Banyumas (ANTARA) - Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) "Nyinau Ekonomi Utomo (NEU)" RSUD Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, merilis sebuah film pendek tentang ajakan untuk berlatih menabung dan tidak berperilaku konsumtif.

"Film pendek dengan durasi 5 menit ini bercerita tentang kehidupan pasangan muda di mana saat sang suami baru menerima gaji, istrinya justru ingin membeli perhiasan," kata Manajer Organisasi KPRI NEU Mulkan Putra Sahada di Banyumas, Rabu.

Ketika mendengar keinginan tersebut, kata dia, sang suami malah mengajak istrinya untuk mulai berlatih menabung guna memenuhi kebutuhan pada masa akan datang.

Ia mengatakan film berjudul "Ngemben" (masa mendatang, red.) bergenre drama semi komedi dengan cita rasa "ngapak" khas Banyumasan, sehingga pesan "menabung dulu, baru konsumsi" dapat diterima lebih luas oleh banyak kalangan dengan kemasan yang sangat ringan.

"Pembuatan film ini berawal dari riset yang kami coba dilakukan, yaitu meskipun anggota NEU saat ini masih dominan generasi 'baby boomers' (generasi yang lahir pascaperang dunia kedua, red.), akan tetapi jumlah pertumbuhan milenialnya juga semakin banyak, bahkan jumlah karyawan NEU didominasi generasi milenial sehingga perlu adanya sentuhan lain yang lebih ringan dan menarik ala generasi millenial," katanya.

Baca juga: PKPRI Boyolali peringati Hari Koperasi 2020 dengan bakti sosial

Lebih lanjut, Mulkan mengatakan film tersebut diproduksi NEU bekerja sama dengan pihak ketiga selaku juru kamera. "Kalau skrip dan aktornya dari kami," tambahnya.

Ia mengakui media edukasi, sosialisasi, serta promosi yang disediakan NEU berupa selebaran dan buletin masih kurang efektif, terlebih sasaran anggota NEU adalah pekerja di RSUD Banyumas yang waktunya sudah dihabiskan untuk bekerja di rumah sakit.

Dia mengharapkan dengan adanya film tersebut akan tersedia media baru untuk edukasi yang dirasa lebih efektif karena bisa dilihat sewaktu-waktu dan di mana saja karena sudah diunggah di akun Youtube resmi milik KPRI NEU RSUD Banyumas.

Selain bertujuan untuk melakukan edukasi kepada anggota NEU dan masyarakat umum, kata dia, film "Ngemben" juga menjadi bagian dari pemasaran berupa penjualan ringan (softselling) seperti pengambilan gambar di KPRI NEU, kemudian menyampaikan konsep menabung dengan ringan.

"Justru 'softselling' lebih mudah diterima daripada 'hardselling' yang langsung melakukan penawaran, mengajak untuk membeli dan lainnya. Ke depan, Insya Allah akan kami coba untuk memroduksi film kedua dengan konten edukasi yang lain. Konten edukasi tentang bagaimana berkoperasi serta apa itu koperasi dan pernak-pernik di dalamnya," katanya.

Kekuatan dalam film "Ngemben" adalah pada skrip dan "ngapak"-nya, sehingga nantinya film kedua yang akan diproduksi kembali juga bergenre semi komedi dengan cita rasa "ngapak" khas Banyumasan, demikian Mulkan Putra Sahada.

Baca juga: Wabup dorong koperasi di Banyumas melakukan ekspor secara langsung
Baca juga: Koperasi bisa menjadi obat untuk kondisi perekonomian melambat

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024