Solo (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mendampingi sebanyak 15 mahasiswa baru penyandang disabilitas di awal kuliah tahun akademik 2020/2021.
"Mahasiswa baru ini perlu pendampingan di awal perkuliahan, terutama untuk memperkenalkan lingkungan kampus tempat mereka belajar dan pusat-pusat layanan mahasiswa yang terkait dengan kelancaran administrasi, akademik, dan kemahasiswaan," kata Kepala Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS Munawir Yusuf di Solo, Senin.
Ia mengatakan bahwa pihak kampus perlu mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh para mahasiswa baru ini. Dengan demikian, perguruan tinggi akan berupaya memfasilitasi apa saja yang dibutuhkan oleh para penyandang disabilitas, terutama yang sifatnya khusus.
Baca juga: 3.857 mahasiswa baru Udinus Semarang dilantik secara virtual
"Kami perlu tahu tempat tinggal atau bahkan tempat kos mereka jika kos, siapa yang mendampingi di kos. Kami perlu tahu bagaimana mobilitas sehari-harinya, alat transportasi yang digunakan. Selain itu, juga apa yang diharapkan mereka dari pihak perguruan tinggi untuk menunjang kelancaran perkuliahan mereka," katanya.
Misalnya, bagi disabilitas sensori netra dan pemakai kursi roda butuh diperkenalkan jalur-jalur yang aman untuk menuju tempat kuliah, perpustakaan, laboratorium, ruang administrasi, ruang prodi, dekan, bahkan ruangan rektor.
"Oleh karena itu, pendampingan ini kami lakukan di awal saja, selebihnya diharapkan mereka akan mampu melakukan mobilitas sendiri-sendiri," katanya.
Untuk pendampingan, kata dia, yang diberikan tidak sama antara satu dengan yang lain, seperti misalnya untuk penyandang disabilitas sensori rungu maka butuh pendamping juru bahasa isyarat ketika kuliah di kelas.
"Program pendampingan ini diberikan di kelas selama beberapa kali pertemuan, dimulai hari ini dan dilanjutkan praktik orientasi dan mobilitas untuk pengenalan lingkungan kampus selama beberapa waktu sesuai kebutuhan," katanya.
Baca juga: Unisri Surakarta targetkan jaring 2.000 calon mahasiswa baru
Selain pendampingan, pihak universitas dengan Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKHI) juga memberikan bantuan berupa beasiswa dan laptop kepada dua mahasiswa baru dengan ketunaan netra dan rungu.
"Selain itu juga dana bantuan pembelian pulsa untuk perkuliahan selama satu tahun kepada semua mahasiswa disabilitas. Dana ini berasal dari hasil gotong-royong bersama para donator mitra kerja PSD LPPM UNS dan anggota APPKHI yang dihimpun secara spontan," demikian Munawir Yusuf.
"Mahasiswa baru ini perlu pendampingan di awal perkuliahan, terutama untuk memperkenalkan lingkungan kampus tempat mereka belajar dan pusat-pusat layanan mahasiswa yang terkait dengan kelancaran administrasi, akademik, dan kemahasiswaan," kata Kepala Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS Munawir Yusuf di Solo, Senin.
Ia mengatakan bahwa pihak kampus perlu mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh para mahasiswa baru ini. Dengan demikian, perguruan tinggi akan berupaya memfasilitasi apa saja yang dibutuhkan oleh para penyandang disabilitas, terutama yang sifatnya khusus.
Baca juga: 3.857 mahasiswa baru Udinus Semarang dilantik secara virtual
"Kami perlu tahu tempat tinggal atau bahkan tempat kos mereka jika kos, siapa yang mendampingi di kos. Kami perlu tahu bagaimana mobilitas sehari-harinya, alat transportasi yang digunakan. Selain itu, juga apa yang diharapkan mereka dari pihak perguruan tinggi untuk menunjang kelancaran perkuliahan mereka," katanya.
Misalnya, bagi disabilitas sensori netra dan pemakai kursi roda butuh diperkenalkan jalur-jalur yang aman untuk menuju tempat kuliah, perpustakaan, laboratorium, ruang administrasi, ruang prodi, dekan, bahkan ruangan rektor.
"Oleh karena itu, pendampingan ini kami lakukan di awal saja, selebihnya diharapkan mereka akan mampu melakukan mobilitas sendiri-sendiri," katanya.
Untuk pendampingan, kata dia, yang diberikan tidak sama antara satu dengan yang lain, seperti misalnya untuk penyandang disabilitas sensori rungu maka butuh pendamping juru bahasa isyarat ketika kuliah di kelas.
"Program pendampingan ini diberikan di kelas selama beberapa kali pertemuan, dimulai hari ini dan dilanjutkan praktik orientasi dan mobilitas untuk pengenalan lingkungan kampus selama beberapa waktu sesuai kebutuhan," katanya.
Baca juga: Unisri Surakarta targetkan jaring 2.000 calon mahasiswa baru
Selain pendampingan, pihak universitas dengan Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKHI) juga memberikan bantuan berupa beasiswa dan laptop kepada dua mahasiswa baru dengan ketunaan netra dan rungu.
"Selain itu juga dana bantuan pembelian pulsa untuk perkuliahan selama satu tahun kepada semua mahasiswa disabilitas. Dana ini berasal dari hasil gotong-royong bersama para donator mitra kerja PSD LPPM UNS dan anggota APPKHI yang dihimpun secara spontan," demikian Munawir Yusuf.