Purwokerto (ANTARA) - Awal musim hujan di wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Banyumas dan Cilacap diprakirakan berlangsung normal, kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan.

"Sampai saat ini memang belum ada rilis resmi dari BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, namun kami prakirakan awal musim hujan berlangsung normal seperti biasanya pada bulan Oktober," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Oleh karena itu, kata dia, hujan dengan intensitas ringan yang terjadi secara sporadis dalam beberapa hari terakhir bukan merupakan tanda akan datangnya musim hujan karena saat sekarang masih berlangsung musim kemarau.

Ia mengatakan musim kemarau tidak serta tanpa adanya hujan. Dalam hal ini, hujan tetap ada namun dengan intensitas ringan dan kategorinya ringan atau di bawah 50 milimeter.

Selain itu, hujan ringan pada musim kemarau tidak terjadi setiap hari dan biasanya terjadi ketika ada fenomena tertentu

Terkait dengan kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir yang cenderung mendung dan terjadi hujan ringan, Rendi menduga hal itu karena adanya fenomena gelombang Kelvin dan Rossby.

"Tadi saya lihat pada model cuaca, itu (cuaca mendung dan hujan ringan, red.) dimungkinkan karena adanya gelombang Kelvin dan gelombang Rossby yang melintasi wilayah Indonesia pada umumnya, khususnya Pulau Jawa," jelasnya.

Ia mengatakan ketika dua gelombang atmosfer tersebut melewati wilayah Indonesia, maka di wilayah yang dilewatinya berpotensi terjadi pembentukan pertumbuhan awan yang mengakibatkan hujan.

Oleh karena sedang berlangsung musim kemarau, kata dia, hujan yang terjadi biasanya hanya hujan-hujan ringan.

Ia memperkirakan cuaca akan kembali cerah dalam dua hari ke depan karena dampak yang timbulkan gelombang Kelvin dan Rossby biasanya terjadi sekitar 3-5 hari.

"Dua hari lalu sudah mulai mendung, tadi pagi juga hujan. Kemungkinan lusa sudah tidak lagi," katanya.

Disinggung mengenai kondisi cuaca di laut selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta, Rendi mengatakan gelombang tinggi hingga sangat tinggi masih berpotensi terjadi hingga datangnya musim hujan.

Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang 2,5-4 meter atau kategori tinggi masih berpotensi di perairan selatan Jabar-DIY, sedangkan tinggi gelombang 4-6 meter atau kategori sangat tinggi masih berpotensi di Samudra Hindia selatan Jabar-DIY.

"Kami akan informasikan kepada masyarakat jika ada perkembangan lebih lanjut terkait dengan kondisi gelombang," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024