Purwokerto (ANTARA) - Jumlah santri satu pesantren di Kelurahan Purwanegara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 328 orang, kata Sekretaris Daerah Banyumas Wahyu Budi Saptono.
"Total sampel yang dilakukan pemeriksaan sebanyak 631 orang. Dari jumlah tersebut diketahui sebanyak 328 orang terkonfirmasi positif," kata Wahyu Budi saat konferensi pers di Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Konferensi pers tersebut dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti, Juru Bicara Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Banyumas Enjang Burhanudin Yusuf, serta sejumlah pejabat dan perwakilan FKPP Kabupaten Banyumas lainnya.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan hasil tes usap (swab) tersebut keluarnya dalam tiga tahap, yakni pertama pada tanggal 23 September 2020 sebanyak 126 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Berdasarkan hasil tes tahap pertama tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyumas melakukan tindakan, yakni untuk santri yang ada keluhan dievakuasi ke RSUD Banyumas dan RS Siaga Medika, sedangkan yang tidak ada keluhan masuk ke rumah karantina di Baturraden," katanya.
Selanjutnya pada 26 September, kata dia, kembali keluar hasil tes usap dan sebanyak 63 orang terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga dilakukan skrining.
Dalam hal ini, lanjut dia, bagi yang ada gejala dibawa ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, sedangkan yang tanpa gejala dievakuasi ke rumah karantina di Baturraden
"Pada 30 September kembali keluar hasil tes usap, ada 136 positif, dan alhamdulillah kondisinya baik semuanya. Itu merupakan OTG (orang tanpa gejala) sehingga perlu dilakukan isolasi sebagai upaya untuk melindungi yang lain di mana ada yang sepuh dan sebagainya, maka kita harus lindungi," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihak pesantren meminta agar santri yang positif diisolasi mandiri di pesantren.
Menurut dia, tim "task force" Kementerian Kesehatan yang sudah meninjau langsung ke pesantren juga menyarankan untuk dilakukan isolasi mandiri di pesantren.
"Tetapi kami tetap ada opsi yang kedua, yakni kami sudah siapkan rumah karantina di Baturraden. Setelah dilakukan pertemuan, akhirnya disepakati untuk dilakukan isolasi di rumah karantina Baturraden karena kalau menunggu persiapan isolasi mandiri di pesantren agak lama," jelasnya.
Menurut dia, pihaknya hingga saat ini masih menunggu hasil tes usap dari 31 sampel dan diharapkan hasilnya negatif semua.
"Dari 328 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 ini, yang sudah sembuh sebanyak 20 orang. Ini yang berada di RSUD Banyumas sebanyak 17 orang dan di RS Siaga Medika sebanyak 3 orang," jelasnya.
Ia mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait lainnya terus memberikan pendampingan di pesantren dalam rangka pencegahan COVID-19.
Sementara itu, Kepala Dinkes Banyumas Sadiyanto mengatakan dari 328 santri yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut, sebanyak 120 orang di antaranya ber-KTP Kabupaten Banyumas, sisanya berasal dari luar daerah.
"Akan tetapi kita wajib untuk melakukan penanganan dengan sebaik-baiknya. Saat ini di Baturraden sudah ada tiga rumah karantina dan kapasitasnya sudah maksimal, saat ini masih ada tempat sekitar 15 (tempat tidur)," katanya.
Sementara tempat isolasi di rumah sakit, kata dia, sampai saat ini masih tersedia sekitar 30 tempat tidur dari total 182 tempat tidur yang tersebar di 10 rumah sakit.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan evaluasi dan tes usap terhadap 126 santri yang menjalani isolasi di rumah karantina Balai Diklat Baturraden.
Ia mengatakan jika hasil tes usap tersebut menyatakan 126 santri tersebut atau separuhnya sembuh dari COVID-19, dapat menambah kapasitas tempat isolasi.
Seperti diwartakan, selain di Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, sebanyak 11 santri dari satu pesantren di Grumbul Ciwarak, Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas, juga terkonfirmasi positif COVID-19.
"Total sampel yang dilakukan pemeriksaan sebanyak 631 orang. Dari jumlah tersebut diketahui sebanyak 328 orang terkonfirmasi positif," kata Wahyu Budi saat konferensi pers di Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Konferensi pers tersebut dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti, Juru Bicara Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Banyumas Enjang Burhanudin Yusuf, serta sejumlah pejabat dan perwakilan FKPP Kabupaten Banyumas lainnya.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan hasil tes usap (swab) tersebut keluarnya dalam tiga tahap, yakni pertama pada tanggal 23 September 2020 sebanyak 126 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Berdasarkan hasil tes tahap pertama tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyumas melakukan tindakan, yakni untuk santri yang ada keluhan dievakuasi ke RSUD Banyumas dan RS Siaga Medika, sedangkan yang tidak ada keluhan masuk ke rumah karantina di Baturraden," katanya.
Selanjutnya pada 26 September, kata dia, kembali keluar hasil tes usap dan sebanyak 63 orang terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga dilakukan skrining.
Dalam hal ini, lanjut dia, bagi yang ada gejala dibawa ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, sedangkan yang tanpa gejala dievakuasi ke rumah karantina di Baturraden
"Pada 30 September kembali keluar hasil tes usap, ada 136 positif, dan alhamdulillah kondisinya baik semuanya. Itu merupakan OTG (orang tanpa gejala) sehingga perlu dilakukan isolasi sebagai upaya untuk melindungi yang lain di mana ada yang sepuh dan sebagainya, maka kita harus lindungi," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihak pesantren meminta agar santri yang positif diisolasi mandiri di pesantren.
Menurut dia, tim "task force" Kementerian Kesehatan yang sudah meninjau langsung ke pesantren juga menyarankan untuk dilakukan isolasi mandiri di pesantren.
"Tetapi kami tetap ada opsi yang kedua, yakni kami sudah siapkan rumah karantina di Baturraden. Setelah dilakukan pertemuan, akhirnya disepakati untuk dilakukan isolasi di rumah karantina Baturraden karena kalau menunggu persiapan isolasi mandiri di pesantren agak lama," jelasnya.
Menurut dia, pihaknya hingga saat ini masih menunggu hasil tes usap dari 31 sampel dan diharapkan hasilnya negatif semua.
"Dari 328 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 ini, yang sudah sembuh sebanyak 20 orang. Ini yang berada di RSUD Banyumas sebanyak 17 orang dan di RS Siaga Medika sebanyak 3 orang," jelasnya.
Ia mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait lainnya terus memberikan pendampingan di pesantren dalam rangka pencegahan COVID-19.
Sementara itu, Kepala Dinkes Banyumas Sadiyanto mengatakan dari 328 santri yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut, sebanyak 120 orang di antaranya ber-KTP Kabupaten Banyumas, sisanya berasal dari luar daerah.
"Akan tetapi kita wajib untuk melakukan penanganan dengan sebaik-baiknya. Saat ini di Baturraden sudah ada tiga rumah karantina dan kapasitasnya sudah maksimal, saat ini masih ada tempat sekitar 15 (tempat tidur)," katanya.
Sementara tempat isolasi di rumah sakit, kata dia, sampai saat ini masih tersedia sekitar 30 tempat tidur dari total 182 tempat tidur yang tersebar di 10 rumah sakit.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan evaluasi dan tes usap terhadap 126 santri yang menjalani isolasi di rumah karantina Balai Diklat Baturraden.
Ia mengatakan jika hasil tes usap tersebut menyatakan 126 santri tersebut atau separuhnya sembuh dari COVID-19, dapat menambah kapasitas tempat isolasi.
Seperti diwartakan, selain di Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, sebanyak 11 santri dari satu pesantren di Grumbul Ciwarak, Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas, juga terkonfirmasi positif COVID-19.