi, seperti melakukan gerakan penghijauan yang bertujuan untuk penyerapan cadangan air," katanya.
Sekretaris DLH Kabupaten Magelang Joko Sudibyo mengatakan Kabupaten Magelang mendapatkan penghargaan Proklim Utama yang diraih oleh Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman. Selain itu, mendapatkan tiga sertifikat Proklim Madya yang diraih oleh Desa Krincing, Kecamatan Secang, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, dan Desa Ketangi, Kecamatan Kaliangkrik.
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono menjelaskan penghargaan Proklim diberikan bagi daerah yang memiliki inisiatif, dedikasi, dan diwujudkan dalam upaya secara nyata dalam pengendalian perubahan iklim.
"Contohnya seperti menanam, menghijaukan, memilah sampah, menghemat listrik dan air, tidak membakar sampah, tidak membakar hutan ataupun lahan serta meningkatkan ketahanan pangan dan bencana," katanya.
Ia menyampaikan dibandingkan dengan permasalahan perubahan iklim secara global apa yang dilakukan ini tidak besar namun spesial, karena kegiatan ini memiliki daya ungkit dan daya angkat yang kuat terkait dengan lingkungan.
"Mau tidak mau kita harus lebih mencintai alam dan Bumi ini, karena kita tinggal di dalamnya dengan berbagai sumber daya alam yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya," katanya.
Baca juga: Mantap! Polbangtan YoMa dapat penghargaan Proklim Provinsi Jateng
Baca juga: Mirna terima penghargaan Proklim dari Kementerian LHK