Temanggung (ANTARA) - Penyerapan kredit usaha rakyat (KUR) yang disediakan pemerintah untuk para petani yang bergerak di bidang hortikultura masih sangat rendah kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto.

Prihasto di Temanggung, Selasa, mengatakan KUR untuk hortikultura, Kementan sudah kerja sama dengan tiga bank, yakni BRI, BNI, dan Mandiri dengan jumlah dana Rp6,39 triliun.

"Saat ini serapan KUR hortikultura seluruh Indonesia itu tidak lebih dari Rp2 triliun, masih ada Rp4 triliun lebih yang berpotensi untuk diserap oleh petani hortikultura," katanya usai meninjau lahan budidaya tanaman asparagus di Dusun Sobohan, Desa Mangunsari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Pinjaman KUR sampai Rp50 juta, katanya tanpa agunan, yang penting ada rekomendasi dari dinas dan bupati.

Ia menyampaikan KUR ini salah satu yang bisa menggerakkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

"Saat ini pertumbuhan ekonomi kita di kuartal pertama positif dan kita coba agar pertumbuhan ekonomi ini terus bertahan di kuartal ketiga dan kuartal keempat suapaya terus positif, salah satunya adalah memanfaatkan KUR," katanya.

Ia berharap para petani optimalkan penggunaan KUR yang ada di daerahnya masing-masing. Peluang petani untuk mendapatkan KUR masih sangat tinggi.

"Kalau saya lihat budidaya asparagus salah satu komoditas unggulan ke depannya di Temanggung ini peluang untuk mendapatkan KUR tinggi sekali," katanya.

Ia menyampaikan KUR bunganya tidak tinggi hanya 6 persen per tahun, artinya kalau pinjam Rp50 juta bunganya hanya Rp3 juta per tahun atau Rp250.000 per bulan.

"Peluang mendapatkan KUR masih besar, manfaatkan sebaik mungkin," katanya. 
Baca juga: KUR bagi ibu rumah tangga tanpa bunga dilanjutkan hingga 2021
Baca juga: Bantu UMKM, Bank Jateng fasilitasi KUR hingga pelatihan

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024