Boyolali (ANTARA) - Sejumlah tokoh masyarakat di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, melaksanakan gerakan pendisiplinan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah itu.

Gerakan pendisiplinan protokol kesehatan yang diprakasai oleh seorang tokoh masyarakat Boyolali, Seno Kusumoarjo, didukung Gugus Tugas COVID-19, pejabat di lingkungan pemda, dan dihadiri tokoh lintas agama Boyolali, Ketua KPU dan Ketua Bawaslu, diawali dengan Apel Gerakan Pendisiplinan Protokol Kesehatan di Alun Alun Kidul Boyolali, Sabtu.

Setelah apel gerakan pendisiplinan protokol kesehatan tersebut, tim terbagi menjadi tiga kelompok dengan peralatan melakukan penyemprotan di sejumlah daerah di Boyolali yang masuk zona merah COVID-19.

Seno Kusumoarjo satu tokoh masyarakat Boyolali mengatakan gerakan pendisiplinan protokol kesehatan merupakan gerakan mengajak masyarakat untuk melakukan pendisiplinan protokol kesehatan di tengah COVID-19, dengan selalu mamakai masker, cuci tangan dengan sabun dan jaga jarak.

"Ini guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Masyarakat bersama pemerintah daerah, TNI, Polri, tokoh masyarakat, KPU dan Bawaslu setempat harus bersatu bergotong-royong melakukan pencegahan salah satunya dengan penyemprotan di daerah zona merah di Boyolali," kata Seno.

Menurut Seno, masyarakat berharap ke depan mudah-mudahan dengan gerakan gotong-royong tersebut dapat menggugah dan mendorong warga Boyolali untuk lebih lagi memiliki kesadaran penerapan protokol kesehatan dengan menerapkan adaptasi kebiasaan baru.

"Kami ajak masyarakat lainnya untuk lebih sadar dan disiplin menjaga protokol kesehatan terutama mengenakan masker, jaga jarak atau hindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun," kata Seno.

Seno mengajak masyarakat seluruhnya di Boyolali untuk disiplin adaptasi kebiasaan baru. Karena,. hal ini bukan terjadi di Boyolali saja, tetapi seluruh daerah di Indonesia. Bahkan, pandemi COVID-19 sudah melanda di 200 negara di dunia.

"Mari ikuti arahan dari Pemerintah Pusat yakni melakukan adaptasi kebiasaan baru. Artinya, hidup sehat dan kuncinya ada tiga hal yang sangat harus dilakukan sering cuci tangan dengan sabun, hidup bersih, pakai masker, dan selalu jaga jarak.

Seno mengatakan kegiatan tersebut juga membantu KPU dan Bawaslu di Boyolali agar penyelenggaraan Pilkada 9 Desember mendatang, juga bisa berjalan lancar dan jauh dari pandemi COVID-19. Sehingga, dilakukan pencegahan-pencegahan seperti ini.

"Hal ini, bentuk keseriusan KPU dan Bawaslu bersama jajaran TNI Polri di Boyolali dalam penyelenggaraan Pilkada 2020. Kami ini, juga mendukung penyelenggaraan Pilkada oleh KPU dan Bawaslu 9 Desember mendatang," katanya.

Petrus Sarijo, tokoh lintas Agama Boyolali mengatakan gerakan pencegahan tersebut merupakan gebrakan untuk menggugah masyarakat Boyolali tentang bahaya COVID-19.

"Kami berharap dengan gerakan-gerakan itu, dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Boyolali," kata Sarijo.

Ketua KPU Boyolali Ali Fahrudin mengatakan Pilkada serentak 2020 sudah menjadi kesepakatan nasional baik dari aspek politik maupun hukum sudah kuat.

Menurut Ali di tingkat KPU Boyolali sudah siap untuk melaksanakan tahapan-tahapan Pilkada 2020 di masa pandemi COVID-19. KPU sebagai penyelenggaran Pilkada sangat berterima kasih kepada semua pihak dalam pencegahan penyebaran pandemi COVID-19.

"Kami dalam melaksanakan tahapan selalu berkoordinasi dengan gugus tugas, dan semua elemen masyarakat yang memang ingin memastikan bahwa pelaksanaan pilkada di masa pandemi ini, aman untuk penyelenggara, peserta, dan pemilih. Hal ini yang dilakukan oleh Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Boyolali," kata Ali.

Pihaknya mendukung gerakan pendisiplinan protokol kesehatan tersebut, dan beberapa elemen masyarakat juga mendukung kegiatan ini.

KPU juga mengimbau masyarakat untuk ikut sadar karena pandemi tidak hanya dapat diselesaikan satu unsur saja, tetapi diperlukan gotong royong dan kebersamaan. 

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024