Kudus (ANTARA) - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dipastikan siap dilakukan pemberlakuan pembelian pupuk bersubsidi dengan kartu tani, menyusul hampir semua petani sudah mengantongi kartu tani, kata Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Imam Prayitno.
"Hampir 95 persen petani di Kabupaten Kudus sudah memiliki kartu tani sehingga ketika diberlakukan pada bulan ini sekalipun sudah siap," ujarnya di Kudus, Rabu.
Hal terpenting, kata dia, alokasi pupuk bersubsidi untuk menyongsong musim tanam pertama sudah tersedia.
Jika masih mengandalkan alokasi pupuk sebelumnya yang alokasinya belum sesuai data petani karena dalam memasukkan data ke Sistem Informasi Pertanian Indonesia (SINPI) memang berjenjang, dia khawatir, tidak mencukupi kebutuhan petani pada MT pertama, sehingga harus ada alokasi tambahan.
Terkait dengan kesiapan kios pupuk lengkap (KPL) sebagai pengecer dalam mendistribusikan pupuk bersubsidi kepada petani juga sudah siap.
Baca juga: Pejabat sebut kartu tani dianggap solusi atasi permasalahan pupuk
Ia mengakui sudah menyampaikan permasalahan yang terjadi di lapangan sebelumnya, mulai dari mesin electronic data capture (EDC) untuk melayani transaksi pembelian pupuk bersubsidi dari petani yang rusak maupun sistemnya.
Bahkan, lanjut dia, kartu tani yang hilang maupun terblokir juga sudah diurus semua sehingga ketika diberlakukan sudah siap.
"Permasalahan petani tidak memiliki saldo di tabungan, namun punya uang kontan juga sudah diantisipasi oleh pemilik KPL sehingga mereka yang memang memiliki kartu tani bisa mendapatkan pupuk sesuai kebutuhannya," ujarnya.
Ia mengakui ada beberapa petani yang memang tidak terbiasa menabung di lembaga perbankan, terutama yang usianya sudah tua sehingga bisa dibantu oleh pemilik KPL untuk melakukan transfer ke rekening petani tersebut sebelum bertransaksi.
Untuk antisipasi petani yang tidak memiliki kartu tani, kata dia, masing-masing KPL memang diminta menyediakan pupuk nonsubsidi sehingga petani tetap terlayani dalam membeli pupuk.
"Kami optimistis, ketika semua petani di Kabupaten Kudus sudah memakai kartu tani dalam membeli pupuk bersubsidi, tidak ada lagi istilah pupuk langka," ujarnya.
Menurut dia kartu tani tersebut sebagai solusi untuk mengontrol ketersediaan pupuk di masing-masing desa.
Ketika ada kios pupuk lengkap yang menyebutkan kehabisan stok pupuk bersubsidi, kata dia, petani tidak perlu khawatir sepanjang alokasi pupuk yang terdapat di kartu tani masih tersedia dan belum diambil, tentunya tidak perlu khawatir.
Bagi petani yang belum memiliki kartu tani, tentunya bisa menghubungi Dinas Pertanian untuk menanyakan syarat pengurusannya agar kebutuhannya bisa masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Baca juga: Baru lima persen penggunaan Kartu Tani di lima kabupaten/kota di Jateng
"Hampir 95 persen petani di Kabupaten Kudus sudah memiliki kartu tani sehingga ketika diberlakukan pada bulan ini sekalipun sudah siap," ujarnya di Kudus, Rabu.
Hal terpenting, kata dia, alokasi pupuk bersubsidi untuk menyongsong musim tanam pertama sudah tersedia.
Jika masih mengandalkan alokasi pupuk sebelumnya yang alokasinya belum sesuai data petani karena dalam memasukkan data ke Sistem Informasi Pertanian Indonesia (SINPI) memang berjenjang, dia khawatir, tidak mencukupi kebutuhan petani pada MT pertama, sehingga harus ada alokasi tambahan.
Terkait dengan kesiapan kios pupuk lengkap (KPL) sebagai pengecer dalam mendistribusikan pupuk bersubsidi kepada petani juga sudah siap.
Baca juga: Pejabat sebut kartu tani dianggap solusi atasi permasalahan pupuk
Ia mengakui sudah menyampaikan permasalahan yang terjadi di lapangan sebelumnya, mulai dari mesin electronic data capture (EDC) untuk melayani transaksi pembelian pupuk bersubsidi dari petani yang rusak maupun sistemnya.
Bahkan, lanjut dia, kartu tani yang hilang maupun terblokir juga sudah diurus semua sehingga ketika diberlakukan sudah siap.
"Permasalahan petani tidak memiliki saldo di tabungan, namun punya uang kontan juga sudah diantisipasi oleh pemilik KPL sehingga mereka yang memang memiliki kartu tani bisa mendapatkan pupuk sesuai kebutuhannya," ujarnya.
Ia mengakui ada beberapa petani yang memang tidak terbiasa menabung di lembaga perbankan, terutama yang usianya sudah tua sehingga bisa dibantu oleh pemilik KPL untuk melakukan transfer ke rekening petani tersebut sebelum bertransaksi.
Untuk antisipasi petani yang tidak memiliki kartu tani, kata dia, masing-masing KPL memang diminta menyediakan pupuk nonsubsidi sehingga petani tetap terlayani dalam membeli pupuk.
"Kami optimistis, ketika semua petani di Kabupaten Kudus sudah memakai kartu tani dalam membeli pupuk bersubsidi, tidak ada lagi istilah pupuk langka," ujarnya.
Menurut dia kartu tani tersebut sebagai solusi untuk mengontrol ketersediaan pupuk di masing-masing desa.
Ketika ada kios pupuk lengkap yang menyebutkan kehabisan stok pupuk bersubsidi, kata dia, petani tidak perlu khawatir sepanjang alokasi pupuk yang terdapat di kartu tani masih tersedia dan belum diambil, tentunya tidak perlu khawatir.
Bagi petani yang belum memiliki kartu tani, tentunya bisa menghubungi Dinas Pertanian untuk menanyakan syarat pengurusannya agar kebutuhannya bisa masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Baca juga: Baru lima persen penggunaan Kartu Tani di lima kabupaten/kota di Jateng