Cilacap (ANTARA) - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengajak para nelayan Cilacap di Jawa Tengah beralih menggunakan bahan bakar gas (BBG) karena lebih efisien dibandingkan memakai bahan bakar minyak (BBM).
"Ini adalah converter kit (perangkat konversi) untuk keperluan nelayan. Converter kit ini alat untuk konversi penggunaan premium atau BBM ke gas," katanya di Desa Kaliwungu, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.
Pernyataan tersebut dikemukakan Sugeng kepada wartawan usai acara pemberian paket konversi BBM ke BBG untuk kapal nelayan yang merupakan program kemitraan Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI.
Menurut Sugeng, bantuan tersebut diberikan dengan pertimbangan bahwa gas lebih efisien sekitar 40 persen jika dibandingkan dengan menggunakan BBM.
"Gas elpiji 3 kilogram ini ekuivalen dengan 5 liter BBM. Kedua, jauh lebih ramah lingkungan. Kita kan sudah memasuki renewable energy (energi terbarukan) dan clean energy (energi bersih)," katanya.
Ia mengatakan gas adalah energi transisi yang saat ini potensinya besar sekali. "Di mana BBM sama-sama kita ketahui sudah mulai turun, lifting juga turun terus, gas justru yang naik terus," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, secara nasional ada kebijakan untuk menggantikan BBM ke BBG yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas untuk Kapal Penangkap Ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air Bagi Petani Sasaran.
Lebih lanjut, Sugeng mengatakan pihaknya bersama Kementerian ESDM menyerahkan secara simbolis perangkat konversi tersebut untuk nelayan di Kabupaten Cilacap sebanyak 2.000 paket.
"Demikian juga nanti converter kit untuk pertanian, pompa airnya, juga traktornya akan ke sana (menggunakan BBG) arahnya. Selama ini traktor memang masih pakai solar. Yang akan datang dalam waktu dekat adalah pompa air juga pakai gas," katanya.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Alimuddin Baso mengatakan secara nasional, pemerintah pada tahun 2020 memberikan bantuan berupa perangkat konversi sebanyak 25.000 paket untuk nelayan sasaran di 42 kabupaten/kota serta 10.000 paket untuk petani sasaran di 20 kabupaten/kota.
Menurut dia, Cilacap merupakan kabupaten yang mendapatkan perangkat konversi terbanyak pada tahun 2020 karena mencapai 2.000 paket untuk 2.000 nelayan sasaran.
"Sejak program ini digulirkan pada tahun 2016, Kabupaten Cilacap hingga saat ini telah mendapatkan bantuan converter kit sebanyak 4.907 paket. Pada tahun 2016 sebanyak 902 paket, tahun 2017 sebanyak 2.005 paket, dan tahun 2020 sebanyak 2.000 paket. Insya Allah tahun depan akan diberikan lagi karena kami ada alokasi sebanyak 28.000 paket," katanya.
Ia mengatakan sesuai dengan Perpres Nomor 38 Tahun 2019, nelayan kecil yang berhak menerima bantuan perangkat konversi disebut dengan nelayan sasaran, yakni nelayan yang memiliki kapal berukuran di bawah 5 gross tonage (GT) dengan mesin berkekuatan 6-13 horse power (HP).
Sementara saat memberi sambutan, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menyampaikan terima kasih atas bantuan berupa 2.000 paket perangkat konversi untuk nelayan di Kabupaten Cilacap.
"Kami sampaikan terima kasih atas bantuan yang dibawa Pak Sugeng Suparwoto selaku Ketua Komisi VII DPR RI ke Cilacap 2.000 paket perangkat konversi untuk nelayan. Ternyata tidak hanya nelayan, Pak Sugeng ini juga perhatian terhadap petani, sehingga pada tanggal 3 atau 4 November, beliau akan datang kembali ke sini untuk memperhatikan bagaimana pertanian di Cilacap itu jangan sampai berhenti," katanya.
Saat ditemui wartawan, salah seorang nelayan dari Desa Cisumur, Kecamatan Kedungreja, Pariman mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan berupa paket konversi BBM ke BBG karena lebih efisien.
Dia mengaku dalam sehari membutuhkan BBM jenis pertalite sebanyak 7 liter untuk sekali melaut, sehingga jika menggunakan BBG khususnya elpiji 3 kilogram dapat memangkas biaya operasional karena harganya jauh lebih murah.
"Ini adalah converter kit (perangkat konversi) untuk keperluan nelayan. Converter kit ini alat untuk konversi penggunaan premium atau BBM ke gas," katanya di Desa Kaliwungu, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.
Pernyataan tersebut dikemukakan Sugeng kepada wartawan usai acara pemberian paket konversi BBM ke BBG untuk kapal nelayan yang merupakan program kemitraan Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI.
Menurut Sugeng, bantuan tersebut diberikan dengan pertimbangan bahwa gas lebih efisien sekitar 40 persen jika dibandingkan dengan menggunakan BBM.
"Gas elpiji 3 kilogram ini ekuivalen dengan 5 liter BBM. Kedua, jauh lebih ramah lingkungan. Kita kan sudah memasuki renewable energy (energi terbarukan) dan clean energy (energi bersih)," katanya.
Ia mengatakan gas adalah energi transisi yang saat ini potensinya besar sekali. "Di mana BBM sama-sama kita ketahui sudah mulai turun, lifting juga turun terus, gas justru yang naik terus," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, secara nasional ada kebijakan untuk menggantikan BBM ke BBG yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas untuk Kapal Penangkap Ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air Bagi Petani Sasaran.
Lebih lanjut, Sugeng mengatakan pihaknya bersama Kementerian ESDM menyerahkan secara simbolis perangkat konversi tersebut untuk nelayan di Kabupaten Cilacap sebanyak 2.000 paket.
"Demikian juga nanti converter kit untuk pertanian, pompa airnya, juga traktornya akan ke sana (menggunakan BBG) arahnya. Selama ini traktor memang masih pakai solar. Yang akan datang dalam waktu dekat adalah pompa air juga pakai gas," katanya.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Alimuddin Baso mengatakan secara nasional, pemerintah pada tahun 2020 memberikan bantuan berupa perangkat konversi sebanyak 25.000 paket untuk nelayan sasaran di 42 kabupaten/kota serta 10.000 paket untuk petani sasaran di 20 kabupaten/kota.
Menurut dia, Cilacap merupakan kabupaten yang mendapatkan perangkat konversi terbanyak pada tahun 2020 karena mencapai 2.000 paket untuk 2.000 nelayan sasaran.
"Sejak program ini digulirkan pada tahun 2016, Kabupaten Cilacap hingga saat ini telah mendapatkan bantuan converter kit sebanyak 4.907 paket. Pada tahun 2016 sebanyak 902 paket, tahun 2017 sebanyak 2.005 paket, dan tahun 2020 sebanyak 2.000 paket. Insya Allah tahun depan akan diberikan lagi karena kami ada alokasi sebanyak 28.000 paket," katanya.
Ia mengatakan sesuai dengan Perpres Nomor 38 Tahun 2019, nelayan kecil yang berhak menerima bantuan perangkat konversi disebut dengan nelayan sasaran, yakni nelayan yang memiliki kapal berukuran di bawah 5 gross tonage (GT) dengan mesin berkekuatan 6-13 horse power (HP).
Sementara saat memberi sambutan, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menyampaikan terima kasih atas bantuan berupa 2.000 paket perangkat konversi untuk nelayan di Kabupaten Cilacap.
"Kami sampaikan terima kasih atas bantuan yang dibawa Pak Sugeng Suparwoto selaku Ketua Komisi VII DPR RI ke Cilacap 2.000 paket perangkat konversi untuk nelayan. Ternyata tidak hanya nelayan, Pak Sugeng ini juga perhatian terhadap petani, sehingga pada tanggal 3 atau 4 November, beliau akan datang kembali ke sini untuk memperhatikan bagaimana pertanian di Cilacap itu jangan sampai berhenti," katanya.
Saat ditemui wartawan, salah seorang nelayan dari Desa Cisumur, Kecamatan Kedungreja, Pariman mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan berupa paket konversi BBM ke BBG karena lebih efisien.
Dia mengaku dalam sehari membutuhkan BBM jenis pertalite sebanyak 7 liter untuk sekali melaut, sehingga jika menggunakan BBG khususnya elpiji 3 kilogram dapat memangkas biaya operasional karena harganya jauh lebih murah.