Solo (ANTARA) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyatakan mahasiswa wajib berperan dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada).
"Mahasiswa dan pemuda sebagai entitas masyarakat Indonesia wajib mengambil peran dalam setiap ajang pemilu 5 tahunan ini, salah satunya berperan sebagai agent of change (agen perubahan)," kata Menteri Koordinator Bidang Politik dan Pergerakan BEM UNS Wahid Mu'tasim Billah di Solo, Minggu.
Menurut Wahid Mu'tasim Billah, peran agen perubahan tersebut penting untuk mengisi pos-pos kepemimpinan agar bisa memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
Selain itu, lanjut dia, mahasiswa, pemuda, dan kalangan milenial yang identik dengan tren kekinian harus menjunjung tinggi integritas dan kedamaian.
"Hindari segala hal yang berpotensi menyulut api hingga berdampak pada perpecahan kebinekaan yang telah lama kita rajut. Pilkada 2020 mesti menjadi ajang seleksi kepemimpinan tetapi tetap melalui cara yang santun," katanya.
Secara demografis Pilkada 2020, kata dia, akan didominasi oleh aktor politik dari kalangan muda dan milenial. Oleh karena itu, kalangan muda dan mahasiswa harus memiliki komitmen untuk mengawal perjalanan Pilkada 2020 agar lebih santun dan damai.
Terkait dengan hal itu, pada hari Sabtu (15/8) pihaknya bekerja sama dengan Himpunan Aktivis Milenial Indonesia (HAM-I) menggelar seminar daring bertajuk "Kontribusi Mahasiswa dalam Mengawal Pilkada 2020 Berintegritas dan Damai".
Kegiatan tersebut, kata dia, diikuti oleh sekitar 100 peserta dari Soloraya melalui platform Zoom Meeting.
"Harapannya melalui diskusi ini bisa menjadi langkah awal kita sebagai pemuda dan mahasiswa untuk bersama-sama mewujudkan atmosfer demokrasi santun, terlebih di Kota Surakarta ini," katanya.
"Mahasiswa dan pemuda sebagai entitas masyarakat Indonesia wajib mengambil peran dalam setiap ajang pemilu 5 tahunan ini, salah satunya berperan sebagai agent of change (agen perubahan)," kata Menteri Koordinator Bidang Politik dan Pergerakan BEM UNS Wahid Mu'tasim Billah di Solo, Minggu.
Menurut Wahid Mu'tasim Billah, peran agen perubahan tersebut penting untuk mengisi pos-pos kepemimpinan agar bisa memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
Selain itu, lanjut dia, mahasiswa, pemuda, dan kalangan milenial yang identik dengan tren kekinian harus menjunjung tinggi integritas dan kedamaian.
"Hindari segala hal yang berpotensi menyulut api hingga berdampak pada perpecahan kebinekaan yang telah lama kita rajut. Pilkada 2020 mesti menjadi ajang seleksi kepemimpinan tetapi tetap melalui cara yang santun," katanya.
Secara demografis Pilkada 2020, kata dia, akan didominasi oleh aktor politik dari kalangan muda dan milenial. Oleh karena itu, kalangan muda dan mahasiswa harus memiliki komitmen untuk mengawal perjalanan Pilkada 2020 agar lebih santun dan damai.
Terkait dengan hal itu, pada hari Sabtu (15/8) pihaknya bekerja sama dengan Himpunan Aktivis Milenial Indonesia (HAM-I) menggelar seminar daring bertajuk "Kontribusi Mahasiswa dalam Mengawal Pilkada 2020 Berintegritas dan Damai".
Kegiatan tersebut, kata dia, diikuti oleh sekitar 100 peserta dari Soloraya melalui platform Zoom Meeting.
"Harapannya melalui diskusi ini bisa menjadi langkah awal kita sebagai pemuda dan mahasiswa untuk bersama-sama mewujudkan atmosfer demokrasi santun, terlebih di Kota Surakarta ini," katanya.