Semarang (ANTARA) - Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang menyelenggarakan webinar bertajuk "The Connecting of Islamic Studies, Law, Economics, Finance, Social, Education, Health, Science and Technology in Industrial Revolution" di Semarang, Selasa (25/8).

Webinar dibuka Direktur AIS Muhammadiyah Semarang Wellie Sulistijanti, M.Sc, yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesian R Summit tersebut merupakan kegiatan ilmiah hasil kolaborasi Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang, Lembaga Litbang PTM PWM Jawa Tengah, dan Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM) SEMAI.

Dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Rabu, disebutkan bahwa webinar tersebut menghadirkan pakar, peneliti, akademisi, dan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam topik makalah Studi Islam, Hukum & Syariah, Manajemen, Ekonomi dan Keuangan, Pendidikan, Bahasa dan Sosial, Kesehatan & Kedokteran, Matematika, Sains, dan Teknologi, serta dalam topik Pengabdian Masyarakat.

Diharapkan webinar tersebut memberikan kontribusi pemikiran dan hasil hasil penelitian serta pengabdian masyarakat untuk kemajuan keislaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, kemanusiaan, pendidikan, derajat kesehatan dalam meningkatkan daya saing bangsa serta kesejahteraan masyarakat.

AIS Muhammadiyah Semarang, satu satunya akademi statistik di Indonesia, katanya, mempunyai tanggung jawab dalam menyebarluaskan pengetahuan, berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, serta menerapkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat.

Webinar menghadirkan narasumber utama antara lain Dr. Ir. Nana Storada, MM. ( Staf Ahli Wali Kota Semarang), Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA, (Undip), Dr. Ahwan Fanani (UIN Walisongo). 

Muhammad Nur dalam paparannya menyampaikan terkait pengembangan perguruan tinggi menjadi universitas riset. Hasil hasil riset perguruan tinggi harus mampu menciptakan inovasi produk unggulan. 

Produk yang dihasilkan oleh perguruan tinggi harus bermanfaat pada masyarakat yang nantinya bisa berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat, kata guru besar Undip yang menekuni bidang plasma tersebut.

Ahwan fanani menekankan pentingnya kesatuan ilmu pengetahuan (unity of sciences) dalam memahami agama dan ilmu pengetahuan umum. 

"Kita tidak boleh memahami Islam secara normatif tetapi bagaimana nilai nilai keislaman itu menjadi humanis. Humanisasi nilai nilai Islam itu yang nantinya akan mendorong untuk melahirkan ilmu pengetahuan secara menyeluruh dan mampu menjawab persoalan-persoalan masyarakat," kata dosen UIN Waliosngo Semarang. 

Kegiatan webinar yang didukung LAZIS Muhammadiyah Jawa Tengah ini diikuti 65 perguruan tinggi se-Indonesia. ***

Pewarta : Zaenal
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024