Hamdi Muluk: Tokoh harus beri contoh baik bukan memprovokasi massa

Jumat, 9 Oktober 2020 14:05 WIB

Jakarta (ANTARA) - Pakar psikologi politik Prof Dr Hamdi Muluk MSi mengharapkan seorang tokoh harusnya memberikan contoh yang baik, bukan malah melakukan provokasi terhadap massa dengan menyebar hoaks.

"Kita berharap tokoh-tokoh ini bersikap seperti negarawan, memberikan contoh-contoh yang baik kepada masyarakat, mementingkan negara dulu. Kalau dia sendiri tukang kompor ya repot, apalagi 'follower'-nya banyak, umatnya banyak,” ujar Hamdi Muluk di Jakarta, Jumat.

Apalagi, kata Hamdi, provokasi ini biasanya terkait dengan dua hal utama, yakni hoaks atau "fake news", kemudian dilanjutkan ke teori konspirasi.

Menurut dia, berita-berita bohong ini adalah yang paling sering, baru kemudian teori konspirasi, jika keduanya digabungkan untuk kemudian digiring ke arah provokasi.

Baca juga: Akademisi ajak bergotong royong bantu sesama warga, lawan COVID-19

Baca juga: Kominfo tidak akan blokir media sosial


Dia menuturkan bahwa masyarakat harusnya disadarkan, diajak untuk berpikir cerdas agar tidak cepat percaya hoaks, tidak cepat percaya teori-teori konspirasi.

Ia mengingatkan pentingnya mengecek dulu kebenaran dari berita-berita yang ada, karena dengan teknologi sekarang hal tersebut bisa dimuat dengan mudah.

"Bisa saja itu diedit sedikit-sedikit kemudian dimasukkan ke grup WA, ke sosmed. Covid sekarang juga gitu, anjuran pemerintah untuk pakai masker dan jaga jarak mereka malah bilang ’Covid itu tidak ada, konspirasi, akal-akalan China dan Yahudi biar kita wajib vaksin’, katanya. Kan seperti itu berita yang beredar," ujar Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) itu.

Untuk itu dirinya menyarankan agar informasi yang ada itu diimbangi untuk menangkal-nya.

Untuk itu, Koordinator Program Master dan Doktoral di Fakultas Psikologi UI ini menyarankan bahwa literasi digital penting untuk dilakukan dini, sejak dari TK.

Karena. katanya, media sosial ini sangat susah sekali dikontrol dibandingkan dengan media-media yang lain. Karena sekarang medan pertempurannya adalah di internet, di media sosial.

"Kominfo, Badan Siber, BNPT, Polisi dan badan-badan keamanan itu harus melakukan monitoring dan sebisa mungkin ditangkal meskipun memang sulit. karena memang ini tantangan-nya sekarang. Nah Kominfo dan Badan Siber perlu untuk memantau ini, mana yang perlu dimatikan dan seterusnya," tutur dia.

Baca juga: Ketua MPR minta masyarakat tak percaya hoaks isi UU Cipta Kerja

Baca juga: UU Cipta Kerja, Ketua Banggar: Setop hoaks untuk provokasi buruh


 


Pewarta : Joko Susilo
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

SBY: Jangan menebar janji yang muluk-muluk

20 December 2023 16:24 Wib

Drama Dul Muluk memeriahkan hari tari sedunia

16 April 2018 11:39 Wib, 2018

Pakar: Ada Pembentukan Opini Negara Salah Format

05 November 2017 9:09 Wib, 2017

Rustri: Rakyat Tidak Mudah Dibohongi Janji Muluk Cagub

17 May 2013 14:16 Wib, 2013
Terpopuler

RTMM-SPSI ajak pekerja informal ikut jaminan sosial ketenagakerjaan

PERISTIWA - 04 May 2024 6:23 Wib

Dadang Somantri berharap pekerja kompeten dan terampil

PERISTIWA - 02 May 2024 8:39 Wib

Kemenag Surakarta: Lansia jadi prioritas petugas haji

PERISTIWA - 30 April 2024 8:24 Wib

ANTARA Biro Jateng lepas mahasiswa magang Polines

PERISTIWA - 04 May 2024 6:37 Wib

BPJS Kesehatan Purwokerto dan mitra RS pastikan prosedur pelayanan

PERISTIWA - 02 May 2024 9:05 Wib