Klaten (ANTARA) - Pejabat pada Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memastikan masa pandemi COVID-19 tidak mempengaruhi aktivitas pertanian di daerah tersebut.

"Bahkan kalau dari perhitungan sampai dengan Bulan Agustus, kami masih surplus," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Klaten Widiyanti di Klaten, Selasa.

Ia mengatakan dari target luas tanam pada tahun ini yang mencapai 73.000 hektare, hingga saat ini yang sudah terserap panen sekitar 70.000 hektare.

Baca juga: Pemkot Surakarta: Pandemi dorong kreativitas UMKM

Berdasarkan data estimasi ketersediaan pangan di Kabupaten Klaten, dikatakannya, untuk komoditas padi dari target produksi sebesar 427.587 ton gabah kering giling (GKG), hingga saat ini penyediaan sudah mencapai 254.050 ton GKG, sedangkan untuk kebutuhan masyarakat sendiri sebesar 126.542 ton GKG, artinya ada surplus mencapai 127.507 ton GKG.

Kondisi yang sama, kata Widiyanti, juga terjadi pada beberapa komoditas lain, salah satunya jagung. Berdasarkan data, untuk target produksi jagung pada tahun ini sebanyak 103.387 ton, sedangkan untuk penyediaan sudah mencapai 92.014 ton.

Untuk kebutuhan komoditas jagung di kabupaten tersebut mencapai 1.055 ton sehingga terjadi surplus hingga 90.959 ton. Selanjutnya, untuk kacang tanah dan kacang hijau masing-masing saat ini surplus sebesar 730 ton dan 209 ton.

Ia mengatakan surplus ini juga terjadi karena musim tanam pada tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Menurut dia, pada tahun lalu aktivitas tanam agak terganggu oleh musim kemarau panjang sehingga berdampak pada kekeringan di lahan pertanian.

"Selain itu, risiko hama pada tahun ini juga tidak terlalu besar, dampaknya hasil panen cukup baik," katanya.

Sementara itu, meskipun pandemi COVID-19 tidak berdampak pada aktivitas pertanian, kondisi tersebut cukup memberikan dampak pada penjualan hasil pertanian oleh para petani. Ia mengatakan akibat kondisi ini, konsumsi warung makan dan masyarakat secara umum mengalami penurunan.

"Banyak warung makan yang tidak beraktivitas, banyak kos tutup, anak sekolah dan mahasiswa banyak yang libur. Di sisi lain, yang punya acara atau hajatan mengalami penundaan sehingga berdampak pada penjualan beras yang biasanya lebih tinggi kan selama pandemi ini agak turun," katanya.

Baca juga: Wali Kota yakinkan investor soal kondisi Semarang di tengah pandemi

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024