Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah mewujudkan mimpi warga yang belum memiliki sambungan listrik di rumahnya, karena sejak masa kepempimpinannya 2014-2020 sudah ada 42.342 unit sambungan listrik murah tersambung di kediaman warga yang membutuhkan.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menjelaskan jumlah itu berdasarkan data yang tercatat di dinasnya dan program pemasangan sambungan listrik murah di rumah melalui bantuan sosial (Bansos) tersebut dilakukan mulai 2014.

Realisasi listrik rumah murah itu tersebar di 35 kota dan kabupaten dengan rincian pada 2020 terpasang 15 ribu unit, 2019 terpasang 14.250 unit, 2018 terpasang 4.754 unit, 2017 terpasang 6.163 unit, 2016 terpasang 1.075 unit, 2015 terpasang 1.000 unit sambungan, dan 2014 terpasang 100 unit sambungan listrik.

Sedangkan kabupaten dengan sambungan listrik terbanyak terpasang di Kabupaten Banyumas sejumlah 1.976 unit dan Kabupaten Wonogiri sebanyak 1.905 unit, sementara untuk daerah dengan sambungan listrik rumah paling sedikit ada di Kota Semarang sebanyak delapan unit, dan untuk Kota Magelang, tidak ada pemasangan sambungan listrik murah.

Sujarwanto menjelaskan sambungan listrik itu untuk keluarga tidak mampu, supaya mereka yang membutuhkan listrik bisa terpenuhi.

“Untuk listrik murah ini, kelompok miskin akan mendapatkan fasilitas itu,” jelas Sujarwanto.

Menurutnya, bantuan tersebut sifatnya hanya sebatas stimulasi swadaya Hal tersebut telah disampaikan ke masyarakat penerima, sehingga program Bansos akan berhasil bila masyarakatnya mau gotong-royong, berinisiatif, serta mulai memprakarsai.

“Jadi konsep bantuan itu bukanlah mengatasi masalah, tapi adalah stimulasi untuk keswadayaan masyarakat,” kata Sujarwanto.

Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat akan timbul rasa untuk bisa mengatasi masalahnya sendiri, tentu dengan stimulasi pemerintah tersebut. Sejauh ini, sambutan masyarakat dengan bantuan tersebut baik seperti yang tampak dari program Desa Mandiri Energi yang mereka gagas. 

“Itu nampak gregetnya. Dulu yang kami bantu satu (rumah), bisa mereply lebih banyak rumah tangga yang lain untuk bantuan biogas lalu mereka putusi, akhirnya menuju desa mandiri energi,” tambahnya.

Program listrik murah, lanjut Sujarwanto, intinya adalah bagaimana masyarakat miskin menikmati listrik dan dari menikmati listrik, diharapkan masyarakat bisa berproduksi dari listrik. Namun dari pantauannya, memang tidak bisa berharap lebih dari itu sebab di rumah yang terpasang sambungan listrik itu memang kondisinya benar-benar kekurangan, seperti rumah seadanya, dengan pemilik rumahnya bekerja serabutan.

Munawar, warga Dukuh Rimbu Kidul, RT 2 RW 8, Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, mengapresiasi bantuan yang diberikan Gubernur Ganjar Pranowo tersebut.

Pria berusia 80 tahun ini mengaku sangat terbantu dengan sambungan listrik, sehingga rumahnya bisa terang, karena sebelumnya, bertahun-tahun dia mendapatkan sambungan listrik dari rumah anaknya yang berada di samping. Itu pun dengan daya terbatas karena berbagi.

"Begitu dapat bantuan listrik, kini jadi lebih terang. Saya manfaatkan untuk menerangi rumah,” kata pria yang kesehariannya bekerja sebagai petani. (Kom)


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024