Solo (ANTARA) - Sejumlah komunitas yang menaungi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Solo bertelad untuk bangkit di tengah pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih terjadi di dalam negeri, salah satunya UMKM Danukusuman.

"Salah satu yang kami lakukan untuk meningkatkan pertumbuhan usaha adalah dengan menyelenggarakan kegiatan September Ceria," kata Koordinator UMKM Danukusuman Aris Joko Saraswo di Solo, Kamis.

Ia mengatakan program September Ceria sendiri mengusung semangat "Mayoni Konco Dewe, Mayoni Tonggo Dewe".

Iatilah September Ceria cukup populer di negeri ini merujuk sebuah lagu yang dinyanyikan Vina Panduwinata.

Ia mengatakan jika biasanya setiap pelaku usaha yang ada di Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo ini berjualan sendiri, selama bulan September dilakukan secara gotong-royong.

"Dengan begitu kami bisa bangkit bersama-sama di tengah pandemi COVID-19 ini," katanya.

Ia mengatakan pada program tersebut masyarakat Kota Surakarta bisa berpartisipasi dengan cara bertransaksi dengan pelaku usaha yang ada di Kelurahan Danukusuman.

Dengan begitu, dikatakannya, setiap konsumen memiliki kesempatan untuk memperoleh sejumlah hadiah, di antaranya perabotan rumah tangga dan telepon seluler.

Menurut dia, nantinya setiap konsumen akan memperoleh nota dan dibalik lembar nota tersebut ditulis biodata konsumen. Selanjutnya pada bulan Oktober 2020 akan diundi untuk diperoleh pemenangnya.

"Yang pasti tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan transaksi, dengan demikian usaha pelaku UMKM Danukusuman bisa terus tumbuh walaupun kondisi pandemi Corona masih ada," katanya.

Ia mengatakan UMKM Danukusuman Surakarta sendiri sudah terbentuk sekitar enam bulan yang lalu. Hingga saat ini, dikatakannya, jumlah anggotanya mencapai 250 pelaku usaha yang ada di Kelurahan Danukusuman.

Sebelumnya, Forum UMKM Kota Solo Jumpa Minum Teh dan Niaga (Juminten) menyatakan sebagian pelaku UMKM makin kreatif mengembangkan bisnisnya pada saat pandemi COVID-19.

"Awalnya banyak yang banting setir, dari fashion kemudian pindah ke kuliner karena memang sektor ini yang masih cukup menjanjikan untuk tetap dijalankan di masa pandemi COVID-19," kata Ketua Forum UMKM Juminten Indrias Senthir.

Selanjutnya, ketika bisnis fashion mulai kembali bergeliat, dikatakannya, banyak pelaku usaha yang awalnya bantir setir ke kuliner kembali menekuni fashion namun tidak meninggalkan bidang kuliner.

"Ketika fashion mulai merangkak, kuliner juga tetap bertahan, artinya ini menimbulkan kekuatan baru. Dalam satu UMKM yang sama bisa melakukan dua bidang sekaligus," katanya.

Baca juga: Kadin Solo minta UMKM dilibatkan dalam belanja negara

Baca juga: 18.444 pelaku UMKM Solo tunggh pencairan bansos Rp2,4 juta

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024