Boyolali (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali meminta pendidik/tenaga pendidik dan peserta didik khususnya tingkat SMP, tetap fokus melaksanakan tugas belajar-mengajar sebagaimana kebijakan pemerintah belajar dari rumah masing-masing.

"Kami imbau pendidik dan peserta didik jenjang SMP di Boyolali untuk tetap fokus kegiatan belajar pengajar secara daring, terkait ada laporan sejumlah siswa SMP asal Boyolali ikut-ikutan aksi demo Undang Undang Cipta Kerja," kata Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali Darmanto di Boyolali, Selasa.

Selain itu, Darmanto juga mengimbau tenaga dan peserta pendidik tidak mengikuti aksi demo yang terkait Undang Undang Cipta Kerja, dan tetap fokus pada pembelajaran secara daring di tengah pandemi COVID-19.

Hal tersebut, kata Darmanto, karena pihaknya menerima laporan dari kepolisian ada anak-anak siswa SMP asal Kecamatan Andong Boyolali yang ikut-ikutan demo di wilayah Solo, beberapa waktu lalu. Mereka diamankan oleh pihak kepolisian, dan diberikan pembinaan untuk diserahkan kembali kepada orang tuanya.

"Tindak lanjut imbauan saya ini, saya serahkan kepada setiap kepala sekolah, guru, tenaga pendidikan, masyarakat untuk bekerja sama dengan aparat kepolisian dan lainnya, memberikan pengawasan, pembinaan, serta pengendalian kepada anak-anak," kata Darmanto.

Hal tersebut, lanjut Darmanto, agar para siswa atau anak-anak tidak terlibat yang semestinya bukan dunianya, dan anak-anak tetap bisa fokus belajar di rumah dan menjaga kesehatan di tengah pandemi ini.

"Kami mendapat informasi ada beberapa anak dari Boyolali yang bergabung ikut-ikutan melakukan aksi demo di wilayah Solo. Saya mendapatkan laporan anak-anak asal Boyolali ini, pada Senin (12/9) dari pihak kepolisian. Anak-anak ini, sempat diamankan, tetapi sudah diserahkan ke orang tuanya masing-masing," kata Darmanto.

Menyinggung soal siswa yang ikut-ikutan aksi demo apakah mendapat pesan berantai melalui whatsApp (WA), kata Darmanto, belum mengetahui secara rinci terkait itu. Namun, siswa tiba-tiba ada yang ikut terlibat kegiatan aksi demo di Solo.

"Hal ini, yang tidak kami harapkan mereka masih anak-anak dan terjadi kerumunan. Saya yakin anak-anak itu, tidak tahu akan subtansi apa yang dituntut dari aksi. Saya yakin anak-anak tidak tahu," kata Darmanto.

Pihaknya harus mengingatkan kepada anak-anak, mendidik, dan mengarahkan serta tidak berbicara soal sanksi. Hal ini, menjadi perhatian semuanya baik tenaga pendidik, orang tua murid dan lainnya yang terkait dengan pendidikan.

Dia mengatakan untuk menghindari kegiatan serupa agar para guru mengadakan pengawasan dan memberikan kegiatan-kegiatan yang lain meski dengan melalui daring.

"Saya sudah membuat surat edaran (SE) soal ini, melalui Kepala Bidang SMP Disdikbu Boyolali, karena yang berpotensi ikut aksi anak-anak setingkat SMP usia 14 tahun hingga 15 tahun," katanya.

Sementara Polresta Surakarta sebelumnya telah mengamankan sebanyak 148 pelajar saat terlibat ikut aksi demo di kawasan Balai Kota Surakarta, pada Senin (12/10). Namun, polisi setelah memberikan pembinaan sebanyak 141 pelajar diserahkan kepada orang tuanya masing-masing termasuk siswa asal Boyolali. 

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024