Purwokerto (ANTARA) - Kondisi ratusan santri dari salah satu pesantren di Kelurahan Purwanegara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang terkonfirmasi positif COVID-19 telah membaik, kata Bupati Banyumas Achmad Husein.
"Sudah sehat-sehat, enggak ada gejala. Mereka yang di rumah karantina sudah membaik," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Kendati demikian, dia mengatakan ratusan santri yang saat ini berada di tiga rumah karantina berlokasi di Baturraden belum bisa dipulangkan karena masih menunggu hasil tes usap (swab) lanjutan.
Disinggung mengenai pemberlakuan pembatasan kegiatan sosial atau "lockdown" di pesantren, Bupati mengakui jika seharusnya pembatasan kegiatan di pesantren tersebut berakhir pada tanggal 9 Oktober 2020 tapi masih harus dievaluasi lebih dulu.
"'Lockdown'-nya harusnya selesai hari ini (9/10), 14 hari, tapi dievaluasi hari ini dulu," tegasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan pihaknya masih menunggu hasil tes usap terhadap ratusan santri yang menjalani isolasi di tiga rumah karantina.
"Kemarin kami telah melakukan 'swab' di Pondok Slamet sebanyak 88 santri, di Wijayakusuma sebanyak 47 santri, dan di Balai Diklat sebanyak 85 santri kami 'swab' lagi. Kami masih menunggu hasilnya," jelasnya.
Dalam hal ini, kata dia, 220 santri yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan menjalani isolasi di tiga rumah karantina tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Selain itu, kata dia, sebanyak 17 santri dengan gejala COVID-19 juga masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Kami kalau akan memulangkan santri yang di rumah sakit juga harus melakukan 'swab' lagi sebagai evaluasi," katanya.
Dengan demikian, kata dia, jumlah santri salah satu pesantren di Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 belum ada penambahan.
"Masih sebanyak 86 santri yang dinyatakan sembuh dan telah dipulangkan ke pondok pesantren, belum ada penambahan lagi," jelasnya.
Menurut dia, pihaknya tidak melakukan tes usap ulang terhadap 303 santri yang dinyatakan negatif dan saat ini tetap berada di pesantren.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah melakukan tes usap terhadap 631 santri dan pengasuh pesantren tersebut dan hasilnya sebanyak 328 orang dinyatakan positif COVID-19 yang sebagian besar meruopakan OTG sehingga harus menjalani isolasi di rumah karantina, sedangkan santri yang bergejala langsung dibawa ke rumah sakit guna menjalani perawatan.
Disinggung mengenai 11 santri salah satu pesantren di Grumbul Ciwarak, Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Sadiyanto mengatakan seluruhnya telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 dan sampai sekarang tidak ada perkembangan lagi.
"Sudah sehat-sehat, enggak ada gejala. Mereka yang di rumah karantina sudah membaik," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Kendati demikian, dia mengatakan ratusan santri yang saat ini berada di tiga rumah karantina berlokasi di Baturraden belum bisa dipulangkan karena masih menunggu hasil tes usap (swab) lanjutan.
Disinggung mengenai pemberlakuan pembatasan kegiatan sosial atau "lockdown" di pesantren, Bupati mengakui jika seharusnya pembatasan kegiatan di pesantren tersebut berakhir pada tanggal 9 Oktober 2020 tapi masih harus dievaluasi lebih dulu.
"'Lockdown'-nya harusnya selesai hari ini (9/10), 14 hari, tapi dievaluasi hari ini dulu," tegasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan pihaknya masih menunggu hasil tes usap terhadap ratusan santri yang menjalani isolasi di tiga rumah karantina.
"Kemarin kami telah melakukan 'swab' di Pondok Slamet sebanyak 88 santri, di Wijayakusuma sebanyak 47 santri, dan di Balai Diklat sebanyak 85 santri kami 'swab' lagi. Kami masih menunggu hasilnya," jelasnya.
Dalam hal ini, kata dia, 220 santri yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan menjalani isolasi di tiga rumah karantina tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Selain itu, kata dia, sebanyak 17 santri dengan gejala COVID-19 juga masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Kami kalau akan memulangkan santri yang di rumah sakit juga harus melakukan 'swab' lagi sebagai evaluasi," katanya.
Dengan demikian, kata dia, jumlah santri salah satu pesantren di Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 belum ada penambahan.
"Masih sebanyak 86 santri yang dinyatakan sembuh dan telah dipulangkan ke pondok pesantren, belum ada penambahan lagi," jelasnya.
Menurut dia, pihaknya tidak melakukan tes usap ulang terhadap 303 santri yang dinyatakan negatif dan saat ini tetap berada di pesantren.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah melakukan tes usap terhadap 631 santri dan pengasuh pesantren tersebut dan hasilnya sebanyak 328 orang dinyatakan positif COVID-19 yang sebagian besar meruopakan OTG sehingga harus menjalani isolasi di rumah karantina, sedangkan santri yang bergejala langsung dibawa ke rumah sakit guna menjalani perawatan.
Disinggung mengenai 11 santri salah satu pesantren di Grumbul Ciwarak, Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Sadiyanto mengatakan seluruhnya telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 dan sampai sekarang tidak ada perkembangan lagi.