Banjarnegara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah melakukan pemantauan terhadap sejumlah wilayah yang rawan kekeringan menyusul penurunan curah hujan menjelang puncak musim kemarau.

"Kami terus memantau wilayah berpotensi kekeringan secara intensif," kata Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto di Banjarnegara, Kamis.

Dia mengatakan hingga saat ini belum ada laporan terkait desa yang mengalami krisis air bersih di wilayah setempat.

"Akan tetapi kami terus memantau wilayah-wilayah yang berpotensi kekeringan sebagai upaya mitigasi bencana kekeringan," katanya.

Menurut dia, berdasarkan data BMKG pada tahun-tahun sebelumnya diketahui sebagian wilayah di Banjarnegara rawan kekeringan. "Kami terus melakukan pendataan di lapangan terkait wilayah mana saja yang rawan kekeringan," katanya.

Baca juga: Banjarnegara intensifkan program mitigasi kekeringan

Ia mengemukakan pihaknya juga telah menyiagakan sejumlah personel termasuk mobil tangki air yang siap mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Kami telah menyiagakan personel dan mobil tangki air. Apabila nantinya ada laporan dari masyarakat terkait krisis air bersih, tim kami akan segera meluncur ke lokasi," katanya.

Dia menambahkan pihaknya terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim kemarau.

"BPBD Banjarnegara terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim kemarau dengan melakukan berbagai upaya mitigasi yang diperlukan dan kami juga mengajak peran aktif masyarakat," katanya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie menambahkan puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Agustus 2020 sehingga curah hujan terus menurun.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat di wilayah itu untuk mewaspadai puncak musim kemarau guna mengantisipasi bencana kekeringan terutama di wilayah yang selama ini rawan terjadinya krisis air.

"Waspadai kekeringan, waspadai krisis air bersih dan kemungkinan kebakaran lahan sehingga masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas membakar sampah atau ranting di musim kemarau," katanya.

Ia mengaku pihaknya terus menggencarkan sosialisasi kepada para pemangku kebijakan mengenai tren kondisi cuaca terkini.

Baca juga: BPBD Banjarnegara: Masih ada desa alami kekeringan
Baca juga: Kekeringan masing berlangsung, 73 desa di Banyumas krisis air bersih
Baca juga: BPBD Cilacap salurkan 622 tangki air bersih ke warga kekeringan


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024